Bab 68

1.1K 164 99
                                    

🦋 selamat membaca 🦋

Seharusnya ini menjadi kencan yang paling indah dan menyenangkan. Inilah yang Asa mau, hubungannya terbuka bersama Rora bahkan semua trainee sudah tau kalau hari ini mereka melakukan kencan pada umumnya.

Jalan berdua, gandengan tangan, tertawa bersama, benar-benar saling mengenal satu sama lain secara lebih dekat. Nanti malam pun rencananya menonton di bioskop biar seperti kencan pada umumnya.

Sayangnya, meski begitu pikiran Asa entah ada dimana. Ia beberapa kali mengabaikan Rora karena sibuk memikirkan Chiquita. Adiknya itu bersikap aneh dan tentu saja Asa penasaran apa penyebabnya.

Ia sadar tidak seharusnya memikirkan orang lain ketika bersama pasangan, hanya saja ini benar-benar mengganggunya.

Tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan Rora, Asa seharusnya bisa menjaga perasaan Rora yang saat ini benar-benar ingin bersama. Ia bahkan sudah melupakan Pharita dan Ruka hanya untuk fokus pada Asa, tetapi apa balasan gadis itu?

"Aku hanya meminta waktumu satu hari. Apakah itu sangat sulit bagimu?" tanya Rora menahan rasa sesak di dada.

"Kita menjadi lebih sulit bersama ketika menjadi pasangan, apa sebaiknya kita jangan melewati batas persahabatan?" Rora kembali bertanya.

Karena dalam persahabatan, Asa mau dekat sama siapa pun Rora tidak punya alasan untuk cemburu. Mereka tidak menempel pun tidak jadi masalah sama sekali, berbeda ketika menjalin hubungan. Abai sedikit langsung jadi masalah besar.

"Bukan begitu, tapi cobalah untuk mengerti. Chiki sangat mengkawatirkan," ujar Asa.

"Ada Riri di sana sebagai unnie line, Ruka juga ada di sana."

"Kenapa kamu tidak mengerti?"

"Kamu yang tidak mengerti!" teriak Rora.

"Kalau dengan menjadi sepasang kekasih malah membuat kita renggang dan jauh sebaiknya dari awal kita tidak usah melangkah jauh!"

"Ini malah membuat kita tidak saling percaya, tidak saling mengerti. Aku cukup paham tapi aku juga mau kamu!" tegas Rora.

"Aku meninggalkan Riri dan Ruru hanya untuk bersamamu, seperti yang kamu mau. Tapi apa sekarang? Aku hanya minta seharian kita bersama kamu tidak bisa," ucap Rora terlihat sedih.

"Aku berarti atau tidak sebenarnya? Kamu seharusnya juga bisa melupakan dunia kalau sedang bersama aku, tapi tidak. Kamu tidak melakukan itu, kamu terus seperti ini. Bukan aku yang terlampau cemburu tapi kamu yang memang giniin aku terus!" geram Rora.

Dadanya naik turun dengan cepat karena menahan rasa sakit di dadanya. Tak pernah ia membayangkan kalau menjalin hubungan ternyata serumit ini, mengalah rasanya sakit tetapi memaksa ia tak bisa melakukan itu.

Pantas saja kedua orang tuanya sering bertengkar karena saling memahami itu sangat sulit dan mengalah? Itu terlalu sakit.

Ia mengerti kenapa Ahyeon sangat membenci Pharita karena menjadi penghalang hubungannya. Karena ia pun mulai merasa membenci Chiquita yang selalu menghalanginya bersama Asa.

Chiquita seharusnya tidak hanya mengandalkan Asa saja, dialah yang paling muda semua orang pasti mengkhawatirkannya, pasti memikirkannya tapi anak itu malah hanya bergantung pada Asa.

Rora yang sangat kesal sekarang rasanya ingin menghancurkan sesuatu. Ia meminta pada Asa untuk memilihnya, tetapi Asa tak bisa. Ia tak bisa membiarkan Chiquita sendirian di keadaan seperti ini.

"Tolong maafkan aku," ucap Asa dengan bergetar.

"Aku memintamu untuk di sini bersamaku."

"Aku mohon," pinta Asa.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang