Bab 50

1.5K 175 58
                                    

Selamat Membaca

"Rora cukup," pinta Asa karena situasi semakin tidak terkendali. Emosi Rora meluap-luap bahkan Pharita saja tidak mampu menahan Rora.

"Kamu diam, Unnie. Kamu selalu diam jadi hari ini pun kamu diam!" tegas Rora sambil menunjuk Asa.

"Biarkan si bodoh ini menyadari betapa egoisnya dirinya saat ini!" cetus Rora melirik Ahyeon.

"Jangan terus denial Ahyeon! Kamu itu terobsesi," tukas Rora.

Ahyeon yang mati-matian menahan tangis akibat sakit hati atas ucapan Rora sejak tadi akhirnya memberanikan diri mendekati Rora. Ia menghapus jarak supaya bisa bicara langsung dengan Rora, memberitahu gadis yang paling keras di antara mereka.

"Asal kamu tau, cinta itu harus di perjuangkan! Kalau kamu jatuh cinta, kamu akan tau kalau berjuang untuk orang yang terkasih tidak sebercanda itu," ucap Ahyeon.

"Kamu benar, aku yang salah."

"Yeon ...." Rami jadi tak tega melihatnya.

"Kalau dengan mengharapkan balasan cinta dari Ruka adalah sebuah obsesi, aku akan berhenti mengharapkan dia. Aku memang tidak pernah menyimpulkan dari satu kejadian, tapi dari banyak kejadian. Pharita banyak memperhatikan Ruka bahkan dari hal-hal kecil. Itu memang bukan salahnya, aku yang terlalu cemburu karena aku iri!" teriak Ahyeon.

"Aku sangat iri padanya!" Ahyeon menunjuk Pharita sambil menangis. "Dia tidak perlu melakukan apa pun untuk bisa di cintai oleh Ruka. Sementara aku harus melakukan banyak hal supaya Ruka melihatku dan itu pun masih belum cukup."

"Semua yang aku lakukan pada Ruka belum cukup membuatnya sadar kalau aku sangat mencintainya. Katakan padaku, aku harus bagaimana?"

"Meninggalkan Ruka?" tanya Ahyeon menatap Rora dan Pharita secara bergantian, kemudian mengusap air matanya dengan kasar.

"Aku akan berhenti. Kamu bisa kembali pada Ruka, toh di hidup Ruka cuma hanya ada kamu saja tidak ada yang lain. Jangan khawatir, Ruka sudah setengah sembuh. Dia akan segera kembali padamu. Aku hanyalah mimpi buruk untuk Ruka."

"Tapi satu hal ...." Ahyeon menjeda ucapannya karena terlalu sakit hati. Dadanya benar-benar sesak. Pada akhirnya dia menggunakan logika.

"Aku tidak pernah menyesal mencintai Ruka sehebat ini dan segala kekurangannya."

"Maaf." Gadis itu menunduk meminta maaf di hadapan Rora dan Pharita.

Rora terlihat belum puas, ia merasa Ahyeon belum mengakui semua kesalahan sikapnya pada Pharita. Ia mendekat, tapi Ahyeon berlari meninggalkan mereka. Sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit.

Bruk!

Karena berlari sambil menunduk, Ahyeon tak sengaja menabrak seseorang yang tegas. Ia mendongak untuk meminta maaf, namun malah terdiam terkejut karena orang yang dia adalah Ruka.

Bahkan semua trainee memandang kaget atas kedatangannya yang tiba-tiba.

Ruka menahan badan Ahyeon yang mau pergi. Ia merangul pundak Ahyeon untuk berjalan bersamanya kembali pada lingkaran pertemanan mereka.

Ahyeon menggeleng dan ingin pergi, tetapi Ruka tidak membiarkannya. Gadis itu memberikan dorongan untuk Ahyeon supaya tidak melarikan diri dari situasi yang menyakitkan.

Tepat di hadapan semua orang, Ahyeon bersenyumbunyi di dada Ruka. Ruka tak tahu apa yang telah terjadi sampai Ahyeon yang pemberani kehilangan keberanian menatap teman-temannya sendiri. Ia menatap satu per satu para trainee itu seolah bertanya apa yang telah terjadi?

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang