Bab LVIII

579 72 22
                                    

Harap bijak dalam membaca
























"Kau...kau pikir aku melakukan semua hal ini untuk itu?" Haruto.

"T-tidak bukan begitu, aku hanya ingin membalas kebaikanmu" sepertinya haruto salah paham dengan maksud jeongwoo.

"Sepertinya lebih baik kau melanjutkanya sendiri" haruto menurunkan kaki jeongwoo dan hendak pergi.

"Ah tidak bisa begini" batin jeongwoo.

"TUNGGU!!" Karna panik jeongwoo memeluk lengan haruto tanpa mengunakan sehelai benangpun. Yang mana hal itu membuat kulitnya dan haruto bersentuhan satu sama lain.

"A-apa yang kau lakukan?" Jantung haruto berdetak tak karuan. Muka dan lehernya juga ikut memerah.

"Tolong jangan pergi!!, aku sudah bilang ingin bersamamu" jeongwoo masih kekeh memeluk lengan haruto.

"B-baiklah aku tidak akan pergi, t-tapi lepaskan dulu pelukanmu" gugup haruto.

"Bohong kau pasti akan langsung lari saat aku melepaskanya" tanpa sadar kaki jeongwoo menginjak bagian yang licin. Yang mana hal itu membuat tubuhnya terhuyung kebelakang.

"Akh!".

Byur....

"Kau" jeongwoo membuka matanya saat mendengar suara haruto.

Matanya melebar saat tau posisinya sekarang, ia berada di atas tubuh haruto dan menindih tubuh haruto di dalam kolam mandi.

"Dasar bodoh!" Batin jeongwoo.

"A-apa kau baik-baik saja?" Melihat ekspresi jeongwoo membuat haruto langsung memalingkan wajahnya.

"Sial!" Umpat haruto.

Setelah itu haruto berdiri dan langsung mengendong tubuh jeongwoo kedalam kamar mereka.

"Tidak ini buruk, jika aku membiarkanya mengendongku seperti ini....".

Setelah sampai haruto menurunkan tubuh jeongwoo di depan sofa.

"Tunggu disini" haruto.

"Aku pasti akan dihukum, aku membiarkan diriku sendiri melakukan kesalahan. Aku sudah bertingkah bodoh".

"Kemarilah" haruto.

"Aku harap rasa sakitnya tidak akan bertahan lama" sangking takutnya jeongwoo sampai menggigiti kuku jarinya.

Pluk

"??" Berbeda dari perkiraan jeongwoo, ia kira tubuhnya akan dicambuk sama seperti saat dia di romagna. Kenapa haruto malah menaruh handuk dikepalanya?.

"H-haru?, apa kau tidak marah" jeongwoo.

"Memangnya kenapa aku harus marah?" Haruto.

"Kenapa?, bukankah hal yang wajar jika aku dihukum?" Bingung jeongwoo.

Deg, tubuh haruto membeku saat melihat banyak bekas cambukan dipaha jeongwoo. Ternyata luka itu tidak hanya dipunggung.

Dengan perlahan haruto menyentuh luka itu.

"!!" Merasa lukanya yang lain sudah ketahuan dengan cepat jeongwoo menarik handuk yang ada ditangan haruto untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Hahaha aku merasa malu sekali, aku sering sekali membuat kesalahan waktu kecil. Ya sampai sekarang aku masih melakukanya haha" jeongwoo.

Haruto menatap tak percaya pada jeongwoo. Ternyata jeongwoo telah mengalami banyak penderitaan dan ia dulu juga menjadi salah satu penderitaan jeongwoo.

"Aku tidak punya pilihan lain selain berbohong. Bagaimana aku diperlakukan di romagna dan identitas asliku. Hal menyedihkan seperti ini tidak perlu diungkap. Saat aku melepas wajah anggun dan menunjukan tubuh yang lemah begini dihadapanmu, emosi apa yang kau tahan dalam matamu?. Aku tidak tau itu, kasihan atau rasa bersalah apapun itu pasti hanya akan bertahan sementara. Hal itu pasti tidak akan pernah terjadi, kau tidak akan pernah bisa mengikat perasaanmu padaku. Yang pasti perasaan itu dapat berubah dengan cepat, keberadaanku saat ini tidak lain hanyalah untuk mencegah wonyoung keracunan. Beraninya aku malah berharap" batin jeongwoo.

Haruto berdiri dari duduknya.

"Sungguh luar biasa, aku tidak menyangka pria itu bisa sekasar ini. Haha sejujurnya aku benar-benar merasa terkejut" haruto tertawa dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Tidak itu semua terjadi karna aku melakukan banyak kesalahan" jeongwoo.

"Apa kau juga menangis karna teringat kejadian dimasalalu?" Haruto.

"Oh maaf, a-aku tidak menangis. Aku minta maaf ya" dengan cepat jeongwoo menyeka air matanya. Ia tak tau kenapa saat berhadapan dengan haruto hatinya terasa lemah.

Haruto mendekat dan langsung mengenggam tangan jeongwoo setelah ia tempelkan pada wajahnya.

"Tolong jangan menangis" ia hanya bisa terdiam saat mendapatkan perlakuan manis dari haruto.

"Aku tidak tau apa yang harus kulakukan saat kau menangis seperti ini, rasanya sangat menyesakan. Ketidak mampuanku untuk membantumu membuatku rasanya hampir gila. Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu bahagia?" Haruto.

"Bukankah aku sudah meminta padamu agar tidak merasa kesakitan lagi disini hmm?" Haruto tersenyum sembari menyeka air mata jeongwoo.

"Sungguh aku tidak tau apa yang harus kulakukan, aku minta maaf. Aku akan berusaha untuk tidak lalai dan menjagamu dengan lebih hati-hati" haruto menatap dalam mata jeongwoo.

"Sekarang adalah kesempatanmu untuk pergi dari sini. Jadi katakan apa yang kau mau" jeongwoo balik menatap wajah haruto dengan muka yang memerah.

Cup

Ia langsung tersentak saat tanganya dicium oleh haruto.

"Untukmu aku bisa melakukan apapun".



























Bersambung............

Siapkan hati, jantung, paru-paru dan kewarasan kalian untuk bab selanjutnya🙂😭🙈🔥.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang