Bab 9

1.6K 160 14
                                    

Ahyeon mendelik kaget, matanya berkedip untuk memastikan ia tidak salah melihat. Tapi itu memang Ruka.

Ruka turun dari mobil yang sama dengan Pharita dan Asa. Padahal biasanya Ruka akan berangkat dan pulang sendiri naik bus, kenapa hari ini dia berangkat bersama lewat mobil yang di sediakan oleh agensi?

Ahyeon tak percaya ini. Benar-benar tidak percaya.

"Ahyeonnie!" seru Asa langsung memeluk Ahyeon yang berdiri di pintu masuk.

"Aku tidak percaya ini, kamu sungguh luar biasa! Kamu sadar, kamu itu sangat hebat!?" Asa bicara dengan antusias.

"Memang apa yang aku lakukan?" tanya Ahyeon bingung.

"Kamu tidak melihatnya barusan?" Asa malah balik nanya membuat Ahyeon semakin linglung.

"Kenapa sih?"

Pharita memutar bola matanya lalu merangkul pundak Ahyeon dan membawanya berjalan masuk ke agensi.

"Kamu tidak melihat kalau untuk pertama kalinya kami bertiga berangkat bersama ke agensi," ucap Pharita.

"Benar sekali!" sahut Asa dengan heboh. "Dia biasanya tidak mau berangkat atau pulang bersama kami, tapi hari dia mau. Bahkan kamu harus tahu kalau dia memanggil namaku saat di dorm!"

"Aku tidak percaya ini. Berbulan-bulan tinggal satu dorm bersama Ruka, baru tadi siang dia memanggil namaku dan meminta tolong padaku."

Ahyeon sedikit tertawa. "Memangnya tidak pernah, ya? Kalian sampai seheboh ini cuma gara-gara dia begitu."

"Tidak pernah dan tidak pernah," ucap Asa.

Pharita mengangguk setuju. "Baguslah, kamu sudah merubah dia."

Entah kenapa Ahyeon merasa senang mendengarnya. Ia sangat senang kalau kedekatannya bersama Ruka membawa perubahan yang pesat buat Ruka. Gadis itu mulai berbaur dan tidak sendirian mengasingkan diri.

Ahyeon merasa semakin menyukainya.

"Ohh urri Ahyeon~ kenapa kamu tersenyum seperti itu?" Asa menggodanya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Tidak ada," balas Ahyeon sedikit tertawa malu.

"Astaga ... kenapa dengan pipi tembammu ini?"

"Apasih kalian. Tidak kenapa-napa!" bantah Ahyeon malah membuat pipinya semakin merah merona.

"Hayo loh ... apa yang kamu bayangkan," ejek Asa menyenggol pundak gadis bernama Ahyeon itu.

"Aku sungguh tidak kenapa-napa, ikut senang aja kalau dia sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku senang akhirnya satu per satu rumor itu patah dan terbukti tidak benar," ucap Ahyeon berhenti melangkah di ikuti oleh Pharita dan Asa.

Ketiganya sama-sama berhenti di tempat yang sama, melihat pintu lift tertutup dimana ada Ruka sendirian.

"Aku senang setiap kali melihatnya," ucap Ahyeon penuh makna.

"Kurasa kamu berhasil menyentuh hatinya," kata Asa.

Kalau itu benar, Ahyeon akan sangat bahagia. Pada akhirnya usahanya menyentuh hati Ruka membuahkan hasil, padahal awalnya cuma iseng doang, eh sekarang malah keterusan terus suka beneran. Ini belum seberapa dengan rencana yang Ahyeon susun selama ini. Tapi benarkah Ruka sudah luluh?

"Aku mau duluan, harus ke toilet," ucap Pharita tiba-tiba.

"Apa kamu banyak minum semalam?" tanya Asa.

"Sepertinya iya, aku jadi harus ke kamar mandi terus," balas Pharita. "Yasudah, aku pergi duluan. Sampai bertemu nanti di sana!"

"Nde."

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang