Bab LXX

496 72 18
                                    

Harap bijak dalam membaca



















"Hikk hiks..." jeongwoo menangis dalam pelukan haruto.

"Jeongwoo ada apa?" Panik haruto.

"Apa kau sudah mendengar semuanya?. Aku tau kau tidak akan mempercayaiku apapun yang kukatakan. Tapi aku masih sama seperti sebelumnya, aku benar-benar tidka tau apapun hiks..." jeongwoo menatap haruto dengan wajab yang penuh dengan air mata.

"Jeongwoo...".

"Aku tidak bohong!, aku yakin kau merasa kecawa akan hal ini. Aku sudah mengacaukan semuanya" jeongwoo.

"Tidak jeongwoo, pertama-tama mari berhenti berdiri diatas rumput ini" haruto takut kaki jeongwoo akan terluka karna ia tidak memakai alas kaki.

"Jeongwoo lihatlah aku" bukanya melihat wajah haruto jeongwoo malah makin menundukan kepalanya.

"Aku minta maaf karna bersikap kekanak-kanakan seperti ini" mendengar hal itu membuat hati haruto jadi sakit.

"Jadi sekarang kau tidak mau menatap wajahku lagi?" Haruto.

Mendengar itu jeongwoo langsung mengelengkan kepalanya.

"Aku selalu membuat maslaah, aku takut kau akan mengirimku kembali ke tempatku yang sebelumnya" jeongwoo.

Ia takut saat menatap wajah haruto akan muncul raut kecewa disana, sama seperti wonyoung.

"Apa yang kau bicarakan?" Haruto.

"Kau bilang kau membenciku dan aku ini merepotkanmu. Makanya aku berusaha sekuat mungkin untuk tidak membuat masalah hiks. Ini semua adalah salahku" air mata jeongwoo tak dapat berhenti.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, dulu aku....a-aku kira mengirimu kembali ke romagna adalah pilihan terbaik untuk keselamatanmu. Karna semakin aku ingin memelukmu, semakin banyak pula bencana yang akan meneyerangmu ditempat ini. Kau memiliki banyak waktu sulit diomerta, itu sebabnya aku mengatakan semua kebohongan itu padamu jeongwoo. Maaf ini semua adalah salahku" haruto merasa sangat sedih sekarang.

Jeongwoo mendongakan kepalanya untuk menatap wajah haruto.

"Aku tau siapa yang penting bagimu. Jadi kau tidak perlu berbohong kepadaku....sungguh aku tidak apa-apa" jeongwoo menahan tangisannya sekuat mungkin.

"Jadi pergilah pada tuan junkyu" tubuh haruto mematung mendengarkan perkataan jeongwoo.

"Hah....jeongwoo, junkyu itu tidak berarti banyak untuku" haruto mengarahkan tangan jeongwoo pada dadanya.

"Orang yang benar-benar aku kawatirkan tidak lain adalah dirimu. Aku mendorongmu dengan begitu cepat karna aku takut darah junkyu yang telah tercampur batu magok akan terciprat padamu. Hal itu akan memancing para monster untuk mendekatimu, aku hanya takut kau akan dalam bahaya. Makanya aku melakukan semua hal itu" mendengar itu jeongwoo jadi tak kuasa menahan airmatanya.

"Tidak peduli apa yang kukatakan semua hal itu hanya terdengar seperti alasan. Tapi aku benar-benar minta maaf" haruto mendekap tubuh jeongwoo dengan begitu erat.

Hangat, rasanya seluruh tubuhnya jadi menghangat.

Cup

"Apapun alasanya seharusnya aku tidak melakukan hal itu padamu" haruto menciumi kening jeongwoo dengan lembut.

"Aku telah menyakitimu, aku minta maaf jeongwoo" haruto.

"Huk hiks....huaaaa, aku bukan orang yang seperti itu!" jeongwoo.

"Aku tau" haruto.

Buk buk......, jeongwoo memukul-mukul dada haruto meluapkan segala emosinya.

"Aku benar-benar bukan orang yang seperti itu!" jeongwoo.

"Iya aku tau jeongwoo" haruto mendekap dan mengelus-elus punggung jeongwoo, agar istrinya dapat merasa aman.

"Aku benar-benar tidak melakukan apapun!!, hiks kenapa mereka melakukan semua hal ini padaku huaaaa....." jeongwoo.

Haruto berusaha menahan tangisnya saat melihat jeongwoo menangis.

"Aku bisa merasakan dari tatapan mata itu, pelukan yang hangat. Hanya membayangkan akan kehilanganmu suatu hari, bisa membuatku sulit bernafas, karna kau itu satu-satunya kehadiran yang bisa membuatku hidup seperti ini" haruto semakin memper erat pelukanya.














Setelah puas menangis ditaman haruto langsung membawa jeongwoo kembali kedalam kamar.

"Cobalah" haruto memberikan secangkir coklat panas dan beberapa kue coklat pada jeongwoo.

"Hey haru" jeongwoo.

"Hm?" Haruto.

"Apa kau baik-baik saja, sepertinya aku memukulmu terlalu keras" jeongwoo.

"Aku tidak berfikir itu seperti pukulan" haruto.

"Hah?!" Jeongwoo kaget karna menurutnya ia sudah mengeluarkan seluruh tenaganya karna kesal tadi.

Haruto melirik ke arah tangan jeongwoo.

"Malahan aku lebih kawatir jika tanganmu akan terluka".

Cup, haruto memncium tangan jeongwoo secara tiba-tiba.

"Ehh?" Ia segera menarik tanganya.

"Emm apa yang sedang kau minum?" Jeongwoo berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Hanya alkohol biasa" haruto.

"Bolehkah aku mencobanya?" Jeongwoo.

Haruto menganggukan kepalanya sembari memperhatikan wajah jeongwoo yang terlihat mengemaskan.

"??!, ughh rasa macam apa ini" yang terasa dimulutnya hanya rasa pahit dan sedikit sensasi yang membakar.

"Haha kau bisa meminumnya dengan cara seperti ini" haruto menuangkan sedikit alkoholnya pada coklat panas milik jeongwoo.

"Apa kau ingin mencobanya lagi?" Dengan cepat jeongwoo meminum minuman itu.

"Huh?" Siapa sangka rasanya akan berubah menjadi seenak ini.

"Hem jika kau menyukainya kau bisa bilang pada kepala koki" haruto rasanya ingin mengigit pipi jeongwoo yang terlihat mengemaskan.

"Aku tidak bermaksud ingin minum alkohol!" jeongwoo.

"Lalu?" Haruto.

"Aku hanya penasaran dengan apa yang kau minum" jeongwoo.

"Apa yang kau lakukan hari ini?, aku juga penasaran tentang hal itu" jeongwoo.

"Mari kita lihat, hemm sepertinya cukup membosankan aku hanya menangkap beberapa goblin" mendengar cerita haruto membuat jeongwoo tersenyum, namun......

"Jika pria seperti haruto bertemu denganmu maka tidak heran dia akan bersikap seperti itu. Cinta pertama, dia jadi gila karna hal itu walaupun hanya untuk sesaat. Aku akan mengambil waktu ini untuk memperingatkanmu, rasa percaya diri yang melebihi batas akan menghancurkanmu" junkyu.

"Apa kau memiliki pertanyaan lainya?" Haruto.

"Huh?" Jeongwoo tersadar kembali dari lamunanya.

"Sepertinya dari tadi kau melamun" haruto.

"Oh itu...".

"Atau kau memiliki hal yang mau kau katakan padaku?".



























Bersambung.......

Babang ruto sweet banget😭.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang