Bab 26

1.3K 141 17
                                    

Hari ini, hari minggu. Dan hari libur bagi para trainee. Hari yang di tunggu-tunggu oleh Ahyeon karena ini menjadi kencan pertama mereka dan besoknya adalah hari ulang tahunnya. Dia akan berusia 17 tahun besok. Siapa yang tidak akan senang? Tentu saja Rora.

Rora menjadi satu-satunya orang yang menganggap semua hari adalah keburukan, bahkan hari libur pun  dia tidak bisa mendapatkan ketenangan. Lagi dan lagi kedua orang tuanya terdengar bertengkar.

"Sekarang apalagi yang mereka ributkan," ucap Rora dengan kasar melempar pakaian dari lemari ke atas ranjang.

"Orang lain melakukan sarapan setiap pagi, tetapi mereka malah ribut. Apa yang mereka mau sebenarnya?"

"Aku juga tidak mau tinggal bersama mereka, percuma tinggal bersama pun tetap seperti tinggal sendirian."

Rora mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Gadis itu sudah mengambil keputusan bahwa dia akan pindah ke dorm mulai hari ini dan tinggal bersama teman-temannya. Tidak ada gunanya juga tinggal di rumah tetapi bukan rumah.

Setiap hari, dia hanya menjadi objek yang di lempar ke sana ke mari hanya karena tidak mau mengurusnya.

Rora juga mengemasi peralatan sekolahnya. Ketika sedang berkemas, Rora tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak dari atas rak. Isinya jatuh berantakan di lantai, Rora membereskannya. Namun, ketika tangannya mengambil sebuah poto, jantung seperti berhenti berdetak.

Sebuah poto lama yang menyimpan banyak kenangan. Tentang hebatnya sebuah persahabatan. Bagaimana orang asing bertemu, kemudian terikat sebuah ikatan dengan kata persahabatan.

Itu sangatlah indah.

Rora terdiam begitu lama. Sebuah serpihan fuzzel tentang masa-masa itu mulai memenuhi isi kepalanya. Tanpa Rora sadari air matanya terjatuh begitu saja. Ia mengusap poto itu dengan lembut.

"Kenapa kamu menghancurkan semuanya, Kak?" gumam Rora.

"Kita dulu sangat dekat dan hangat. Aku merasa beruntung bertemu denganmu di hari pertama di agensi, aku tidak mengenal siapa pun di sana, tapi karena kamu. Aku betah berlatih di sana."

"Sampai sekarang sulit menerima apa yang sudah kamu lakukan kepadaku, apalagi kepada Riri."

"Kamu menghancurkan persahabatan kita. Kamu menghancurkan rumahku."

Rora memeluk kotak yang isinya adalah kenangan tentang persahabatan mereka bertiga. Ada poto polaroid mereka bertiga, gelang persahabatan dan semua tentang mereka dulu.

Dulu.

Sebelum semuanya berubah menjadi satu keburukan.

FLASHBACK

Seseorang berdiri di ambang pintu bus yang otomatis, dia menggunakan kartu pembayaran khusus bus dua kali untuk bisa mengurangi kecepatan bus. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Rora.

Rora yang melihat itu tentu semakin bersemangat menggapai tangannya. Ia tak ingin ketinggalan semakin jauh.

"Ayo, pegang tanganku!" Dia berseru tegas.

Rora mengulurkan tangannya untuk bisa menggapainya. Namun, tangannya tidak semudah itu menggapainya. Orang itu berdecak, barusan itu hampir saja.

"Ayo cepat!" Dia berseru lagi.

"Tunggu aku!" ucap Rora berlari semakin mengejarnya.

"Cepat, pegang tanganku."

Dengan semua usaha dan dukungan, Rora berhasil menggapai tangan orang itu. Kedua tangan mereka saling menggenggam kuat, orang itu menarik Rora naik ke dalam bus yang sama dengannya.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang