Bab LXXXVII

455 58 24
                                    

Harap bijak dalam membaca

















"A-a-aku bekerja dengan sangat keras, dan tiba-tiba suatu hari dia berubah, dia tidak bersikap kasar lagi padaku. Pada saat itu barulah aku tau apa yang harus kulakukan" jeongwoo mengepalkan keduatanganya secara bersamaan sangking takutnya.

Sementara itu jaehyuk menatap jeongwoo dengan tatapan dinginnya.

"Dan pada saat itu bertahan hidup adalah tujuanku satu-satunya. Tidak peduli apa yang harus kulakukan asal aku bisa pulang lagi kerumah".

Jaehyuk mengepalkan tanganya, setelah itu ia menghembuskan nafasnya kasar dan melepaskan kepalan tanganya. Ia berjalan mendekati jeongwoo dan mengenggam kedua tanganya.

"Baiklah, kau sudah sangat kesulitan. Tempat itu terlaku sulit untuk kau hadapi. Aku melakukan ini karna kawatir hal seperti ini akan terjadi padamu, kali ini aku tidak peduli lagi dengan kemarahan ayah" jaehyuk memasang wajah lembutnya.

"Kakak...." jeongwoo hampir saja tertipu dengan acting lembut jaehyuk.

"Tapi tetap saja tidak benar jika kau mengunakan nafsu untuk mendapatkan apa yang kau mau" genggaman tangan jaehyuk yang awalnya lembut jadi kasar sekarang.

Deg....., jeongwoo yang awalnya sudah lega, menjadi panik lagi.

"Aku tidak peduli jika itu orang lain, tapi kau ini adalah malaikat sistina. Aku tidak percaya ini, jawab aku jeongwoo" jaehyuk mencengkram wajah jeongwoo mengunakan tanganya.

"Bukankah kau ini anak dari paus suci?, kenapa kau menjadi seperti ini?!" Jeongwoo semakin gemetaran ketika jaehyuk mendekatkan wajahnya sambil dipenuhi dengan amarah.

"A-aku, aku hanya....." tengorokan jeongwoo rasanya tercekik sekarang.

"Ah tentu saja bukan kau satu-satunya yang harus disalahkan disini, sarang yang licin dan kotor ini telah mencemarimu agar terjatuh. Tapi tetap saja, bagaimana bisa kau memiliki kebiasaan buruk seperti ini selama kita tidak bertemu?, adiku yang tercinta" Jaehyuk mengelus-elus pipi jeongwoo.

Sementara jeongwoo hanya bisa terpaku ketakutan.

"Tidak apa, orang itu menciptakan tempat ini untuk hal yang penting" jaehyuk mengarahkan tanganya pada pinggang jeongwoo dan menyuruh hyunsuk untuk menunggu di luar ruangan.

Tap tap tap

Setelah kepergian hyunsuk, jaehyuk berjalan ke arah mejanya dan mengambil sebuah cambuk kuda.

"Cepat atau lambat suamimu pasti akan menemukanya. Mari kita lihat apakah kalian berdua memiliki waktu untuk bertemu selama festival kali ini" jaehyuk tersenyum sinis sembari menggulung lengan kemejanya.

"Jika suamiku menemuiku saat malam.....".

"Saat malam?" Jaehyuk langsung memotong perkataan jeongwoo.

"Tidak peduli jika aku tetap berada disini selama perayaan festival suamiku pasti akan mencari dan menemukanku" jeongwoo.

Mendengar hal itu membuat jaehyuk semakin murka.

"Aneh kau masi saja bisa bersikap seperti biasanya. Haruskah aku mengajarkanmu hal itu lagi?" Mata jeongwoo langsung melebar ketakutan saat melihat cambuk ditangan jaehyuk.

"Meringkuklah dimeja dan angkat gaunmu sampai lutut. Aku harus membenarkan semua kebiasaan burukmu. Jangan merasa kecewa, ini semua kulakukan karna aku mencintaimu. Aku akan mengatakan hal ini terakhirkalinya padamu jeongwoo, jadi ingatlah ini...." jaehyuk.

Jeongwoo memejamkan matanya dan mulai memegai ujung meja sambil  menaikan gaunya.

PLAK......, suara cambukan mengema disatu ruangan. Hyunsuk yang berada diluar langsung tertawa.

"Suamimu itu sudah dikuasai oleh nafsu" jaehyuk.

PLAK..., jeongwoo mengigit bibirnya merasakan rasa perih pada kakinya.

"Suamimu itu bertindak seolah ia memberikan seluruh hatinya sejak malam pertama itu, tapi jangan lupakan ini jeongwoo...".

PLAK.......

"Hubungan yang dibangun oleh nafsu tidak akan bertahan lama, bahkan jika badan kalian sudah menyatu. Perasaan itu tidak akan bertahan lama" tangan jeongwoo mulai gemetaran karna rasa sakit dikakinya dan leleh menumpu badanya.

PLAK........

"Perilakumu itu lebih buruk daripada perilaku seekor hewan" jaehyuk berhenti dan melihat mahakarya yang telah ia ciptakan dikaki jeongwoo.

Setelah itu ia berjalan kedepan untuk menangkup wajah jeongwoo.

"Melihat kau kelelahan aku akan memberimu solusi. Jika suamimu bertingkah buruk padamu, katakan padanya kau ingin pulang dan kembali padaku" jaehyuk masih mengusap-usap wajah jeongwoo yang tertunduk dengan penuh airmata.

"Aku sangat lelah, tolong hentikan. Aku tidak suka ini" batin jeongwoo putus asa.

"A-a-aku salah kakak, hiks aku salah..." jeongwoo.

Setelah itu jaheyuk langsung meraih wajah jeongwoo untuk melihat ke arahnya.

"Malam ini akan sangat panjang adiku".

PLAK......

Setelah itu hanya terdengar suara cambukan berkali-kali. Diiringi dengan tangisan jeongwoo.

















Sementara itu haruto sedang termenung sendirian dibalkon untuk menunggu kepulangan jeongwoo.

"Kakak, aku tidak mihat jeongwoo dimana-mana" wonyoung menghampiri haruto.

"Oh dia sedang jalan-jalan bersama cardinal jaehyuk" haruto.

"Apa?!, jika kau membiarkanya pergi begitu mudahnya kenapa kau menyuruhku untuk mengawasinya?!!" Kesal wonyoung.

"Aku perlu memastikan sesuatu, dan juga aku telah mengirim junghwan dan ken untuk mengikuti mereka" haruto.

"Sebenarnya....." wonyoung menghentikan perkataanya.

"Kenapa kau membiarkanya pergi, lalu terduduk sendirian disini sambil mengerakan kakimu dengan gelisah?" Batin wonyoung jengah dengan kelakuan kakaknya ini.

"Badai salju akan segera tiba, kapan jeongwoo akan kembali?" Lanjut wonyoung.

Haruto langsung berdiri saat melihat kereta kuda jeongwoo memasuki kediaman omerta.

"Apakah itu jeongwoo?" Wonyoung ikut melihat dari atas balkon.

"Ya dia tiba diwaktu yang tepat".


























Bersambung..........

Inilah wujud jaehyuk yang sebenarnya.  Untuk para hadirin yang sedang emosi, kolom memaki-maki dipersilahkan.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang