Bab LXXXIV

472 53 9
                                    

Harap bijak dalam membaca

















"Haru..." hati jeongwoo rasanya langsung jadi lega. Dengan cepat jeongwoo memeluk tubuh haruto.

"Padahal baru beberapa saat saja, tapi rasanya sudah lama sekali. Hah akhirnya aku bisa bernafas lagi" batin jeongwoo.

Haruto tersenyum sembari mengelus-elus rambut jeongwoo, setelah itu ia menatap orang-orang di belakangnya agar pergi meninggalkan mereka berdua. Dengan cepat segerombolan orang itu langsung membubarkan diri mereka.

"Dari mana saja kau hm?" Haruto.

"Aku baru saja dari balkon untuk mencari udara segar, dan apa yang sedang kau lakukan disini?" jeongwoo.

"Sebenarnya aku datang untuk mencarimu. Tapi karna kau sudah disini mari kita mencari sesuatu untuk dimakan" haruto langsung menarik tangan jeongwoo menuju meja makan.

Banyak sekali makanan mewah yang  tersaji dimeja makan. Haruto mulai menaruh beberapa menu dipiring jeongwoo.

"Apakah itu enak?" Haruto.

"Hmm ini enak, tapi kenapa kau tidak makan?" Jeongwoo heran karna haruto hanya terdiam sambil memandanginya makan.

"Aku sedang tidak nafsu makan" mendengar itu jeongwoo keheranan.

"Seorang haruto tidak nafsu makan?" Jeongwoo yang setiap harinya melihat porsi makan haruto yang banyak sedikit meragukan itu.

"Tapi ngomong-ngomong aku bisa merasakan sesuatu dari tadi. Kenapa dia terus-terusan menatapku?".

"Kau tidak perlu melanjutkanya jika tidak menyukai makananya" haruto.

"Ah jadi aku tidak sedang dipaksa makan ya?, oh ya benar juga kakaku bilang dia ingin pergi ke vestifal bersmaku. Bagaimana pendapatmu tentang hal itu haru?" Jeongwoo.

"Walaupun aku tidak berbohong tetapi tetap saja aku tidak bisa menatap matanya" batin jeongwoo.

"Aku tidak tau dia memiliki hobi seperti itu" haruto.

"Kakaku itu orang yang bebas. Dia memiliki hobi itu sejak kecil" jeongwoo.

"Aku akan membiarkan pihak kuil mengawal kalian. Kau bisa pergi jika kau juga menginginkanya" mendengar itu jeongwoo langsung melirik haruto.

"Ternyata lumayan mudah mendapat izin darinya. Tapi dia kelihatan sedikit kecewa" batin jeongwoo sembari melihat wajah haruto.

"Apa kau ingin pergi juga bersama kami?" Jeongwoo.

"Apa kau kawatir?, tidak perlu. Kau harus menghabiskan lebih banyak waktu bersama kakakmu, kau dan kakakmu sudah lama tidak bertemu" haruto.

"Huftt...tapi aku kan tidak ingin meninggalkanmu sendirian. Awww...." jeongwoo merintih saat haruto mencubit pipinya gemas.

"Pergilah dan bersenang-senang lalu kembalilah padaku. Ini bukan pertama atau kedua kalinya aku melihatmu memiliki selingkuhan" canda haruto.

"Para monster itu temanku bukan selingkuhanku!" Kesal jeongwoo sambil cemberut.

"Ngomong-ngomong ibu kota sedang bersih dan aman sekarang. Kau tidak perlu kawatir tentang monster sihir" haruto.

"Bersih?" Bingung Jeongwoo.

"Monster yang ada disekitar ibu kota sudah kami bersihkan. Apalagi cardinal ada disini, mereka tidak mungkin mendekat kemari" jelas haruto.

"Benar juga jalan-jalan bersmaa jaehyuk sama dengan pergi bersama tameng suci" batin jeongwoo.

How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang