Bab 34

1.3K 155 11
                                    

Bruk!

Rora sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai, rasa penat menguras habis tenaganya. Remaja berjulukan jompo itu mengeluhkan ulangan di hari senin yang membuat kepalanya ingin meledak. Suara jatuh yang di timbulkan tentu mencuri perhatian seisi ruangan dorm.

Asa dan Pharita sedang menyiapkan makanan sebelum mereka berangkat ke agensi, sementara Rami dan Chiquita sedang belajar bahasa Korea, ralat-Rami mengajarkan Chiquita bahasa Korea.

"Eits, mau kemana?" Rami menahan pergerakan dari Chiquita.

Gadis itu berkedip terkejut. "Mau lihat, Rora Unnie kenapa."

"Tidak usah, biarin aja. Dia memang jompo dikit-dikit mau pingsan. Duduk dan teruskan saja belajar bahasamu, ayo cepat!" kata Rami dengan tegas.

Chiquita terpaksa membuang rasa penasarannya, semoga saja Rora tidak pingsan beneran karena cuaca hari ini juga sangat panas.

"Odyiseo artinya dimana," ucap Rami.

"Odyiseo?" ucap Chiquita menirukan pengucapan Rami.

"Eodiga artinya kemana."

"Eodiga?"

Rami bertepuk tangan sambil tersenyum bangga. Dia menepuk pelan lengan Chiquita. "Keren. Jalhesseo (kerja bagus)."

"Kenapa, Ra?" tanya Asa mendekati anak itu yang terlihat terkapar bagaikan seekor ikan yang habis kekeringan air.

"Capek batinku, satu soal ulangan tapi jawabannya satu kertas polio!" Dia bernapas dengan susah payah seperti habis melakukan militer.

"Halah, cuma ulangan doang," ejek Pharita.

"Capek tahu!" Rora menegaskan. "Cuma ulangan doang matamu, ini hari senin matematika mapel pertama terus ulangan fisika mau meledak kepalaku." Dia berseru dengan dramatis.

"Masih untung cuma meledak, bagaimana kalau kepalanya ikut terlepas?" ejek Pharita.

"Merinding, sumpah merinding!" seru Rora mengusap kedua lengannya.

Jokesnya mendadak gelap sekali. Rora tidak menyukainya. Pharita yang dengan ide jahilnya berkedip kepada Asa untuk membantunya. Asa yang paham arti tatapan itu segera bertindak bersama Pharita.

Pharita dan Asa sama-sama memegang tangan Rora, kemudian menyeretnya masuk ke dalam membuat sang empu menjolak kaget.

"Yakk! Kenapa kalian kasar sekali!" Dia memekik kaget.

"Huaaa! Lepaskan aku!"

"Nyenyenye."

"Aish! Andwae!" Rora berteriak kencang ketika kedua sahabatnya yang iseng itu menarik kedua kakinya.

Asa dan Pharita menarik tangan Rora menggusurnya seperti menarik sebuah mainan. Permintaan Rora yang minta di lepaskan sama sekali tidak di gubris, dua orang itu malah semakin semangat melepas tawa.

"Hentikan!" teriak Rora.

Rami dan Chiquita tidak berniat menghentikan mereka, siapa tahu Asa dan Pharita sedang melepas penat dengan cara mengganggu Rora.

"Kubilang hentikan! Astaga!"

Dua sahabat itu tertawa puas sambil beradu tos. Rora tidak punya tenaga untuk membalas perlakuan dua temannya ini, tapi ia tidak akan membebaskan Asa dan Pharita. Lihat saja nanti, ia akan membalas sampai Asa dan Pharita bersujud di depannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Ahyeon sambil melepas sepatunya.

Jam pulang sekolah antara Ahyeon dan Rora tentu saja berbeda. Rora pulang lebih awal dibandingkan Ahyeon yang tepat jam 3 sore. Gadis itu melangkah masuk dan melihat Rora terkapar di lantai tampak tak punya tenaga sedikit pun.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang