Bab 38

1.4K 167 61
                                    


🦋 R U P H A J U N G 🦋

Ketika seseorang menyakitimu, tapi kamu yang berusaha memahami kenapa dia melakukan itu.

Ahyeon membuka matanya kembali, ternyata ia masih kesulitan tidur tanpa dampingan dari Mommy-nya. Dia mengubah posisi menjadi miring, tiba-tiba teringat dengan apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya. Fakta bahwa dia tidak pernah mendapatkan Ruka menjadi miliknya.

Mengapa perihal mencintai harus serumit ini?
Aku mencintaimu, sedangkan kamu mencintai masa lalumu.

"Rami, apa kamu sudah tidur?" tanya Ahyeon.

Lama tidak ada sahutan, Ahyeon berusaha untuk bisa tidur dan tidak memikirkan betapa rumitnya keadaannya saat ini. Meski dalam dadanya begitu sesak dan sakit, Ahyeon berusaha mengabaikannya.

"Rami?"

Gadis itu terusik mendengar panggilan Ahyeon, dia berbalik melihat ke ranjang milik Ahyeon berada. "Wae?"

"Aku tidak bisa tidur," ucap Ahyeon memberitahu, matanya fokus menatap langit-langit kamar.

"Kenapa begitu?" tanya Rami terselip rasa penasaran.

"Kebiasaan sama Mommy."

Rami beranjang dari tempat tidurnya, duduk di tepi ranjang milik Ahyeon. Ia mengelus pelan rambut milik temannya itu.

"Tidurlah, aku akan membantumu," ujar Rami.

Ahyeon menutup matanya.

"Jangan memikirkannya Ahyeon, keningmu panas sekali," ucap Rami.

"Aku tidak memikirkan apa-apa," balas Ahyeon tetap menutup matanya. "Dan untuk apa aku memikirkan orang yang tidak pernah memikirkanku? Buang-buang waktuku saja."

Meski begitu, entah kenapa berisik dan kusut sekali di dalam kepalanya.

"Semua akan baik-baik saja," bisik Rami.

Itu adalah doa yang sejak tadi Ahyeon semogakan. Semoga saja keadaan menyakitkan ini segera berakhir.

"Siapa tahu, besok pagi Ruka sudah kembali," kata Rami.

🦋 R U P H A J U N G 🦋

Rora tak mengerti mengapa Pharita terus tersenyum? Senyuman itu memiliki arti, tapi sialnya ia tak mengetahui apa artinya itu.

Pharita bersiap-siap untuk tidur, tentu aja senyuman tak pernah terlepas dari wajahnya. Bagaimana hatinya merasa sangat bahagia hari ini. Dia mendapat satu kemenangan kecil, fakta bahwa Ruka masih memilihnya membuat gadis berdarah Thailand itu sangat bahagia. Tidak ada yang bisa melebihi roma kebahagiaan itu.

"Dia kembali, Ra. Ruru kita," ucap Pharita membuka pembicaraan.

Rora tetap menolak kenyataan itu. "Aku tidak mau."

"Ra, cobalah untuk melihatnya. Bukankah Ruka yang ini yang selama ini bersama kita? Kita bertiga bersama-sama karena Ruka yang ini," tegas Pharita.

"Tidak, aku tetap tidak mau. Jangan ingatkan aku," pinta Rora terdengar bergetar.

Ada sesuatu yang menyakitinya sampai-sampai ia tidak sanggup untuk menahannya. Pharita menghela napas sembari mengusap pundak teman terbaiknya itu.

"Aku mengerti, tapi Ruru kita---"

"Dia bukan milik kita lagi, Ri. Bagaimana dengan Ahyeon?" potong Rora dengan ketus.

Pharita mendelik bingung. "Ada apa denganmu? Bukankah kamu tidak setuju dengan hubungan mereka?"

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang