Sajangnim terlihat sedang menyusun sesuatu di manding. Ada banyak sekali stiker warna merah yang dia tempelkan di sana dan para trainee yang terpilih untuk debut tahun depan.
James--selaku produser di agensi sedikit tidak setuju dengan apa yang di lakukan oleh Sajangnim.
"Aku tidak percaya kau memasukan Ruka. Bahkan Jian Lee lebih baik dari Ruka, dia bisa seperti Ahyeon dan Asa," ucap James.
"Aku tahu, tapi vocal Ruka tidak seburuk itu. Dia ... bisa bernyanyi dengan baik," balas Sajangnim menempelkan poto Ruka bersama trainee lain. Kemudian, duduk di kursi berhadapan dengan James.
"Kita tidak bisa memilih Ruka, dia berbahaya. Berapa banyak trainee yang akan dia sakiti secara tidak sadar lagi?" kata James.
"Aku mengerti, James. Tapi aku membutuhkan Ruka. Lagi pula, ayahnya Ruka itu komplotan mafia dia mengancamku dan semua staf di kantorku. Itu sebabnya aku terus menutupi kesalahan yang dia perbuat, atau nyawa kalian semua taruhannya," jelas Sajangnim.
"Kali ini aku berharap dia tidak berbuat ulah lagi."
James menaikan sebelah alisnya. "Kalau itu terjadi, Ruka akan menjadi bagian dari Babymonster?"
Sajangnim mengangguk sambil tersenyum. Dia dengan bangga menatap mading tentang girl grup baru yang sedang ia persiapkan, membayangkan mereka akan lahir dan menjadi bintang baru meneruskan jejak para seniornya membuat pria paruh baya itu tersenyum lega.
Ada begitu banyak harapan yang dia simpan untuk mereka nantinya. Di harapkan bisa melebihi para seniornya dalam bermusik. Sajangnim akan melakukan yang terbaik untuk mereka.
"Babymonster, nama yang sudah aku persiapkan untuk mereka," ucap Sajangnim tetlihat bangga. "Dan mereka adalah yang terpilih, kecuali Ruka."
"Aku berpikir Jian Lee lebih pantas untuk debut Sajangnim," sahut James.
"Ruka hanyalah umpan untuk rencanaku. Aku membutuhkannya sebagai umpan, tapi kalau dia sembuh aku tidak masalah dia beneran menjadi bagian dari Babymonster," balas Sajangnim.
"Aku sudah memikirkan semuanya, tapi aku belum tahu berapa orang yang akan debut, aku berpikir untuk membuat Babymonster tujuh orang. Bagaimana menurutmu?"
James hanya mengedikkan bahunya.
"Ini kesempatan terakhir bagi Ruka, kalau dia berbuat kesalahan lagi aku tidak akan melindunginya lagi," jelas Sajangnim.
****
Ahyeon mengetuk-ngetuk meja, perasaannya tidak enak membiarkan Ruka makan sendirian. Sejak Ruka keluar dari ruang Sajangnim, dia menjadi pendiam. Ahyeon yakin terjadi sesuatu pada Ruka dan tidak mungkin dia diam saja membiarkan Ruka.
Dia harus menemani Ruka, tapi bagaimana caranya? Kelima sahabatnya tidak membiarkan dia mendekati Ruka.
"Ahyeon, makan makananmu kenapa hanya diam saja?" tanya Rora mengunyah kasar makanan di mulutnya.
"Biarkan aku makan bersamanya," pinta Ahyeon.
"Tidak. Sekali tidak, ya, tidak," balas Rora menatap serius.
"Oh, ayolah." Ahyeon merengek menatap mereka semua. "Apa kalian tidak kasihan melihatnya makan sendirian?"
"Tidak, untuk apa kasihan pada manusia seperti itu?" jawab Rora dengan ketus.
Asa yang duduk di samping Rora terkejut dengan jawaban gadis itu, lantas menendang pelan kaki Rora di bawah meja. Rora langsung menatap marah, tapi langsung menciut kala Asa memberikan tatapan yang lebih tajam darinya.
"Jaga mulutmu," bisik Asa.
Rora mengomel dalam hatinya.
"Aku kasihan padanya," ujar Ahyeon terlihat sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...