LXXX

496 62 11
                                    

Harap bijak dalam membaca




















"Ha-haha a-apa yang sedang kau bicarakan" tubuh junkyu bergetar ketakutan saat melihat tatapan haruto.

"Sepertinya kupingmu itu sudah tuli ya?" haruto.

Jeongwoo teridam terkejut, sedangkan orang-orang diaula mulai berbisik.

"Bukankah itu tuan junkyu?".

"Situasi macam apa ini".

"Pasti telah terjadi sesuatu. Misalnya saja keponakan tercinta uskup ini telah melakukan sesuatu pada jeongwooku" jaehyuk memberikan tatapan sinis ke arah kepala uskup.

"Tidak mungkin seperti itu tuan. Keponakanku yang baik in...." omongan uskup terpotong oleh teriakan junkyu.

"PAMAN!" junkyu mengeleng-gelengkan kepalanya.

Akhirnya kepala uskup teridiam sambil menundukan wajahnya.

"Sepertinya peringatanku tidak bekerja padamu ya" haruto.

"Pertama tolong lepaskan tanganku terlebih dulu" tangan junkyu bergetar karna kesakitan.

"Aku akan mmeberikan peringatan terakhir padamu. Jangan pernah kau menunjukan wajahmu dihadapanku lagi. Dan jangan pernah berani berfikir untuk menganggu jeongwoo lagi" tubuh junkyu semakin bergetar ketakutan.

Plak.....

Haruto menghempaskan tangan junkyu dengan kasar.

"Kau harusnya tau dimana tempatmu. Kepala uskup mungkin ini saatnya kau mengajarkan tata krma yang baik pada keponakan tercintamu ini" sarkas jaehyuk sambil memandang junkyu dengan tatapan dingin.

Junkyu memgangi tanganya yang terasa sakit.

"Saya mengerti, saya minta maaf. Tolong biarkan saya pergi, saya merasa kurang enak badan, saya pamit dulu" junkyu membungkukan badanya lalu segera berlari pergi dari aula

Melihat junkyu berlari kepala uskup langsung mendekat ke arah jaehyuk.

"T-tuan jaehyuk saya minta maaf, tapi sepertinya ada yang tidak beres..." jaehyuk mengerakan jarinya meminta kepala uskup untuk mendekat.

Kepala uskup mendekatkan badanya dengan ketakutan. Jaehyuk mulai menyentuh punggung kepala uskup.

"Aku bertanya-tanya sejak kapan caramu mengatasi masalah jadi sangat menganggu begini. Lehermu ini masih ada gunanya kan?. Atau hanya perasaanku saja?" Jaehyuk berbisik sambil tersenyum sinis.

"T-tuan jaheyuk......" kepala uskup bergetar ketakutan sambil memegangi lehernya.

"Kau bisa pergi sekarang, aku akan mendiskusikan ini dengan keluargaku. Tentu saja kau tidak akan mendapatkan kesempatan lagi jika kau melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya" jaehyuk mengusap-usap punggung kepala uskup.

Kepala uskup menundukan badanya dengan ketakutan dan langsung pamit untuk pergi.

"Dalam sekejap mata semua masalah teratasi. Semua orang mendorongku sampai ketepian. Junkyu yang biasanya mempertahankan ego dan keanggunanya dapat dilumpuhkan semudah itu.aku harusnya merasa lega akan hal itu, tapi sekarang aku malah teringat masalaluku dan seberapa tidak berdayanya aku sekarang. Ini semua membuatku merasa tidak nyaman" batin jeongwoo sambil menahan mual.

Melihat itu haruto langsung memeluk tubuh jeongwoo dan mengusap-usap pipi jeongwoo.

"Apa kau baik-baik saja?, kau terlihat sangat pucat" haruto.

"Ahaha aku baik-baik saja, hanya sedikit kurang enak badan" perasaan jeongwoo mulai sedikit tanang saat haruto menyentuhnya.

"Aku merasa lega karna kau memiliki suami yang baik jeongwoo" mendengar suara jaehyuk yang mendekat membuat jeongwoo kembali merinding.

"Benar bukan?" Jaehyuk.

"Ahaha" jeongwoo hanya bisa tertawa sebisanya.

"Aku seharusnya berdansa dengan keponakan kepala uskup tapi sekarang dia telah pergi" jaehyuk meraih tangan jeongwoo.

"Jadi jeongwoo maukan kau memulai dansa pertamamu denganku?. Kau kan sudah lama tidak melihat keluargamu, aku harap kau mau berbelas kasihan pada kakakmu ini" haruto melirik tangan jaheyuk yang mengenggam tangan jeongwoo dengan sangat erat.

"Benarkan adik ipar?" Haruto lalu melirik ke arah jaehyuk.

Tap.., haruto menepuk pundak jeongwoo perlahan.

"Tidak apa-apa kau bisa pergi, aku akan melihatmu dari sini" haruto memberikan senyumanya pada jeongwoo.

Jeongwoo terus melirik ke arah haruto saat jaehyuk membawanya menjauh.

"Tapi aku sudah lama sekali tidak menari, aku mungkin saja menginjak kakimu" jeongwoo.

"Itu sangat menarik, jadi maksudmu kau bisa saja menginjak kaliku seperti saat pertama kali kau belajar dansa bersamaku?" Jaehyuk mulai meraih tangan jeongwoo dan mulai mengajak jeongwoo untuk berdansa.

"Ya ngomong-ngomong itu bukan aku" batin jeongwoo.

Saat itu tubuh justin belum terperangkap ditubuh jeongwoo.

"Dia memiliki sisi mengemaskan tidak terduga pada dirinya ya" jaehyuk.

"Hah?" Jeongwoo.

"Maksudku suamimu, dia tidak bisa menunggu untuk memiliki dirimu untuk dirinya sendiri" jaehyuk melirik ke arah haruto yang menatap mereka berdua.

"Apa maksudmu?" Jeongwoo.

Jaheyuk tersenyum lalu melirik ke arah baju jeongwoo.

"Bajumu terlihat cantik, kukira kau akan kebingungan harus memakai baju apa disini. Tapi sepertinya baju ini baru. Apakah ini bisa membuktikan adanya cinta pertama?" Jaehyuk mendekatakna wajahnya pada jeongwoo sambil tersenyum sinis.

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud. Di romagna dan erendil tidak ada orang yang sepertimu. Aku sudah menunggu-nunggu hari ini, tapi kau malah mengatakan hal yang aneh. Ini membuatku merasa sedikit sedih" jeongwoo berusaha mengontrol ketakutanya sebisa mungkin, ia mencoba untuk tersenyum.

"Bagaimana kabar ayah dan kak jihoon?" Jeongwoo.

"Ayah sibuk bermain dengan kekasih barunya dan juga julia (ibu tiri jeongwoo, jaehyuk & jihoon) tengah hamil. Ayah memberikan pelajaran pada jihoon dengan memukulnya karna telah mengacaukan acara perayaan dengan mengoda para wanita yang ada disana" jaheyuk memutar tubuh jeongwoo.

"Haha itu benar-benar terdengan seperti kak jihoon" jeongwoo.

"Aku tidak habis fikir kenapa ayah menyetujuinya untuk masuk ke pasukan utama tentara. Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran ayah, karna ini benar-benar tidak lucu" jaehyuk.

"Aku tau dia memang layak untuk posisi itu lebih dari siapapun. Tapi aku tidak ingin dia melewati tempat berbahaya lagi" jeongwoo.

"Jeongwoo sayangku jihoon tetaplah jihoon" jaehyuk mendekatkan bibirnya pada telinga jeongwoo dan mulai berbisik.

"Tapi kau juga melakukan sesuatu kan?" Tubuh jeongwoo mulai mengeluarkan keringat dingin karna ketakutan.

"Kita bisa membicarakan hal itu nanti saat kita sendirian" jeongwoo.

Jaheyuk tersenyum lalu mulai mengangkat tubuh jeongwoo.

"??!!".

"Sekarang biarkan aku melihat wajah imut babi ini" jaehyuk tersenyum seolah-olah jeongwoo adalah properti pribadi miliknya.

Jeongwoo bergetar ketakutan, tapi ia berusaha untuk tertap tertawa bahagia.

Sementara itu dari kejauhan haruto meminum wine nya sambil melihat jeongwoo dan jaehyuk yang tertawa bahagia bersama saat berdansa.



































Bersambung........

Aduh pantes anak saya makin kurus, hari-hari kerjaanya mbatin mulu😭😭.

Perubahan jadwal up lagi ya guys, up dua hari sekali pada jam 10-11 malam.

Maaf up nya kemaleman, tapi emang saya sempetnya jam segitu.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang