Bab XIV

622 66 2
                                    

Harap bijak dalam membaca











"Hiks huaaaa hikss...".

"Siapa yang menangis sepedih itu?. Wonyoung?, itu tidak terdengar seperti salah satu dari pelayan. Kenapa dia menangis seperti itu?"

Setelah itu jeongwoo langsung membuka matanya.

"Sudah berapa lama aku tertidur?".

Saat ia melihat ruanganya ternyata tidak ada satu orangpun disana, lalu siapa yang menangis tadi?.

Jeongwoo memakai sendalnya dan berjalan keluar kamarnya.

"Siapa yang menangis tadi?, apakah itu benar-benar wonyoung?. Seperti ada yang salah disini".

Saat jeongwoo membuka pintunya yang dapat ia lihat adalah haruto yang sedang bersama seorang dokter?.

"Mengejutkan saja, aku tidak mengira jika mereka ada di depan pintu. Apakah dia seorang dokter?, apa haruto tidak bisa memahami kata-kataku?. Tapi kenapa dia menatapku dengan cara seperti itu?" Batin jeongwoo curiga.

"Nyonya apa kau baik-baik saja?".

"Iya tapi siapa yang sedaritadi menangis?" Jeongwoo.

"Apa maksudmu?" Haruto.

"Aku daritadi terus mendengar suara orang menangis, aku kira itu wonyoung. Aku jadi kawatir" mendengar itu haruto dan dokter langsung menatap satu sama lain.

"Tidak ada yang menangis" haruto.

"Bahkah itu terjadi juga sekarang?, kenapa itu tidak berhenti sampai sekarang💢" kesal jeongwoo.

"A-aku tidak berbohong, sebenarnya tadi....".

"Aku tidak menuduhmu bohong" haruto.

"Apa?, apa dia bisa percaya padaku begitu saja".

"Anda bisa pergi sekarang" haruto.

"Baiklah saya pamit terlebih dahulu. Saya akan mengunjungi anda lagi minggu depan" dokter.

"Ah hati-hati dijalan" jeongwoo mengelap keringatnya lega.

Melihat wajah jeongwoo yang masih merah membuat haruto langsung mengendong jeongwoo masuk kembali kedalam kamar. Haruto sekarang mengendong jeongwoo seperti karung beras.

"Dia ini sedang melakukan apa sih?!. Apa kau pikir aku ini tas belanjaan atau apa hah!!. Tunggu bukankah sekarang adalah kesempatanku?".

Walaupun kesal jeongwoo tetap melanjutkan ektingnya.

"Yaampun tuan saat ini kau sama persis seperti pangeran kuda putih♡♡" jeongwoo.

"Sepertinya kau masih demam" jengah haruto.

"Apakah aku mimisan sekarang?" Jeongwoo.

"Tidak hari ini, tapi beberapa hari lalu iya" haruto.

"Yaampun ternyata aku sudah pingsan selama tiga hari".

"Maaf karna terus merepotkanmu. Walaupun begitu tolong jangan benci aku, aku benar-benar mengira bahwa wonyoung menangis" jeongwoo.

"Wonyoung tidak menangis" haruto meletakan jeongwoo pada kasurnya.

"Kau benar, beda dari dirimu. Tapi kau juga memiliki satu hal yang bagus".

"Apa itu?, ah sudahlah" haruto menggaruk-garuk lehernya.

"Haha itu ekting yang bagus".

Jeongwoo tersenyum sangat manis dan hal itu dapat membuat haruto terdiam sesaat, tapi kemudian ia tersadar kembali.

How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang