Bab 71

1.8K 173 82
                                    

🦋 selamat membaca 🦋

Setelah membujuk dengan susah payah, Asa berhasil mendapatkan akses untuk masuk ke kamar dan bicara dengan adik bungsunya.

Asa tau kalau Chiquita menyimpan sesuatu yang tidak bisa di ungkapkan, sejak kemarin sudah bertingkah aneh. Karena itu, Asa berusaha untuk memahami hanya saja kalau tanpa petunjuk sama sekali Asa tidak mengerti. Ia bingung dengan ketakutan apa yang sedang di hadapi oleh Chiquita?

Setiap kali di tanya gadis itu menggeleng berusaha untuk terlihat baik-baik saja, padahal Asa tau kalau pikirannya sedang kacau. Asa meminta dengan sangat lembut, tetapi Chiquita tetap menolak mengatakannya.

Asa semakin yakin kalau Chiquita mengetahui sesuatu tapi karena perasaan takut jadi tak bisa mengatakannya pada Asa. Asa harus memikirkan cara lain untuk memancing keberanian Chiquita.

Pertama-tama, Asa menarik Chiquita masuk ke dalam pelukan. Memberikan sensasi tenang baginya. Asa hanya perlu sabar sampai Chiquita siap membagi masalahnya saat ini.

"Kamu tau? Aku meninggalkan Rora hanya untukmu, karena aku tau kamu mengalami sesuatu yang besar," ucap Asa membuka pembicaraan.

"Tidak masalah kamu tidak bisa mengatakannya aku sedang berusaha memahamimu," kata Asa.

Chiquita menengok ke atas, menatap mata Asa yang tulus peduli padanya. Asa tidak akan membiarkan Chiquita menyimpan semua masalahnya sendiri. Ia sudah belajar dari masalah sebelumnya dimana ia telah gagal memperhatikan Ahyeon sehingga Ahyeon terluka parah sekarang. Menanggung semuanya seorang diri.

Cengkeraman Chiquita di baju Asa semakin erat karena mendengar kata-katanya. Chiquita semakin takut memberitahu Asa. Apa yang akan Asa rasakan kalau tau ternyata teman baiknya adalah dalang dari semua kekacawan ini?

"Ada apa? Kamu tau sesuatu 'kan?" tanya Asa dengan lembut mengusap rambutnya.

"Bilang sama aku, semuanya bakal baik-baik saja," kata Asa memberitahu.

Chiquita menggeleng pelan.

"Ruka yang membunuh merpati Rora?"

"Bukan, bukan dia."

Ternyata benar anak ini mengetahui sesuatu. Tetapi hal apa yang membuatnya takut untuk menceritakannya?

Asa mencoba memahami lewat sorot mata Chiquita, tetapi tak bisa memahaminya. Ini terlalu rumit.

"Lalu siapa? Kamu tau pelakunya?" tanya Asa sedikit mendesak.

"Aku ... tidak, aku ... tidak ... tau," jawab gadis itu menunduk ketakutan.

Tiba-tiba saja ancaman Ruhan terdengar begitu menyeramkan di telinganya. Chiquita jadi memeluk Asa lagi dengan lebih erat.

"Sekarang apa yang membuatmu takut?" tanya Asa dengan suara lembut.

"Kenapa kita seperti ini sekarang? Kenapa semuanya sudah saling tidak bisa mempercayai satu sama lain?" ujar Chiquita menangis.

"Aku tidak bisa mengatakannya, aku takut."

"Dia mengancammu?"

Chiquita mengangguk. Asa segera menangkup kedua pipi adiknya dengan tegas. Ia menatap dengan serius, hanya tinggal satu langkah lagi dia akan tau semuanya dari Chiquita.

"Dia mengancanmu karena dia ada di dekatmu?" tanya Asa.

Chiquita diam, benar-benar menutup mulutnya serapat mungkin. Tidak boleh keluar satu kata pun lagi darinya atau Pharita akan tau dan berbuat sesuatu yang buruk padanya.

"Siapa pelakunya?" desak Asa penasaran.

"Bilang sama aku siapa yang berani mengancammu?! Dia ada di sini 'kan?" tanya Asa penuh harap.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang