🦋 selamat membaca 🦋
Ruka menghentikan langkahnya. Tangisan Ahyeon sangat menyedihkan. Ruka tak menyangka kalau hal ini benar-benar menyakiti kekasihnya itu. Terdengar kalau Ahyeon berusaha untuk percaya pada Ruka tapi sialnya, hati mungilnya sudah sehancur itu untuk Ruka.
Ruka meremas besi pembatas, hanya tinggal sepuluh langkah lagi ia bertemu dengan Ahyeon tapi tak bisa. Ruka tak bisa menemui Ahyeon di situasi seperti ini. Dia benar-benar merasa bersalah.
Seseorang yang sangat amat mencintainya kini patah hati. Seseorang yang berjanji tidak akan pernah meninggalkannya justru berniat untuk meninggalkannya. Bukankah artinya kesalahan Ruka sudah fatal?
Ruka menguping pembicaraan Asa, Ahyeon dan Chiquita. Perasaannya tidak enak. Dia takut. Sebuah firasat buruk hinggap di hatinya.
"Sudah, jangan menangis."
Ahyeon menggelengkan kepalanya di pelukan Asa. Kali ini rasanya benar-benar sakit sampai yang terdalam, Ahyeon tidak sanggup.
"Unnie ... sudah," pinta Chiquita mengusap punggung Ahyeon merasa sangat kasian. Baru kali ini dia melihat Ahyeon benar-benar menangis tak berdaya seperti ini.
"Sakit." Ia meremas punggung Asa. "Kenapa dia selalu melakukan ini padaku? Kenapa dia tidak pernah membalas perasaanku atau rasa khawatirkan aku?"
"Kenapa dia selalu bersikap seenaknya? Aku juga manusia, aku punya hati, punya perasaan. Aku terluka melihatnya mencintai orang lain. Baru kali ini aku merasa sangat iri. Pharita tidak perlu melakukan sesuatu Ruka sudah mencintaiku. Berbeda denganku yang sudah melakukan banyak hal pun masih belum dia cintai."
"Kenapa begitu?"
"Apa yang salah denganku? Apa yang kurang dariku? Kenapa dia tidak pernah mencintaiku dan terus mencintai mantannya itu? Kenapa? Apa yang dia punya tapi aku tidak punya Asa unnie, katakan apa!"
"Selalu saja seperti ini. Aku sakit," cekat Ahyeon.
"Kamu sudah terluka sejak awal lalu kenapa baru sekarang kamu mengeluh sakit!" tegas Asa melepaskan pelukannya. Ia dengan tegas mencekal bahu Ahyeon agar mau menatapnya.
"Dari awal kamu mendekati dia sudah mendapatkan luka sebagai balasannya. Lalu kenapa baru sekarang kamu mengeluh itu sakit? Kemana saja kamu selama ini?" tanya Asa terdengar kesal.
"Kamu sudah melewati banyak badai halilintar, ini hanya gerimis kecil dan kamu mengeluh sakit?"
Ahyeon tetap menunduk dan menangis. Asa menghela gusar sembari menatap ke arah Chiquita, mereka berdua bingung harus gimana lagi membuat Ahyeon mengerti.
"Kami dari awal sudah memperingatkanmu, tapi kamu tetap mendekati Ruka. Kamu tetap memilihnya, kamu tetap mencintainya. Lalu kenapa baru sekarang?" tanya Asa.
"Bukankah dari awal memang sudah sakit?"
Ahyeon menunduk diam.
"Aku tidak akan mengatakan apa-apa itu adalah hakmu. Kamu yang paling tau perasaanmu sendiri dan aku tidak akan menghalangimu. Aku juga tidak terlalu pintar soal cinta, tapi bagiku jika hubungan hanya berat sebelah sebaiknya kamu lepaskan."
"Dari awal hanya kamu yang penuh cintan dan perjuangan. Aku tau Pharita tidak akan menusukmu dari belakang lagi, tapi masalahnya adalah Ruka yang tidak mau melepaskan Pharita. Itu sebabnya Pharita terus berharap sama Ruka karena Ruka sendiri selalu memberinya harapan."
"Jangan salahkan dirimu atau Pharita. Kalian berdua tidak salah, kalian berdua sama-sama pantas untuk di cintai. Tapi untuk saat ini, kendalikan dirimu lupakan soal itu, ya?" pinta Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trainee Wala Love | END
RomanceSelamat bergabung dan menjadi saksi cerita antimenstrim tentang 7 trainee yang bertekad debut, terjebak dalam kisah cinta dan persahabatan. Namun, semuanya kacau setelah salah satu dari mereka terlibat pembunuhan - Mencintai belum tentu harus di ci...