Bab 56

1.5K 156 44
                                    

🦋 Selamat membaca 🦋

Ahyeon mengeluh, tapi bersyukur karena latihan hari ini vocal tanpa tarian. Dengan begitu, tidak akan ada yang tau kalau sebenarnya ia kesakitan ketika berjalan.

"Dia membuatku begini, lihat saja aku akan membalasnya. Akan kubuat dia tidak bisa berjalan juga," dumel Ahyeon.

Sudah ada kursi di tengah-tengah ruangan, mungkin tempat untuk bernyanyi mereka?

Pharita kembali terdengar menghapal bagiannya. Gadis itu berdehem karena mendapatkan nada tinggi, mendadak suaranya terasa serak.

Ruka yang kebetulan sedang menaruh tasnya secara alami menawarkan botol minumannya pada Pharita. Sekali lagi, pandangan gadis Thailand itu tidak bersahabat dan Ruka tak mengerti apa alasannya.

"Tidak perlu, terima kasih," tolak Pharita sambil menepis tangan Ruka.

"Ri, minumlah dulu. Itu pasti karena kamu makan pedas tadi," kata Ruka.

"Tidak perlu."

"Rita?"

Pharita menoleh, jujur ini pertama kalinya Ruka menyebutnya dengan nama itu. Tidak seperti biasanya yang suka memanggil 'Riri'.

"Apa yang sedang kamu rasakan? Apa yang sedang kamu hadapi ayo bilang sama aku," pinta Ruka dengan tegas.

"Jangan memendam semuanya sendiri, kata Ahyeon itu tidak baik buat perasaan kita. Perasaan kita berhak mendapatkan sebuah kebebasan, jadi please katakan apa yang sebenarnya mengganggumu?" tanya Ruka.

Pharita menggeleng. "Aku tidak punya masalah apa-apa."

"Jangan mengelak terus, kamu ketahuan," kata Ruka.

"Kamu berlebihan, aku baik-baik saja padahal," balas Pharita berdehem, kemudian membaca teks di tangannya.

"Another story that's sad and true ... I can feel the pain can you, You had to be the one to let me down, to color me blue."

"Hate to see you someone new ... I'll put a curse on her and you, Ain't no looking back now you're dead and gone."

Ruka menghela napas berat, sungguh tak paham dengan sikap temannya ini kenapa menjadi begini. Ruka pun membiarkan Pharita sendiri, ia memilih latihan bersama Ahyeon rebahan di lantai.

"Coba lihat punya kamu," ucap Ahyeon mengambil kertas di tangan Ruka. Kemudian membaca dengan jeli, ternyata itu lirik khusus untuk Ruka.

"Wow. Bisakah kamu menyanyikannya? Aku ingin mendengarnya sekarang," pinta Ahyeon.

"Bagaimana dengan bagianmu?" tanya Ruka.

"Ya, sama saja. Kan bagian vocal, kamu kan beda. Ayo coba nyanyikan sekarang." Dia memaksa sembari menggoyangkan lengan Ruka, tampak menggemaskan.

Ruka pun mengangguk dan mulai menyanyikan bagiannya. Rapp pemberian staf cukup sulit pada awalnya, tapi Ruka berusaha melakukan yang terbaik. Ahyeon tidak tau kalau dalam nyanyian Ruka itu ada sebuah kesalahan.

Dahi Ahyeon menyerit. "Gitu doang?"

"Iya, segitu aja," balas Ruka.

"Ihhh, enak banget cuma seuprit." Ahyeon cemberut tak terima, pembagian line-nya jauh sekali.

"Bagaimana denganmu?" tanya Ruka mengambil alih kertas miliknya lalu tiduran di lantai sambil membaca lirik.

"Susah. Ini lagu susah," ucap Ahyeon.

"Susah bagaimana?"

"Ya ... gitu," sahut Ahyeon menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Go-o-o-on."

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang