🦋 Selamat Membaca 🦋
Ahyeon merasa kesal karena Rami sengaja menghalangi jalannya. Padahal ia sudah tak sabar menemui Ruka yang sejak pagi bersikap aneh. Percayalah, selama di sekolah Ahyeon tak fokus dengan mata pelajaran karena sibuk memikirkan Ruka.
"Minggir," pinta Ahyeon.
"Password-nya dulu," balas Rami dengan sengaja menamprakkan tangannya.
"Rami ... awas, ah!" Ahyeon mendengus sebal.
"Password dulu."
"Kamu mah."
"Kamu itu sejak pacaran sama Ruka lupa sama aku. Hampir tidak ada waktu buat bicara apalagi main, tidurpun sekarang sama Ruka padahal sekamarnya sama aku." Sebuah keluhan lucu keluar dari bibir Rami.
"Kan Kakak butuh banyak perhatian."
"Aku juga! Ah, sudahlah. Kalau ada password boleh lewat," tukas Rami.
Ahyeon cemberut sembari sibuk mencari sesuatu untuk di berikan pada Rami. Orang itu tidak akan membiarkannya lewat kalau belum di sogok.
Sementara Rora boleh masuk tanpa di halangi oleh Rami.
"Cepetan password-nya dulu baru boleh masuk," tukas Rami.
"Apaan sih, minggir!" tegas Ahyeon. "Rora aja boleh masuk tanpa password kok," sebal gadis itu.
"Beda dong, dia masuk dengan cara kasar kayak gitu pasti sumpek sama mapel fisika lagi. Udah cepetan mana password-nya," pinta Rami mendesak Ahyeon.
Ahyeon dengan kesebaran yang mulai menipis mau tak mau harus mengikuti permainan dari Rami. Ia hanya menemukan satu bungkus permen juga sisa cokelat tadi siang di dalam tasnya. Ahyeon memberikannya pada Rami.
Gadis berambut pirang itu tersenyum lalu membolehkan Ahyeon masuk ke dorm.
"Dasar perampok."
"Biarin. Siapa suruh main circle dalam circle," balas Rami tak mau kalah.
"Siapa yang main circel dalam circle sih? Toh kamu juga deket sama Rita," jawab Ahyeon tak terima dengan tuduhan yang di lontarkan oleh Rami.
"Kalau tanpa ada Rita, aku sendirian kayak anak hilang tau! Asa mengunci diri di kamar seharian penuh, lalu Chiquita main sama Ruka berasa seumuran mereka."
"Main bareng?" Ahyeon mendelik kaget mendengarnya.
Rami dengan lucu menganggukan kepalanya, ia membuka permen pemberian dari Ahyeon kemudian memakannya dengan nikmat.
"Dia ngotot namanya Ruhi, dorm juga baru beres di beresin sama Riri. Ya ampun, aktif dia kalau jadi Ruhi semua barang-barang di kamarnya di keluarin nih tempat udah jadi playground," jelas Rami.
"Masa?"
"Mau aku tampol?" Ancam Rami, sialnya Ahyeon malah terkekeh melihatnya.
Gadis itu melepas sepatunya lalu memasuki dorm tempatnya tinggal bersama para trainee. Ruangan memang sudah rapi, nyaris tidak terlihat pernah berantakan.
Ahyeon percaya kok kalau Ruka bisa melakukan itu. Apapun kepribadian Ruka, tetap Ahyeon suka.
"Kak? Aku pulang," ucapnya melangkah masuk.
Tidak ada sahutan membuat Ahyeon mengerutkan dahinya. "Mana? Jangan bohong lah Rami."
"Siapa yang bohong? Dia emang ada di sana," jawab Rami terdengar kesal.
"Mana! Buktinya tidak ada," sebal Ahyeon melempar tasnya ke atas sofa.
"Di kamar kali."
Ahyeon membuka pintu kamar Ruka sesuai perintah Rami, sayangnya pemilik kamar ini memang tidak ada di sini. Ahyeon mendesah berat, sebenarnya para trainee tau atau tidak Ruka ada dimana sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...