Bab XCIV

266 34 3
                                    

Harap bijak dalam membaca
















"Apakah ini hukuman atas ketidak pedulianku?. Kukira dia akan memukulku seperti biasanya. Aku kira dia akan melakukan itu, tapi ini?......., apakah ini hukuman atas kebodoohanku?" Mata jeongwoo membola saat bibir jaehyuk menyentuh bibirnya.

Setelah bebeerapa saat jaehyuk akhirnya mennyudahi ciuman itu. Jeongwoo masi terguncang dan mematung.

"Jangan lupakan ini jeongwoo. Selalu hanya ada kau dan aku" setelah mengatakan hal itu jaehyuk pergi meninggalkan jeongwoo yang masih terpaku dengan wajah ketakutanya.

Sampai saat ia menndengar suara seseorang.

"Hah!...." junkyu.

Mendengar itu jeongwoo langsung menenngok ke arah belakang. Dapat ia lihat wajah terkejut dari wonyoung, junghwan, asahi dan juga junkyu.

Melihat itu rasanya jeongwoo bagaikan disambar petir. Bagaimana ia harus menjelaskan semua kekacauan ini?, akankah mereka percaya dengan perkataanya?. Jeongwoo rasa tidak, ia hanya sendirian disini. Sekali berbuat salah tidak ada jalan untuknya kembali.

"Apakah jaehyuk tidak menyadari kehadiran mereka?" Batin jeongwoo.

"Aku akan memmbuatmu sadar kali ini" jaehyuk.

"Apakah ini arti dari perkataan jaehyuk tadi?".

Dengan cemas dan ketakutan jeongwoo langsung berlari dari sana. Ia terus berlari berharap dapat keluar dari semua kekacauan ini.

"Hah...hah...hah".

"Kemana?.....kemana aku harus pergi?.....siapapun tolong aku".



















Sementara itu ditaman.....

"J-jadi rumor itu benaar?!. Kita harus memberitahu haruto" Junkyu.

"SEMUA YANG ADA DISINI TIDAK BOLEH MENGATAKAN APAPUN!" Wonyoung menaatap junkyu dengan wajah marah.

"Sadarlah wonyoung, apa kau pikir dengan diam akan menyelesaikan masalah?. Kita hatus cepat memberitahu haruto tentang kebenaranya...." junkyu.

Dengan cepat wonyoung mencengkram pundak junkyu kuat.

"Apa kau tidak dengar yang aku katakan?, kita semua harus diam!" wonyoung.

"Apa kau pikir omerta itu sebuah lelucon?!!. Hal ini sangat berpengaruh untuk keluarga kami" Lanjut wonyoung, junkyu gemetar ketakutan melihat amarah wonyoung.

"W-wonyoung" junkyu.

Asahi yang sedari tadi diam akhirnya memutuskan untuk berbicara.

"Hah nona kita setuju untuk tetap menjadikan ini rahasia sampai pertandingan tuan haruto selesai. Tapi bagaimana setelah itu?, festivalnya tidak akan berakhir besok. Kita harus memikirkan kemungkinan jika berita ini sampai bocor dan menyebar" asahi.

Kali ini wonyoung termenung kebingungan.

"Di even kali ini, jika kakak sampai mengetahui hal ini bahkan sedikit saja. Aku tidak bisa memmbayangkan apa yang akan dia lakukan. Cardianl jaehyuk yang akan tetap tinggal sampai festivalnya selesai. Jika kakaku sampai mengetahui hal ini, ini benaar-benar akan menjadi masalah besar"

"Dan juga difestival kali ini tidak hannya  mengundang tamu dari vantikan. Tapi juga tamu-tamu penting dari negara lain, satu kesalahan kecil tidak hanya bisa merusak martabat omerta tapi juga bisa merubah hubungan internasional britania menjadi kehancuran" batin wonyoung.

"Saya memahami kekawatiranmu nona. Tidak ada alasan bagi anda untuk perlu tersiksa sendirian. Tapi bagaimannaapun juga saya tidak mau kebodohan tuan haruto menguasainya. Dan dia akan menunjukan kebaikannya pada mannusia borgia kurang ajar itu" asahi.

Junghwan hanya terdiam sembari menundukan kepalanya.

Melihat hal itu wonyoung membuang nafasnya perlahan.

"Lakukan apa yang bisa kau lakukann tuan" asahi dan junghwan terkejut mendengar perkataan wonyoung.

"Aku juga akan melakukan apa yang bisa kulakukan" wonyoung.












Didalam castel rona dan ciki sedang mengintip jeongwoo dari balik pintu.

Creakk...

Dengan wajah kawatir mereka menutup pintu itu perlahan dan meninggalkan jeongwoo sendirian di dalam kammaar. Semua itu atas perintah jeongwoo.

Suasanaa di dalam kammar itu terasa sangat suram. Jeongwoo meletakann tubuhnya di atas kasur dengan keadaam yang kacau.

"Aku tidak bisa merasakan apapun tidak ada malu, tidak ada takut. Semua emosi yang seharusnya kurasakan, itu semua hanya berputar dikepalaku kemudian menghilang" setelah itu jeongwoo terlelap dalam tidurnya.













Tidak lama kemudian jeongwoo membuka matanya dan merasakan kakkinya menginjak sesuatu. Saat dilihat kakinya sedang menyentuh rumput, ternyata ia sudah berada di luar kamaarnya.

"Mimpi?" Batin jeongwoo linglung.

Srekk....srekkk

"Hiks hiks....".

"Ah ini suara tangisan yang sama dengan yang kudengar dulu" batin jeongwoo sambil melirik kesamping.

"Itu pasti suara banshe (moster). Mereka bilang jika mendengar suara banshe berarti akan ada seseorang yang meninggal, tapi tidak terjadi apa-apa saat aku mendengarnya dulu....ah aku mengerti, bukankahh aku pernah meninggal sekali?. Hidup di raga orang lain dan bertingka seolah ini miliku apa bedanya aku dengan golem?".

"Hahahaha sekarang aku jadi mengerti. Para monster menyukaiku karna aku ini salah satu dari mereka".

Jeongwoo terus berjalan dengan mata kosong dan linglung. Ia terus tertawa miris sambil berjalan ke arah kolam.

"Hahaha.....haha...ha...ha" dalam sekejap tawa jeongwoo digantikan dengan wajah datarnya.

Saat jeongwoo mulai memasuki kolam, suara wonyoung menghentikanya.

"Berhenti jeongwoo".

Jeongwoo melirik wonyoung dengan tatapan kosong dan wajah yang datar.

Wonyoung menatap jeongwoo dengan wajah sendu.

"Kau berencana pergi kemana lagi kali ini?".









































Bersambung.............

Jaelani sialan, anak gua jadi linglung kek orang habis kena hipnotis😭😭.






🎉 Kamu telah selesai membaca How To Make My Husband On My Side | Hajeongwoo 🎉
How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang