Bab 61

1.4K 178 48
                                    

🦋 Selamat Membaca 🦋

Rora itu memang tidak bisa di tebak. Kadang berangkat agak siang, kadang berangkat terlalu pagi. Karena itulah Jasmine telah memilih jam 06:00 pagi untuk menunggu Rora di halte bus. Tak peduli berapa lama ia menunggu, yang jelas rela dia lakukan hanya untuk Rora seorang.

Sekarang, gadis tomboy yang sekarang sudah tidak bersikap tomboy lagi itu menunggu kedatangan Rora dengan sabar. Sesekali melihat kotak bekal sarapan yang telah ia siapkan dengan sepenuh hati. Jasmine memang bukan gadis idaman nan feminim, tetapi siap berubah untuk Rora.

Jasmine menangkap sosok Rora sedang berjalan ke arahnya dengan tampang kusut dan kesal.

"Annyeong! Rorayang."

Rora mendengus sebal. "Jangan mengangguku sekarang Jasmine. Aku sedang kesal," gerutu Rora, sebab pagi ini terasa begitu kacau. Ada merpati mati dan itu sangat mengkhawatirkan kalau sampai ketahuan Ruka adalah pelakunya.

"Yaudah, coba lihat!" seru gadis itu menunjukkan kotak bekal bergambar kepala panda.

Rora menyeritkan dahinya tak mengerti. "Apa semua ini?"

"Sarapan. Kamu itu tidak bisa di tebak, kadang berangkat siang kadang berangkat lebih pagi dari biasanya. Karena itu, hari ini aku sengaja menunggumu lebih awal supaya bisa sempat memberikan sarapan padamu," ujar Jasmine tersenyum.

"Aku membuatnya dengan susah payah karena tak pernah melakukan semua ini. Coba lihat, tanganku juga terluka," ucap Jasmine merajuk sedih.

"Kenapa melakukan sesuatu yang tidak biasa bagimu?" cetus Rora.

"Apalagi yang bisa aku lakukan? Aku ingin tau tipe idamanmu seperti apa," jawab Jasmine cemberut.

"Bagaimana penampilanku sekarang? Apakah sudah masuk kriteria pacarmu?"

Rora menatap Jasmine dari atas sampai bawah, kenapa ia baru menyadari kalau gadis ini telah berubah drastis dari biasanya?

Rambut yang biasa terikat, tiba-tiba di gerai dengan bando berwarna biru. Tidak ada lagi aura tomboy dalam diri Jasmine, dia benar-benar sepenuhnya menjadi lebih girly dan feminim.

"Cantik tidak?" desak Jasmine.

Rora mengangguk malas. Mau bagaimana pun penampilan Jasmine, Rora sama sekali tidak tertarik.

"Apa?" ucap Rora.

Jasmine tiba-tiba cemberut sembari mengarahkan jari telunjuknya yang terluka akibat memasak subuh tadi. "Tiupin, sakit tau."

"Kubilang jangan menggangguku sekarang!"

"Ayolah~ apa kamu tidak kasihan? Ayo tiupin!" Jasmine memaksa.

"Rorayang~"

"Ck, berisik!" cetus Rora menatap sebal.

"Tiupin biar cepat sembuh."

"Lain kali jangan melakukan hal yang tidak pernah kamu lakukan sebelumnya, Jasmine. Kamu menyusahkan orang lain," ucap Rora memberitahu.

Meski kesal, Rora tetap meniup jari telunjuk milik Jasmine dengan lembut. Jangan tanya betapa teduhnya perasaan Jasmine atas sikap sederhana Rora yang ini. Ia semakin jatuh cinta.

"Seperti apa tipe pacarmu?"

"Kubilang jangan melakukan hal yang tidak pernah kamu lakukan!" tegas Rora.

"Tapi aku ingin tau!" paksa Jasmine.

"Kenapa ingin tau hah!?"

"Tentu saja aku ingin menjadi pacarmu. Apa itu salah?" tanya Jasmine.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang