Bab 32

1.5K 149 23
                                    

Ruka keluar dengan perasaan kacau berantakan dari toilet tempatnya berdebat dengan Pharita. Detik itu juga hubungannya bersama Pharita telah kandas, Ruka menatap nanar kedua tangannya merasa yakin dia bukanlah pelakunya.

Ruka tak percaya pada perkataan Pharita yang bilang kalau dia adalah pembunuhan kejam Eunjae.

Junho yang sudah lama menunggu kedatangan Ruka segera menarik tangannya. "Ikutlah denganku."

"Tapi, mau kemana?" tanya gadis itu bingung.

"Kau di tunggu oleh Sajangnim."

Jangan tanya betapa berdebarnya jantung Ruka saat ini. Semua ini datang bertubi-tubi, Ruka kebingungan.

"Bagaimana caramu menjelaskan semua ini Ruka? Kau berniat menghancurkan semuanya, begitu?" tanya Sajangnim.

Ruka menggeleng. "Aku berani bersumpah, aku tidak membunuh siapa pun. Aku tidak tahu apa-apa."

"Ada orang yang datang kemari dan mengatakan kau pelakunya. Dia menghapus semua jejak bukti untukmu, itu suruhan dari ayahmu. Ayahmu tahu kamu akan melakukan semua ini, dan karena itu nyawa satu agensi ini terancam. Aku jadi terpaksa menutup kasusmu dengan cara kotor, sama kotornya dengan cara ayahmu."

"Kau adalah trainee favoritku, aku begitu yakin padamu. Tapi melihatmu menjadi seperti ini aku menjadi ragu untuk mendebutkanmu, kau seharusnya ada di rumah sakit dan menjalani perawatan jika kau sedang tidak sehat."

"Aku memberimu kesempatan, temui dokter yang akan aku siapkan sebelum kau datang ke agensi untuk pelatihan. Mengerti?"

Ruka bangun dengan keringat dingin bercucuran. Ruka merasa dadanya sesak, ia merasa tenggorokannya kering, melihat gelasnya kosong Ruka segera turun dari ranjang untuk mengambil air.

Dia berhasil meneguk air hingga napasnya kembali teratur. Ruka menyentuh keningnya yang berdenyut, dia berniat kembali ke kamar namun tidak sengaja menemukan Ahyeon yang duduk di sofa sambil memeluk boneka sapi.

"Kenapa masih di sini dan bukannya tidur?" tanya Ruka sambil ikut duduk di sampingnya.

"Aku tidak bisa tidur," jawab Ahyeon.

"Kenapa begitu?"

Ahyeon mendesah berat sambil melirik putus asa. "Aku biasa tidur sama Mommy dulu. Sekarang tidak ada, jadi susah."

"Kenapa tidak meminta bantuanku?"

"Kata Mommy aku tidak boleh menyusahkan orang lain. Itu sebabnya Mommy tidak pernah setuju aku tinggal bersama kalian di sini," kata gadis itu sambil menunduk pasrah.

"Aku orang lain?" tanya Ruka sambil menaikan sebelah alisnya.

"Memangnya aku siapanya kamu?" Ahyeon balik nanya.

"Entah." Gadis itu mengedikan kedua bahunya.

Jangan tanya betapa cemberutnya Ahyeon, ternyata mereka tidak punya hubungan apa-apa padahal Ahyeon kira sudah official. Bisa Ahyeon rasakan ada sentuhan lembut di kepalanya.

"Aku pacarmu bukan?"

Kemudian, Ruka menarik Ahyeon agar tiduran di pangkuannya. Ia mulai membelai rambut Ahyeon mencoba membantunya untuk tidur.

"Tutup matamu dan bayangkan aku adalah ibumu. Kamu harus tidur karena besok senin, kamu sekolah," ucap Ruka.

"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Ahyeon.

"Aku kebangun."

"Mimpi buruk?"

Ruka menggeleng. "Serpihan memori yang hilang kurasa."

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang