Bab 5

1.8K 163 26
                                    

Hari minggu, biasanya akan Ruka habiskan dengan tidur, makan dan menonton Netflik. Tapi entah kenapa hari minggu sekarang ia tidak melakukan rutinitas itu seperti biasanya, malah terlihat sibuk mencari pakaian yang pas untuk ia gunakan.

Dimulai dari koas, sweetear hingga kemeja sudah ia coba, tetapi tak kunjung menemukan yang pas. Ia bersikap seperti belum puas dengan pakaian yang dia punya, padahal ini hanya jalan-jalan di hari minggu kenapa ia bersikap seolah akan berkencan?

Gadis itu terdiam sebentar, menyadari hal bodoh apa yang sedang dia lakukan. "Kenapa aku pusing? Ini 'kan hanya jalan-jalan," gumamnya bingung.

"Dan kenapa aku menuruti perintah gadis aneh itu?" Dia sadar lalu melempar pakaian ke atas ranjang.

"Oke, ada apa denganku? Kenapa aku bersikap seperti ini? Seharusnya aku tak usah peduli."

Lama diam sambil menatap diri di cermin, tiba-tiba Ruka teringat kalau teman sekamarnya juga pergi jalan-jalan. Asa dan Pharita, mereka sudah pergi sekitar 15 menit yang lalu.

Ruka semakin gusar, teringat pernah menghabiskan waktu seharian bersama Pharita setiap hari minggu.

"Berhenti memikirkannya, kenapa aku begitu bergantung padanya sedangkan dia sendiri sudah tidak peduli padaku."

Ruka kembali memilih pakaian yang akan dia gunakan. Ruka sudah mengambil keputusan, ia akan ikut jalan-jalan hanya karena ingin bersikap baik pada gadis itu, juga ingin mematahkan pandangan Pharita dimana ia masih gagal move on.

Ceklek

Suara pintu terbuka, Ruka terkejut bukan main sampai pakaian di tangannya terjatuh ke lantai. Ruka menjadi gugup ketika Pharita memergokinya bingung memilih pakaian untuk pergi.

"Oh, ponselku ketinggalan," ucap gadis itu santai mendekati ranjangnya di samping Ruka.

Ruka masih diam, menahan malu.

Pharita memperhatikan. "Kamu mau pergi?"

Diam artinya, iya. Pharita mengulum senyum, untuk pertama kalinya Ruka mau keluar dan berbaur dengan semua orang.

"Kaos putih dan kemeja hitam cocok untukmu." Hanya itu yang Pharita katakan sebelum pergi, tetapi mampu membuat Ruka kembali merasa berdebar.

Ia menyentuh dadanya yang lagi dan lagi masih berdetak untuk Pharita. "Hatiku masih berdebar untukmu, bagaimana denganmu?"

Ruka akhirnya menerima saran dari sang mantan kekasih. Pharita memang selalu tahu stayle seperti yang pas untuknya. Ruka mengenakan koas putih dibalut dengan kemeja hitam, ia membiarkan rambutnya tergerai indah tak lupa membawa topi hitam.

Meski semuanya serba hitam, dirasa itu lebih baik dari padanya banyak warna yang saling menabrak. Ruka segera bergegas menyusul mereka, entah kenapa ia punya perasaan tidak ingin membuat Ahyeon menunggu terlalu lama, tidak ingin juga membuat gadis malang itu terus berharap yang tak pasti.

****

"Sudahlah, dia tidak akan datang," kata Rami bosan menunggu.

"Dia akan datang," balas Ahyeon masih yakin.

Rora memelas. "Bagaimana cara kita memberitahunya?"

Rami dan Asa menaikan kedua bahunya tak tahu. Kutipan kalau jangan memberikan saran kepada orang yang sedang jatuh cinta, karena itu hanya akan berakhir sebagai angin lalu sepertinya benar.

"Ahyeonnie ... kalau dia akan datang, dia pasti sudah datang. Kita sudah menunggu setengah jam dia belum datang juga," ujar Rami.

"Masih ada 5 menit lagi buat jam 8," kata Ahyeon menatap lurus ke depan, berharap Ruka segera muncul.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang