Bab 23

1.4K 143 18
                                    

"Ada apa, Unnie? Apa yang terjadi?"

"Tidak terjadi apa-apa. Ini biasa terjadi pada mereka, kadang mereka berdua selalu punya pemikiran yang berbeda," jelas Asa.

"Dan apa maksud Rora unnie? Dia bilang Ruka unnie ... pembunuh?"

Asa mengusap lengan gadis itu, pastilah di usianya yang seperti ini dia terkejut mendengar kabar salah satu dari mereka ada yang terlibat pembunuhan. Asa merasa takut nanti salah menjelaskan.

"Unnie, jangan diam saja. Beritahu aku," desak Chiquita.

"Ceritakan semuanya. Aku benar-benar ingin tahu segalanya sekarang. Kenapa Ruka unnie menyakiti tangan mereka berdua, kenapa Rora unnie menyebutnya pembunuh. Ayo katakan semuanya," pinta Chiquita sambil menggoyangkan lengan Asa.

"Ada apa dengan Ruka unnie sebenarnya?"

Asa menghela gusar. "Aku bingung menceritakannya harus dari mana. Kejadian ini sudah satu tahun yang lalu, kamu mungkin pernah mendengar bahwa ada trainee yang ditemukan meninggal. Kabar itu terlupakan oleh media begitu saja."

"Rumor mengarah pada Ruka, dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berani mendekatinya. Terakhir kali trainee terlibat dengan Ruka, jadi mereka berpikir Ruka ada hubungannya dengan kasus kematian itu. Sejak saat itu, Ruka mengasingkan diri."

"Aku tidak tahu banyak, aku juga mendengar semua ini dari trainee lain yang lebih dulu berada di sini bersama mereka. Ahyeon satu-satunya penasaran dengan alasan kenapa Ruka mengasingkan diri, dia bertekad untuk mendekatinya dan mencari tahu semua rumor itu benar atau tidak, kami sudah melarang Ahyeon jangan mendekatinya, tapi ternyata Ahyeon tetap mendekat dan sekarang malah terjebak dengan perasaan."

"Jadi beginilah sekarang, Ahyeon sudah berhasil mendekati Ruka, memberikan banyak sentuhan pada Ruka, mematahkan semua rumor Ruka bahwa semua itu tidak sepenuhnya benar. Ruka tiba-tiba bisa berubah menjadi sosok yang lain," kata Asa.

Chiquita terlalu menyimak dengan seksama sehingga tidak menyela sedikit pun penjelasan dari Asa. Dengan begitu, ia mulai memahami situasi panas yang sedang terjadi ini.

"Rami akan selalu mendukung apa pun yang Ahyeon lakukan selama itu yang terbaik buat Ahyeon. Melihat Ahyeon bahagia, Rami akan ikut bahagia. Rami bisa menjadi pelindung buat Ahyeon," ucap Asa.

"Sedekat itu mereka?" tanya Chiquita.

"Iya, saat aku dan Rami masuk ke sini kami tidak sedekat itu. Tapi Ahyeon, dengan kepribadian dia yang ceria seperti itu berhasil mendapatkan perhatian Rami," kata Asa sambil tersenyum mengingat momen pertama kali mereka bertemu.

"Mereka menjadi lebih dekat dari yang aku bayangkan. Dan Rora, punya pemikiran yang berbeda. Cara dia melindungi Ahyeon tentu tidak sama dengan Rami, dia sedikit keras," ucap Asa menepuk pundak Chiquita.

"Kamu jangan takut melihat kemarahan Rora. Marah itu tandanya sayang dan peduli. Dia hanya tidak ingin Ahyeon melanggar aturan dan di keluarkan dari agensi, itu sebabnya dia marah-marah."

"Selama ini, Ahyeon menjadi yang termuda di antara kami. Kami semua sangat menyayanginya seperti adik kami sendiri, semua yang dia lakukan akan selau kami dukung sepenuhnya. Semua perhatian kami tumpah kepadanya, kami benar-benar akan melakukan apa saja untuk Ahyeon."

"Itulah sebabnya Rora sangat marah dengan keputusannya hari ini. Karena biasanya dia tidak pernah membuat keputusan tanpa diskusi dulu sama kami, kamu mengerti?"

Chiquita mengangguk.

"Sekarang kamu adalah yang termuda, tentu kami akan memperhatikanmu sekarang. Lagi pula, Ahyeon sendiri yang barusan bilang kalau dia sekarang bukan anak kecil, dia sudah dewasa. Jadi kami akan lebih memperhatikanmu," tukas Asa.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang