Bab XIX

569 66 6
                                    

Harap bijak dalam membaca


















Haruto berdiri tepat dihadapan jeongwoo.

"Berdiri" haruto.

"Tapi nyonya.." yoshi.

"DIAM, bukankah aku sudah bilang untuk tidak menarik perhatian orang lain?!" Haruto.

"Aku minta maaf karna telah membuat masalah untukmu" yoshi merasa kasihan melihat jeongwoo yang begitu lemah.

"Nyonya" yoshi.

"Tapi aku tidak punya pilihan lain" lanjut jeongwoo.

Melihat itu haruto semakin mengerutkan alisnya.

Sret.....

"Akh" jeongwoo kaget karna tiba-tiba haruto menggendong tubuhnya.

"Baiklah mari kembali terlebih dahulu lalu mengobati lukamu. Baru setelah itu kita akan bicara" haruto.

Haruto menaikan jeongwoo pada kuda miliknya.

"Aku akan kembali dulu bersama nyonya" haruto.

"Ah iya, iya" yoshi.

"Hah" junghwan nampak menghela nafas pasrah.



























Tak tok tak.......

Sepanjang perjalanan jeongwoo terus mencuri-curi pandang pada haruto. Posisinya sekarang sedang berada di depan haruto sambil dipangku menghadap samping oleh haruto.

"Mengobatiku?, aku tidak tau apa yang ada dipikiranya sekarang. Alasan mengapa aku merasa hangat didekapanya, perasaan apa ini?" Setelah itu jeongwoo menutup matanya karna rasa sakit pada kepalanya.


Setelah beberapa jam tertidur jeongwoo mulai membuka matanya.

"Apa ini?, sejak kapan aku tertidur?" Bingung jeongwoo, apalagi di depanya saat ini ada haruto yang menunggunya bangun.

"Apa kau sudah bangun?" Haruto.

"Ah maaf aku tadi merasa sangat ngantuk dijalan" jeongwoo.

"Tolong jelaskan apa yang terjadi" mendengar itu jeongwoo kembali menatap wajah dengan ekspresi datar milik haruto.

"Oh itu...".

"Apa yang terjadi?, dia sekarang bertanya padaku tentang situasinya terlebih dulu".

"Karna tuan puriana memintaku untuk melakukan kompetisi berkuda bersamanya. Aku melaju duluan ke jalan yang ia beritahukan, tapi tiba-tiba ada sebuah bayangan yang muncul dan menarik kakiku. Aku mencoba untuk bangun tapi kepalaku terbentur sehingga aku pingsan".

"Apakah aku harus menceritakan tentang monster popo juga?" Batin jeongwoo.

"......." haruto menatap wajah jeongwoo dengan ekspresi bingung.

"Berdasarkan perkataan junkyu kau berlari menuju hutan atas keinginanmu sendiri. Dan dia berusaha melarangmu karma dia tau bahwa hutan itu berbahaya" jelas haruto.

"Apa?, kenapa?" Tentu saja jeongwoo kaget, karna memang benar junkyu yang mengajaknya kesana. Tapi kenapa malah dia yang dituduh.

"Jika bukan seperti itu, apa junkyu yang berbohong?" Haruto.

Jeongwoo benar-benar tak bisa berkata apapun sekarang. Ia hanya ingin berteman dengan junkyu kenapa junkyu malah berakhir mencelakai dan menuduhnya?.

"Setelah semua ini kenapa dia berbohong?. Apa karna dia takut bertanggung jawab?. Atau dia berusaha untuk membunuhku?, sebelumnya semua baik-baik saja kan. Kenapa tiba-tiba...".

"Kembalilah" mendengar itu jeongwoo kembali tersadar dari lamunanya.

"Apa?" Jeongwoo.

"Kembalilah ke romagna, aku akan membebaskanmu seperti yang kau harapkan" haruto beranjak dari kursinya.

"Apa yang terjadi sebenarnya, aku memang berfikir kita akan bercerai,  tapi tidak sekarang. Bahkan pihak dari romagna tidak bisa memutuskan pernikahan ini tiba-tiba. Mereka hanya bisa menunggu jika ada kesepakatan. Keluarga kerajaan menganggapku sebagai tamu eksklusif yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Dan sekarang dia malah mengatakan akan menceraikanku?. Dan dia adalah keponakan dari raja, jika jeongwoo dikembalikan ke romagna. Wonyoung harus menikahi pangeran norias dan hal itu tidak bisa diganggu gugat" jeongwoo mulai merasa panik.

"Siapa yang akan menghentikan kematian wonyoung?. Aku yakin mata-mata ayahku yang berada disini sedang berusaha untuk membunuh wonyoung. Jika wonyoung mati seperti itu, jika aku tidak bisa melakukan apapun dan kembali seperti dulu. Maka jaehyuk akan....".

"Ngomong-ngomong kitakan menikah bukan karna memiliki perasaan satu sama lain. Jika kau berada disini lebih lama lagi percuma, tidak akan ada progres pada hubungan kita. Jadi kembalilah ke rumahmu" haruto.

"Tidak" jeongwoo.

"Mungkin kau merasa bahwa tempat ini juga bukan tempat yang cocok untukmu" haruto.

Sreet.....

"AKU TIDAK MAU!" Jeongwoo berlutut sambil memegang kaki haruto.

"Bukankah itu yang terbaik?" Haruto.

"Bukan itu yang kumau. Hiks aku bersalah, ini semua adalah salahku. Aku tidak akan melakukan itu lagi hikss, tolong maafkan aku. Aku akan menerima hukumanya, aku akan membayar atas semua kesalahanku. Tolong...." haruto semakin kesal sekarang, melihat jeongwoo yang begitu ringkih dihadapanya. Kenapa hal itu malah membuat hatinya sakit, ia malah kesal saat mengingat wajah junkyu yang mengadu padanya.

Haruto segera berjongkok sambil menguncang pundak jeongwoo.

"AKU SANGAT MEMBENCIMU. KAU SANGAT MENGANGGUKU, KAU HARUS BERSIKAP AROGAN AGAR COCOK DENGAN BACKGROUN SIALAN ITU!!" Jeongwoo hanya bisa terdiam.

"KENAPA KAU TETAP INGIN BERADA DISINI DAN BERTINGKAH BODOH SEPERTI ITU. NGOMONG-NGOMONG BUKAN URUSANKU JIKA KAU MATI. TAPI KENAPA AKU MALAH KELUAR DITENGAH MALAM HANYA KARNA AKU MERASA SEPERTI AKAN KEHILANGAN AKAL SEHATKU?" hah apa ini jeongwoo ajdi heran sebenarnya haruto ini marah atau kawatir padanya?.

"ITU SEMUA KARNA AKU TIDAK MENGERTI KENAPA AKU SANGAT PEDULI PADAMU!!".



























BERSAMBUNG....................

IKUTAN NGEGAS JUGA KAYAK HARUTO!!.









How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang