Bab 73

1.7K 180 57
                                    

🦋 selamat membaca 🦋

Hari pertama putus cinta, Ahyeon sama sekali tidak berbicara bahkan ketika orang tuanya bertanya saat sarapan gadis itu tetap bungkam. Matanya membengkak seperti habis menangis semalaman.

Mahima tau apa yang terjadi, tetapi tetap membiarkan anaknya melewati masa sulit. Ini akan membantunya melangkah untuk ke keadaan yang lebih baik. Setiap perbuatan memang ada balasannya, suka atau tidak kita harus tetap menjalaninya. Dan Ahyeon baru tau kalau cinta tidak seindah drama yang dia tonton, dia tau kalau putus cinta memang semenyakitkan ini.

Mungkinkah setelah ini Ahyeon trauma untuk jatuh cinta lagi?

Kepergiannya ke agensi menimbulkan perasaan khawatir bagi orang tua. Tak biasanya anak mereka berangkat dengan keadaan menyedihkan seperti itu. Sunghoon dan Mahima saling menatap, kemudian sang istri tersenyum tipis.

"Dia sudah selesai. Kita bisa mengendalikannya lagi," ucap Mahima.

Sunghoon menarik napas sedalam mungkin, membuangnya dengan kasat. Siapa sangka kalau anak gadisnya sudah berhasil melewati masa-masa jatuh cinta dan sekarang patah hati.

"Kamu benar, sudah saatnya kita mengambil alih tentang dunianya lagi. Sudah cukup membiarnya menuruti kata hatinya," ujar Sunghoon yang membuat Mahima mengangguk setuju.

Sebagai orang tua, mereka memang tidak membatasi Ahyeon untuk mencari pengalaman selalu menjadikannya sebagai edukasi.

***

Ahyeon sampai di agensi seorang diri, melirik arloji sepertinya teman-temannya sudah sampai duluan karena biasanya mobil agensi memang selalu datang tepat waktu. Gadis itu memperbaiki tas di punggungnya sembari berjalan menuju lift khusus trainee.

Begitu tombol di tekan dan pintu lift terbuka, sebuah pemandangan mengejutkan terjadi. Itu adalah teman-temannya, hanya saja ... Ruhan, Pharita dan Rami berdiri di barisan paling depan. Memang tidak ada yang aneh, Rora menyapa dan Asa tersenyum padanya. Tapi ... tetap saja pemandangan itu menyakitkan bagi Ahyeon.

Secepat itukah Ruka menerima selesainya hubungan mereka? Ahyeon saja masih terlihat tak terima kalau mereka sekarang beneran sudah putus. Namun, melihat Ruka baik-baik saja membuat Ahyeon menyadari kalau putusnya mereka sama sekali tidak berpengaruh untuk Ruka.

Dia tersenyum tipis, berniat masuk tapi tak jadi. Matanya tak sengaja melihat jari kelingking Ruhan diam-diam terikat dengan milik Pharita. Ahyeon langsung mundur dan menutup pintu lift tanpa berniat masuk bersama. Dadanya sakit dan sesak. Ia merasa tempat ini kekurangan oksigen, semudah itukah?

"Ada apa dengannya?" gumam Rami merasa bingung. Kemudian, meraih tangan Pharita agar lebih dekat dengannya.

"Dia aneh," bisik Rami.

"Baru sadar?"

"Maksudku, semakin aneh sikapnya."

Pharita hanya terkekeh kecil, kemudian menjaga jarak dengan Rami. Bukan apa-apa tapi karena Ruhan yang menarik jarinya agar segera berjauhan dengan Rami.

"Kurasa kamu harus mengejarnya," ucap Pharita.

"Benar. Kamu harus menyusulnya Ruka," timpal Rora.

Ruhan yang malas melakukan itu cuma menatap Pharita dengan malas. Sementara wanita cantik itu tersenyum dan menekan tombol lift agar terbuka.

"Kenapa aku harus menyusulnya?" tanya Ruhan..

"Apa maksudmu mengatakan itu? Dia pacarmu, jika kalian sedang bertengkar seharusya di selesaikan bukan saling menghindar," sahut Rora dengan kesal.

Trainee Wala Love | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang