🦋 Selamat Membaca 🦋
Flashback
Saat itu Ruka terbangun dari tidurnya, ia memegangi kepalanya yang terasa sakit. Kemudian, menatap sekitar yang tampak sepi. Tidak ada Rami, Pharita ataupun Chiquita. Ruka memang ketiduran di sofa, segera menuju balkon karena teringat merpatinya yang sudah mati.
Ruka menatap sedih hingga terus berharap ini bukanlah pertanda buruk untuknya atau Ahyeon. Gadis itu bersiap meninggalkan balkon, akan tetapi ada sebuah cahaya silau yang sengaja mengarah padanya.
Ruka melihat ke bawah balkon, di sanalah para anak buah Gupta sedang menunggunya dan mengawasinya. Salah satu pria itu menggunakan cermin kecil sebagai alat pantulan cahaya matahari.
"Apa yang mereka mau?" gumam Ruka.
Dia pun segera meninggalkan dorm yang tampak tidak ada siapa pun, bukan untuk menemui para inviso tetapi mengubur merpati miliknya bersama Ahyeon.
Ruka memang benar berniat menguburnya, hanya saja secara tiba-tiba ia berubah pikiran. Ruka menutupi bangkai merpati itu dengan dedaunan kering sembari tersenyum miring.
Ia menoleh ke belakang, ternyata suruhan dari ayahnya memang pengutit sejati. Ruka mendekatinya untuk meminta korek api.
"Ruka, ayahmu baru sampai kemarin malam. Dia ingin bertemu denganmu, kita bisa bertemu sekarang sebelum kamu berangkat ke agensi."
Ruka mengangguk paham. "Aku mengerti. Tapi pinjamkan dulu aku korek api. Kalian pasti merokok 'kan?"
"Untuk apa?"
"Memangnya untuk apalagi Uncle Joe? Tentu saja untuk membakar merpati itu, kita harus kremasi mereka," jawab Ruka.
"Sudah bagus kamu kubur, kenapa tiba-tiba ingin di kremasi?"
"Tidak apa, apakah itu salah? Sama-sama penghormatan terakhir kan?"
Pria itu tidak mampu bersuara lagi. Perkataan Ruka berhasil membungkamnya apalagi tatapan Ruka yang tajam dan serius membuat Uncle Joe tak bisa membantah keinginan Ruka yang ini. Dia pun memberikan sebuah korek api kepada Ruka.
"Kau yang terbaik Uncle Joe," ucap Ruka tersenyum.
"Jangan mulai ...."
Ruka yang bersiap untuk membakar daun kering itu seketika diam dan menoleh ke belakang dimana para pria berseragam hitam itu masih memperhatikannya.
"Kenapa?" tanya Ruka.
"Jangan di bakar."
"Haruskah aku menggantungnya di kamarku?"
"Jangan juga."
"Uncle ... bukan aku yang membunuh burung-burung ini," ucap Ruka memberitahu.
Meskipun sangat sulit untuk di percaya, tapi Ruka sangat yakin kalau bukan dia pelaku dari pembunuhan merpati ini. Dia sendiri tidak tau siapa pelaku yang sebenarnya.
"Kita harus pergi sekarang," ucap Uncle Joe.
"Oke." Ruka membalas dengan senyuman manis, lalu tanpa belas kasihan membakar dua merpati itu bersama dedaunan kering. Benar-benar hangus menjadi abu, sebuah kepuasan terlihat di wajah Ruka.
Dia benar-benar merasa puas, seperti sudah bertahun-tahun tak menemukan kepuasan dalam hidupnya..
"Ayo pergi," ajak Uncle Joe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...