Selamat Membaca 🐰🐼
Pembicaraan Rora dan Pharita berlanjut hingga ke kamar mandi. Dua sahabat itu sama-sama diam ketika menatap bayangan di cermin. Rora tersenyum tipis, pada akhirnya dia mengetahui hidup Ruka yang asli seperti apa.
"Apa kamu memikirkan apa yang aku pikirkan?" tanya Rora.
Pharita membuang napas gusar. "Mungkin?"
"Dia tidak pernah mau membagi masalahnya pada kita. Dia melakukan semuanya sendiri, tentu saja kita tidak paham kalau tidak di jelaskan," kata Rora.
"Tunggu, bukannya kita yang menjauhinya sampai dia kehilangan arah untuk menjelaskan?" ucap Pharita.
Rora mendelik bingung atas ucapan Pharita barusan.
"Begini, Ruka dari dulu selalu berusaha mendekati kita, dia berusaha untuk menjelaskan semuanya pada kita. Kitanya aja yang langsung main hakim sendiri menyuruhnya jangan dekati kita," jelas Pharita.
"Kita tidak bisa di perlakukan teman kalau kita sendiri tidak memperlakukan Ruka layaknya seorang teman. Aku sudah menyadari itu beberapa minggu yang lalu, pantas saja dia ingin memulai kehidupan baru dengan Ahyeon."
"Karena Ahyeon tidak pernah meninggalkannya, dia tidak pernah berhenti mencintai Ruka apapun keadaan Ruka. Ingat ketika Ruka menyakiti Ahyeon dengan serpihan kaca? Dia masih bisa mencintai Ruka sedangkan aku langsung pergi ketakutan ketika terkena putung rokok," ucap Pharita.
Gadis dari Thailand itu tersenyum tipis. "Memang pantas Ruka melihatnya sekarang. Ahyeon sudah sejauh itu mengobati lukunya Ruka dan mengungkap semua tentang Ruka pada kita. Kalau bukan karena Ahyeon kita tidak akan pernah tau kalau Ruka seburuk ini kehidupannya."
"Semua ini karena Ahyeon, say thank you padanya," kata Pharita membuat Rora terdiam seribu bahasa.
"Ri ... sungguh?" Rora berusaha meyakinkan kalau temannya itu baik-baik saja atau tidak.
"Jangan memikirkanku, sekarang fokuslah pada Ahyeon. Jangan membuat dia stres, dia itu masih muda. Meskipun aku masih mencintai Ruka tapi aku sudah rela melepaskan Ruka. Memang ini yang aku inginkan, Ra," jawab Pharita tersenyum tipis.
"Ahyeon harus mendapatkan haknya dan Ruka menemukan kehidupannya yang baru. Kamu tidak melihat dari sorot mata Ruka tadi? Dia benar-benar serius pada Ahyeon dan kata-katanya ...."
Rora memeluk Pharita sembari memberikan semangat untuk Pharita. Dia harus mendapatkan yang lebih baik dari Ruka dan Pharita mengangguk. Dia pun tidak mempermasalahkan semua ini, karena memang inilah tujuannya bersikap kasar pada Ruka. Supaya Ruka sadar bahwa tidak selamanya ia harus menjadi bayangan dari gadis itu.
Pharita menitikkan air mata, namun segera di hapus olehnya. Ia tidak boleh egois demi kehidupan Ruka yang baru bersama Ahyeon.
"Terima kasih selalu mengerti aku, saatnya kita mengerti Ruka," ucap Pharita meleraikan pelukan. Kemudian, gelang persahabatan mereka yang sempat Rora buang kembali di pasangkan lagi oleh Pharita.
"Ruka yang memberikan ini tadi semasa pelukan," ujar Pharita. "Jangan di lepaskan lagi. Dia sendirian tanpa kita."
Rora mengangguk, tentu saja mana mungkin ia tak memahami Ruka. Ruka sudah menjelaskan semuanya dan memang sudah seharusnya Rora bisa memahami Ruka. Lagipula, persahabatan 3R adalah buatannya dan Rora juga yang membeli gelang berliontin R ini.
Gelang yang selama ini Rora buang karena merasa kecewa, kini kembali tersemat di pergelangan tangannya. Beruntung Pharita tidak membuangnya waktu itu, ia dengan baik hati memakai gelang milik Rora karena siapa tau Rora menginginkannya lagi. Dan ternyata benar, Rora masih mau gelang persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...