Bab LXVI

448 58 44
                                    

Harap bijak dalam membaca





















"Apakah pertanyaan ini terlalu sulit?, apa kau bahagia nyonya?" Junkyu tersenyum sinis sembari membawa secangkir teh.

"Apa yang kau.....".

"Sebenarnya dia ingin mengatakan apa?" Batin jeongwoo.

"Aku hanya bertanya saja, karna aku lihat kau mendapatkan banyak sekali cinta dari haruto. Menurut pengalamanku orang sepertimu ini akan merasa puas hanya dengan hidup nyaman, tidak peduli siapa yang membuat hal itu. Dan kau tidak termasuk dalam pengecualian" junkyu.

"Apa maksud dari semua ini tuan junkyu?" Jeongwoo.

"Bahkan jika kau pergi dari sini dan menikahi orang lain hal itu tidak ada bedanya sama sekali kan?" Junkyu.

"Tidakah kau berfikir perkataanmu itu terlalu kasar?. Aku bahkan tidak ada niatan untuk meninggalkan haru" jeongwoo sengaja memanggil haruto dengan sebutan haru untuk membuat junkyu mengerti jika hubungan mereka berdua spesial.

Mendengar nama haru membuat darah junkyu makin mendidih. Selama bertaun-taun mereka berteman ia belum pernah memanggil haruto dengan sebutan semanis itu. Setelah itu junkyu kembali tersenyum sembari menatap wajah jeongwoo.

"Kau melewatkan poinya, atau kau memang melewati poinya dengan sengaja?" Junkyu.

"Aku tidak bisa menyimpulkan jika kau terus bertele-tele seperti ini" jeongwoo.

Tsp tap, junkyu berjalan mendekat ke arah jeongwoo.

"Nyonya.......haruto itu keponakan favorit raja, dia juga adalah ahli waris keturunan bangsawan britania. Itu artinya posisinya lebih kuat untuk menjadi raja selanjutnya daripada putri muda yang memiliki garis keturunan dari seorang pelacur" junkyu mencondongkan wajahnya sambil tersenyum.

Jeongwoo hanya terdiam mendengar seluruh penuturan tidak sopan dari junkyu.

"Jangan bilang kau masih tidak mengerti?. Ngomong-ngomong jika haruto memenangkan pertarungan, maka masa depan utara akan mulai berubah, begitupula dengan nasip pasanganya. Apakah dia akan selamanya bergantung dengan nasib buruk?, atau apakah ia akan meraih posisi yang tidak bisa dibayangkan oleh orang lain?" Junkyu.

"Sejujurnya para orang kuil di selatan itu tidak tau apa-apa tentang tanah disini. Apakah kau pikir disini itu tempat bermain bagi para binatang liar?" Junkyu melirik jeongwoo yang terdiam dengan wajah bangga.

"Kau mungkin tidak akan mengerti dengan segala ucapanku ini. Dan aku juga tidak berharap apapun padamu, aku hanya merasa kawatir orang lemah sepertimu akan tersakiti nantinya dan kau akan mulai menyalahkanku, makanya sekarang aku memperingatkanmu" junkyu.

"Perigatan?" Jeongwoo.

"Cinta pertama adalah hal yang mengerikan, terlebih lagi aku berfikir kau itu sangat cantik dan juga kau menari dengan sangat cantik. Jika pria seperti haruto bertemu denganmu aku bisa mengerti kenapa mereka tidak bisa merasa tenang bahkan hanya untuk sesaat saja" junkyu memetik sehelai bunga lalu menjatuhkanya seolah-olah menunjukan posisi jeongwoo.

"Aku juga tau akan hal itu, manusia diciptakan dan tidak dapat merubah apa yang telah diciptakan. Aku juga tau akan hal itu karna aku pernah mengalaminya, tapi kenapa kau peduli dengan hal itu?" Batin jeongwoo.

"Oh ngomong-ngomong menurut dari pertakaanmu tadi sepertinya kau sungguh mengenal suamiku ya?" Jeongwoo ikut tersenyum polos.

"Yaampun apa itu membuatmu tidak nyaman?" Junkyu.

"Tentu saja tidak, hanya saja aku tertarik. Bahkan jika kau tidak menyukaiku, haruto tidak pernah mengungkit tentang dirimu dihadapanku" jeongwoo.

Mendengar itu junkyu langsung terdiam.

"Ha..hahahaha.....mungkin dia takut kau akan mengira aku sebagai sainganmu. Jadi dia peduli denganku menggunakan cara itu ya?. Tolong jangan menaruh masalah ini digaris yang salah, aku tidak tertarik dengan cinta yang kekanak-kanakan seperti itu. Hal itu juga berlaku untuk haruto, haruto dan aku saling membagi banyak kesamaan. Tidak terkecuali cinta kami terhadap daerah utara, bahkan jika ada badai dan angin topan aku tidak yakin haruto akan goyah dengan hal itu" Junkyu.

"Dia akhirnya tersadar siapa yang harus ia pilih, untuk kemenangan utara dan juga untuk orang yang ia cintai" lanjut junkyu.

Jeongwoo mendengarkan segala pertakaan junkyu dengan wajah yang datar.

"Semua yang junkyu katakan bermaksud untuku. 'Orang sepertimu tidak pantas berada disamping haruto, orang sepertikulah yang lebih layak menjadi istrinya'. Itu adalah maksudnya, bagaimana dia bisa berkata hal sejahat itu dengan lantang" jeongwoo meremat telapak tanganya sendiri, ia tengan menahan emosinya saat ini.

"Tuan junkyu aku tidak berfikir apa yang kau katakan itu benar" jeongwoo.

"Apa maksudmu?" Junkyu.

"Kau bilang aku hanya ingin menjalani hidup yang tenang dan aku bisa melakukan hal itu dengan siapa saja. Tapi kenapa kau mengatakan haru akan menyakitiku?, dan kenapa juga aku mengangapmu sebagai sainganku?" Jeongwoo balik mendekatkan wajahnya pada junkyu.

"Apa kau memang setakut itu akan kehilangan haruto?" Lanjut jeongwoo sembari tersenyum.

"Jujur saja bagaimana kau bisa bertingkah polos dan mengatakan hal semacam itu?, mungkin itulah alasanmu menjadi sangat arogan. Haruto bukan satu-satunya orang yang melindungimu. Wonyoung kurasa dia juga terus mengawasimu kan?. Betapa mengejutkanya hal itu, hahaha wonyoung hanya menyukaiku. Dia tidak suka dengan orang bodoh, ah hari ini aku akan menunjukanya padamu bagaimana cara menjadi arogan dengan benar" junkyu.

Junkyu lalu mengambil secangkir teh dan mendekat ke arah jeongwoo.

Byur.....,cangkir teh itu langsung terjatuh setelah disiramkan.

Mata jeongwoo melotot horor melihat pemandangan di depanya saat ini.

Seluruh tubuh junkyu basah tersiram oleh tehnya sendiri.

"Apa yang kau...." belum sempat selesai bicara junkyu langsung melewati tubuh jeongwoo begitu saja.

Tap tap tap

"Sebenarnya apa yang kau mainkan sampai jepit rambutmu terjatuh" jeongwoo melebarkan matanya, oh tidak sepertinya mereka kembali untuk mengambil jepit rambut leah.

"Jangan membentaku, duces pasti akan menemukanya untuku!!" Leah.

"Kau sudah kehilangan banyak.....tuan junkyu?" Junghwan kaget melihat tubuh junkyu yang basah.

"Junkyu sebenarnya ada apa ini?" Wonyoung berlari mendekati junkyu yang sedang mengelap tubuhnya menggunakan sapu tangan dengan wajah sendu.

"Tuan junkyu ada apa?".

"Bagaimana ini bisa terjadi".

"Oh ini bukan apa-apa, hanya saja...." junkyu melirik ke arah jeongwoo.

"Aku telah membuat nyonya salah paham terhadapku".














































Bersambung.............

Uler jantan yang satu ini memang minta disembelih🙂.




How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang