Bab LXIX

442 61 13
                                    

Harap bijak dalam membaca






















Tak.....

Wonyoung sedang berjalan sendirian di luar castel dengan wajah yang risau.

"Aku tidak melakukan apapun. Tidak dimasalalu dan juga hari ini" jeongwoo.

"Hah......" wonyoung menghela nafas panjang.

"Apa yang kau lakukan diluar seperti ini?" Haruto.

"Hey" wonyoung.

"Apa pestanya berjalan lancar?, bagaimana dengan jeongwoo?" Haruto.

"............" wonyoung terdiam sambil memalingkan wajahnya.

"Ada apa dengan ekspresimu itu?" Haruto merasa curiga, pasti ada sesuatu yang telah terjadi.

"Sebenarnya pada pesta teh tadi jeongwoo dan junkyu.......".

Wonyoung mulai menceritakan kejadian tadi pada haruto.

















Sementara itu ditaman jeongwoo dan kepala pelayan masih bersitegang.

"B-bagaimana anda bisa?" Kepala pelayan.

"Ada apa?, bukankah ini yang kau harapkan?" Jeongwoo menatap kepala pelayan sembari tersenyum sinis.

"Anda bertingkah seolah-olah menjadi orang lemah dan sekarang anda menunjukan wujud yang sesungguhnya!!. Jika nona mengetahui hal ini.....".

Jeongwoo tak gentar ia berjalan semakin mendekat ke arah kepala pelayan sembari tersenyum.

"Coba beritahukan saja padanya, tapi apapun yang kau katakan tidak akan mengubah apapun. Ada satu hal yang harus kau ingat dalam otak kecilmu itu.......kau ini hanya seorang pelayan yang beruntung. Sedangkan aku?, aku adalah anak dari paus suci romagna. Bersyukurlah aku tidak memotong lidah kotormu itu. Ambilah pelajaran dari wonyoung, aku tidak akan membiarkannya begitu saja untuk yang kedua kalinya" jeongwoo berbisik ditelinga kepala pelayan sembari tersenyum.

"Kekh.." tubuh kepala pelayan bergetar merasakan takut bercampur kesal.

Tak lama kemudian kepala pelayan memutuskan untuk pergi dari sana.

Setelah kepergian kepala pelayan muka jeongwoo kembali sendu.

"Aku tidka berfikir bisa memperbaiki hubungan ini kembali. Pertemanna adalah hal yang mewah bagiku. Aku memiliki satu harapan kecil layaknya orang bodoh".











Tap tap tap......,haruto berlarian menelusuri seluruh castil.

"Jeongwoo?" Haruto bergegas untuk mencari keberadaan jeongwoo di dalam kamar.

"Nyonya sedang jalan-jalan diluar....." ciki dan luci sedang merapikan kamar milik jeongwoo. Walaupun tidak mengikuti jeongwoo tapi mereka setia menunggu jeongwoo kembali ke kamar. Mereka takut jika tiba-tiba kondisi jeongwoo drop seperti kemarin.

"Kemana dia pergi?" Haruto.

"Beliau pergi ke taman yang anda buat...".

Brak....

Belum sempat selesai bicara haruto langsung bergegas pergi.

"Cepat sekali" ciki.

Tap tap tap

"Jeongwoo.....hah hah jeongwoo!" Haruto terus-terusan meneriaki nama jeongwoo.

"Sepertinya dia tidak ada disini. Kukira hal itu akan menjadi yang terakhir kalinya. Tapi sepertinya aku terlalu arogan. Aku takut kau akan meninggalkanku tanpa sepatah katapun. Hal itu membuatku bingung seperti orang buta. Aku takut membuat kesalahan dan pada akhirnya kau akan meninggalkanku lagi. Aku sangat takut akan hal itu" batin haruto.

Pyak...pyak..., mendengar suara di belakangnya membuat haruto langsung menoleh.

Haruto berlari sekencang mungkin saat melihat jeongwoo ada disana.

"Hah apa yang kau lakukan diaini?" Haruto.

"H-HARU?!!, oh kau mebgejutkanku. Apa kau baru saja kembali?" Jeongwoo tersenyum kikuk karna kaget.

"Apa kau sedang bermain petak umpet?" Haruto.

"I-itu benar, hahaha kau sangat pandai dalam menemukanku" jeongwoo.

"Lalu bagaimana dengan hadiahku?" Haruto.

"Huh?" Jeongwoo memiringkan kepalanya bingung.

"Kan aku sudah menemukanmu" haruto.

"K-kalau begitu bagaimana dengan ciuman dariku?" Jeongwoo.

"Hehe kalau begitu berikan padaku" haruto menundukan tubuhnya agar jeongwoo bisa menciumnya dengan mudah.

Deg deg deg.....wajah jeongwoo jadi memerah.

Cup

"Apakah kau tidak mendengar apa yang telah terjadi?. Atau mungkin kau sedang menggodaku?" Batin jeongwoo.

"Mmnn" haruto menarik pinggang ramping jeongwoo untuk memperdalam ciuman mereka.

"Bagaimana jika ini menjadi ciuman terakhir kita. Kalau itu sampai terjadi maka aku....." haruto melepaskan ciuman mereka untuk melihat wajah mengemaskan milik jeongwoo.

"?!" Tapi bukanya wajah tersipu yang ia dapatkan, ia malah mendapati jeongwoo sedang menangis.

"Aku akan merasa sangat sedih" batin jeongwoo.

"Jeongwoo?".

































Bersambung........

Tenang aja woo tono udah jadi bucin mampus😭😭.




How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang