Bab LXXXVI

506 46 12
                                    

Harap bijak dalam membaca












"Suara yang familiar, suara yang pernah kudengar sebelumnya" batin jeongwoo.

Ia mulai mengingat sesuatu.

"Permisi tuan jeongwoo", ya suara itu. Suara yang pernah ia dengar saat seseorang menginjak kakinya.

"Kau telah membuat banyak sekali masalah ya" jaehyuk melirik ke arah hyunsuk.

"Aku hanya menunggu anda, tidak taukah anda seberapa banyak saya merindukan rumah" hyunsuk.

"Dia menginjak kakiku karna hal itu bisa menganggu malam pertamaku?. Apakah jaehyuk sengaja menyuruhnya" batin jeongwoo.

"Hmm apa kau ingin aku menenangkanmu?" Jaehyuk.

"Ya saya tidak akan berkata tidak" hyunsuk tersneyum sambil melihat jeongwoo.

"Yang lebih penting aku tidak menyangka akan bertemu dengan mata-mata jaehyuk. Jaehyuk yang aku tau, tidak peduli apapun yang terjadi dia selalu bersma hyunsuk. Apakah dia mengirim mata-matanya ke utara hanya untuk memata-mataiku. Sudah berapa lama dia ada disini?" Batin jeongwoo penasaran.

"Aku seharusnya lebih memikirkan hati nuranimu. Kau tidak melakukan apa-apakan pada adiku kan?" Jaehyuk melirik tajam ke arah hyunsuk.

"Hahaha aku akan menerima hukumanku atas hal itu" hyunsuk.

"Tidak, apa yang harus kelakukan pdanya. Jeongwoo hisakah kau memberitahuku?" Jeongwoo terdiam mendengar perkataan jaehyuk.

"A-a-apa yang kau katakan?" Jeongwoo.

"Ya bukankah ini gara-gara kau dia jadi kumarahi?" Jaehyuk.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Apakah aku telah berbuat kesalahan selama ini?" Jeongwoo.

"Adik kesayanganku lari dari rumah. Bagaimana kakakmu ini tidak merasa kawatir" jaehyuk.

"Jika dia berkata seperti itu, berarti hyunsuk datang setelah aku melarikan diri. Jadi dia sudah lama mengikutiku ya" jeongwoo terdiam sambil sesekali melirik ke arah hyunsuk.

"Tetap tenang disituasi seperti ini aku harus berhati-hati. Jika aku membuat masalah, semua hal yang telah kurencanakan selama ini akan sia-sia" jeongwoo mengenggam tanganya dan berusaha tenang.

"Aku selalu berada dijalan yang benar, apa yang membuatmu melakukan hal ini. Kenapa kau melakukan semua ini padaku?" jeongwoo.

"Orang-orang bilang kau mencoba meracuni keponakan kepala uskup" jaehyuk.

"Aku kira kau mengirim seorang pembunuh ke utara. Sampai sekarang aku mengira kau mengirim pria itu untuk melakukanya" jeongwoo menunjuk kearah hyunsuk.

"Apa kau tidak tau seberapa lelahnya aku?" Jeongwoo menutupi wajahnya dan berpura-pura mennagis.

"Apa maksudmu?, apa gunanya aku berbuat maslaah pada anak itu?" Tubuh jeongwoo tersentak mendengar perkataan jaehyuk. Jika bukan jaehyuk lalu siapa pelakunya?.

"Hyunsuk apa kau tau tentang hal itu?" Jaehyuk.

"Tidak" hyunsuk.

"Aku membawamu kemari karna aku mendengar kau melarikan diri dari rumah. Ini pertama kalinya aku mendengar hal itu" tubuh jeongwoo membeku.

"Tunggu...".

Flasback.......

"Jika haruto memenangkan pertandingan kali ini. Masa depan utara akan sangat terjamin. Dan sepertinya aku yang lebih pantas untuk berada disampingnya" junkyu.

End of flasback....

"Sampai sekarang junkyu selalu berkata bahwa ia akan jadi ibu dari daerah utara. Dia menyiramkan teh pada dirinya sendiri, dan dengan sadar mencampurkan kebohongan seolah-olah itu kejujuran. Jika jaehyuk tidak melakukan hal itu, maka hal yang paling masuk akan adalah junkyu merencanakan hal itu sendiri. Dia mencoba menyingkirkanku dan merebut posisi untuk menjadi istri raja dimasa depan. Pasti mudah untuknya mendapatkan batu itu karna dia adalah keponakan uskup agung".

"Sepertinya uskup agung telah melakukan sesuatu di belakang kita" hyunsuk berbisik ke arah jaehyuk.

"Sepertinya begitu" jaehyuk terlihat sedikit kesal.

"Aku mengerti kekawatiranmu jeongwoo, tapi bukankah terlalu jauh untuk menuduh kakakmu sendiri. Jika seorang mata-mata dikirim secara sengaja. Bukankah kau harus lebih mencurigai kuil yang memiliki batu itu?" Jaehyuk.

Jaehyuk berjalan mendekat ke arah jeongwoo.

"Adiku yang malang, kau pasti merasa sangat takut sekarang. Logikamu jadi tidak berjalan dengan benar. Ngomong-ngomong tidak ada toleransi bagi sikap implusifmu ini" jaehyuk mencengkram kuat pundak jeongwoo.

"A-a-aku tidak sedang dalam pikiran yang benar. Aku tidak berfikir jernih" suara jeongwoo bergetar ketakutan.

"Apa kau juga sedang dalam pikiran yang tidak jernih saat suamimu memelukmu, katakan padaku jeongwoo" cengkraman jaehyuk semakin kuat.

"A-aku selalu memikirkan tentang hal itu kakak" jeongwoo.

"Aku takut" batin jeongwoo.

"Melihat dari ekspresi suamimu hari ini, dia tidak terlihat terpaksa sama sekali dihubungan ini. Bisakah kau berkata jujur padaku?" Jaehyuk.

"Aku sangat ketakutan, perasaan aneh macam apa ini?. Bahkan jika aku mengacaukan rencanaku, apakah dia harus semarah ini padaku?. Tidak!, yang lebih penting saat ini aku tidak boleh menunjukan perasaan asliku" batin jeongwoo, bersamaan dengan tubuhnya yang semakin bergetar.

"Kau tidak tau apapun, suamiku itu sangat berbeda dari semua orang yang pernah kutemui. Dia tiba-tia berperilaku sangat baik padaku, dia melakukan itu hanya karna mengira aku akan segera mati" jeongwoo berusaha membangun alibi.

"Kenapa dia mencarimu keseluruh erendil dengan sangat putus asa?, apa kau pikir semua itu juga karna kawatir?" Jaehyuk.

"Berapa banyak aku harus mengucapkan hal ini. Aku benar-benar ketakutan!. Kau harus tau aku sangat ingin mati karna didorong sampai ke batas kemampuanku" jeongwoo mengeluarkan airmatanya untuk memanipulasi jaehyuk.

"Dimana kau dipukul?" Jaehyuk.

"Apa?" Jeongwoo kebingungan dengan maksud jaehyuk, memangnya siapa yang memukul?.

"Katakan padaku apa bajingan itu memukulmu?!".

































Bersambung.........

Comeback setelah sekian lama, masih ada yang nungguin gak nih?😆😭. Si jaehyuk makin hari, makin gak ada adap🙏.



How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang