Harap bijak dalam membaca
"Tolong bicaralah lebih jelas" haruto mengerutkan dahinya.
"Saat dia masih kecil dia tidak diterima oleh ayah dalam beberapa waktu. Tapi sekarang dia mencintai adiku itu sampai mati" jaehyuk.
"Aku tau romagna selalu meyembunyikan fakta darimana jeongwoo berasal" haruto menatap jaheyuk yang sedang memainkan gelas winenya.
"Tapi ini baru pertama kalinya aku mendenagar bahwa paus tidak menerima keberadaan jeongwoo dalam beberapa waktu" batin haruto.
"Adiku itu bahkan tidak mendapatkan namanya sampai ia berusia empat tahun. Dan bahkan setelah namanya terdaftar dia masih diperlakukan seperti gelandangan. Saat aku muda aku tidak memiliki kekuatan untuk melindungi saudaraku, dan aku menyesali hal itu" jaehyuk.
"Apa yang terjadi?" Haruto.
"Sebelum mengatakanya padamu, bisakah aku memberikanmu pertanyaan?" Jaehyuk.
"Apa?" Haruto.
"Apa yang kau lakukan saat kau berusia tigabelas tahun?" Jaehyuk.
Haruto terdiam dan mengingat masalalunya.
Flasback.....
Srak.....
Haruto kecil menangis sambil memeluk kaki ibunya yang tergantung kaku dipohon.
"Aku bersalah hiks.....tolong turunlah ibu hiks hiks" haruto.
Ibu haruto yang telah tiada, tidak merespon setiap permohonan dan isak tangis haruto.
"IBU!!".
End of flasback......
Tangan haruto meremas kuat pahanya. Jaehyuk yang melihat itu jadi terheran.
"Aku minta maaf, apa hal itu sangat sulit untuk dijawab?" Jaehyuk.
"Pada saat usia itu aku harus mengikuti ambisi ayahku, aku harus belajar tentang banyak hal. Dan saat itu jeongwoo ada di biara borhia, dia tumbuh seperti yatim piatu" jaehyuk masih teringat saat ia pertama kali menemukan jeongwoo keadaanya sangat lusuh dan kurus.
Haruto hanya bisa tercengang mendengar kisah hidup istrinya.
"Dan suatu saat pada saat aku berkunjung kembali, aku tidak bisa membayangkan bahwa adik yang sudah lama tidak pernah kujumpai menjadi seperti itu".
Jaehyuk menceritakan saat ia datang bersama bawahan ayahnya, ia melihat jeongwoo kecil sedang disiksa. Rambut jeongwoo dijambak secara kasar dan pipi jeongwoo ditampar berkali-kali. Saat jeongwoo menoleh ke arah Jaehyuk dia hanya bisa menangis dengan tatapan kosong. Melihat itu jaehyuk kecil langsung berlari dan memukuli sang pendeta secara membabi buta.
"Maka dari itu para biara di daerah borhia merasa malu bahkan saat mengatakan tentang keyakinan mereka" jaehyuk.
Haruto hanya bisa menutup mulutnya dengan perasaan sedih dan marah.
"Setelah kejadia itu aku meminta ayah untuk membawa jeongwoo. Aku mulai membimbingnya untuk belajar, aku menghabiskan banyak sekali waktu untuk anak kecil sepertinya agar bisa melihat ke arah mata orang lain dan tersenyum" lanjut jaehyuk.
Haruto masih tertegun sambil menutup mulutnya, melihat hal itu jaheyuk tersenyum dan menaruh gelas wine miliknya dimeja.
"Untuk sesaat dia melakukan perkerjaan yang sangat bagus. Jadi aku telah berprasangka salah dan mulai merasa lega. Lalu tiga tahun kemudia jeongwoo mulai mengalami penyakitnya. Keluargaku bahkan dokter pribadi kami sekaligus tidak dapat menemukan penyebapnya. Dia harus menderita selama setengah bulan. Apa kau tau apa yang anak sakit itu lakukan saat pertama kali membuka matanya?. Dia langsung berlari dan menyembumyikan dirinya di dalam lemari pakaian" mendengar hal itu hati haruto terasa semakin sakit.
"Hanya tuhan yang tau memori apa yang dia bawa saat dia baru bangun dari penyakitnya. Dia sudah lebih baik sekarang, tapi aku tetap saja kawatir. Jadi aku merasa sangat bersyukur jeongwoo menemukanmu, menemukan keseimbanganya dan memiliki perasaan yang sama denganmu" jaehyuk kemudian melirik ke arah haruto dengan tatapan dingin.
"Walaupun sepertinya ayah kami tidak terlihat senang dengan hal itu" mendengar itu wajah haruto terlihat sedih.
Disisi lain jeongwoo sedang melarikan diri menuju balkon untuk mencari ketenangan.
"Hah aku merasa snagat panik" jeongwoo.
"Apa anda datang kemari untuk beristirahat nyonya?" Jeongwoo terkejut dan menolehkan tubuhnya ke arah belakang.
"Tuan alvonso?!!".
"Aku tidak tau jika kau ada disini, tapi orang di sampingmu ini......" jeongwoo menatap orang yang berdiri di samping alvonso.
"Ini adalah sebuah kehormatan untuk bertemu dengan anda lagi nyonya jeongwoo. Saya adalah cardinal rocroa" orang itu membungkukan badanya ke arah jeongwoo.
"Orang ini adalah orang yang jihoon ikuti dan percaya lebih dari jaehyuk. Jihoon tidak banyak menunjukan ketertarikan pada jabatan pendeta atau paus. Tapi bagi laki-laki ini, dia snagat menghormati para pendeta. Dia menjadi bahan bercaandaan karna wajahnya yang selalu terlihat serius dan orang-orang membuat candaan kalau dia tidak akan pernah menikah. Apakah itu artinya dia setia??" Batin jeongwoo sambil tersenyum.
"Sudah lama tidak bertemu cardinal rocroa" jeongwoo.
"Haha apakah anda keluar untuk mencari udara segar?" Alvonso.
"Iya, apakah aku menganggu percakapan kalian?" Jeongwoo.
"Tidak saya hanya sedang memberi salam pada paman" alvonso.
"Oh apa kalian ini kerabat?" Jeongwoo.
"Aku sangat tidak beruntung keponakanku ini sangat lemah karna tidak bisa berperilaku layaknya pria sejati" cardinal rocroa melipat tanganya sambil memasang wajah kesal.
"Paman...".
Cardinal rocroa lalu menatap ke arah jeongwoo yang terlihat mengemaskan.
"Ini adalah kegagalan bagi vicelier clan karna kehilangan malaikat sepertinya, betapa menyedihkanya".
"Paman aku sampai kehilangan kata-kata" alvonso tidak bisa menyangkal karna semua hal yang dikatakan pamanya benar.
"Hahaha".
"Bisakah aku tertawa dalam keadaan ini?" Tiba-tiba Jeongwoo merasa bersalah.
"Kalau begitu nyonya jeongwoo saya akan berdoa agar suami anda menang dalam kompetisi".
"Jangan terbodohi karna doa pamanku ini tidak bekerja sama sekali" alvonso.
"Kau ini mulai bicara seenakmu saja ya".
"Kalau begitu kami permisi dulu nyonya" alvonso.
Cardinla rocroa berhenti sejenak lalu menolehkan wajahnya pada jeongwoo.
"Tuan jeongwoo jika anda perlu bantuan langsung katakan saja pada saya. Karna sebelumnya saya adalah bagian dari vichelier clan. Saya juga adalah orang yang berasal dari romagna".
"Terimakasih atas perhatianmu cardinal rocroa" jeongwoo.
"Tuhan memberkatimu nyonya jeongwoo" setealah itu cardina rocroa memberikan salam dan pergi dari sana.
Jeongwoo menatap kepergian mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Orang yang berasal dari romagna....".
Bersambung......
Jadwal up semakin amburadul, karna kerjaan semakin numpuk🙂😭😭.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To Make My Husband On My Side | Hajeongwoo
Romancecerita ini diambil dari manga yang berjudul sama "how to make my husband on my side". Dalam novel asli aku adalah penjahat yang digunakan sebagai alat politik oleh ayah dan kakaku. yang pada akhirnya aku akan mati ditangan suamiku sendiri. suamiku a...