Harap bijak dalam membaca
"Aku ingin bersamamu malam ini".
"........." suasana langsung hening seketika.
"O-oh t-tentu saja aku tau ini permintaan yang sulit, mengingat kau memiliki jadwal yang sibuk" jeongwoo.
"Pertama mari kita keluar untuk mencari udara segar terlebih dulu" haruto mengaruk-garuk tengkuk lehernya, telinganyapun jadi memerah.
"M-maksudmu kita berdua keluar bersama-sama?" Kaget jeongwoo.
"Tentu saja, aku tidak mungkin meninggalkanmu dalam keadaan kakimu sedang sakit seperti itu" haruto.
Jeongwoo sebenarnya sudah bilang bahwa ia bisa berjalan walaupun pelan. Tapi haruto tetap mengendong tubuhnya dan tak memperbolehkanya berjalan sendiri.
"Wow!!, aku tau semua orang sudah bekerja keras. Tapi aku tidak menyangka akan jadi seperti ini, taman ini sangat mirip dengan yang ada di romagna. Sangat cantik!!" Jeongwoo terkesima melihat taman yang haruto buatkan untuknya.
"Ini seperti di 'the hanging gardens' " senang jeongwoo.
"Apa itu?" Bingung haruto.
"Benar juga, orang-orang disinikan tidak tau cerita 'the hanging gardens of babylon'. Itu adalah sebuah cerita yang indah, saat sang ratu merasa rindu akan kampung halamanya setelah ia menikahi raja dari kerajaan lain. Karna hal itu sang raja membuatkan taman yang indah untuk istri cantiknya".
"Ah i-itu aku membacanya dinovel!" Jeongwoo.
"Ah ini sedikit memalukan, apalagi haruto membangunkan taman inikan bukan dengan tujuan seperti itu" malu jeongwoo.
"Terimakasih karna sudah membuatkanku taman yang cantik ini, aku sangat menyukainya" haruto menatap wajah jeongwoo sebentar.
"Aku lega kau menyukainya" haruto.
Setelah lima menit berkeliling haruto menurunkan jeongwoo pada sebuah kursi yang telah ia siapkan disana.
"Wah disini banyak sekali bunganya, lainkali mari sering datang kemari berdua" jeongwoo tersenyum sambil menatap haruto.
Haruto yang ditatap seperti itu jadi sedikit malu.
"Ekhem oke" haruto.
"Ah tentang 'malaikat sistina'. Kenapa orang di romagna memanggilmu dengan istilah itu?" Haruto.
"Oh kurasa itu terjadi karna waktu aku kecil, aku menyanyi untuk acara ulangtahun kakaku. Kurasa mereka mulai memanggilku seperti itu sejak acara ulangtahun itu..." jelas jeongwoo.
"Cahaya sistina, malaikat sistina. Mereka mulai menamaiku seperti itu, mereka mengira aku hanyalah seseorang yang tidak lebih dari boneka yang akan menyanyi atas perintah dari keluargaku" batin jeongwoo.
"Ini adalah nama yang tidak berperikemanusian, aku sangat malu atas julukan itu" jeongwoo.
"Ternyata kau tau cara untuk bernyanyi?" Haruto.
"Tidak!, bukan itu inti pembicaraanya!!" malu jeongwoo.
"Satu hal lagi, apakah di daerah selatan ada kejadian yang tidak mengenakan yang berhubungan dengan kura-kura?" Badan jeongwoo langsung tersentak mendengar pertanyaan itu.
"Oh tidak, umm hanya aku yang memiliki ketakutan pada mereka" jeongwoo.
"Jadi begitu, sesuatu yang buruk pasti telah terjadi sampai-sampai kau bisa merasa ketakutan hanya dengan memandang hiasan kura-kura" haruto.
"Itu...".
Flasback......
3 tahun yang lalu, pada saat terjadinya diskusi untuk pernikahanku dengan duke rembrandt.
Kwak...kwakk
Burung peliharaan jeongwoo bergerak gelisah seolah tau jika tuanya sedang marah.
"AKU MENOLAKNYA!!, BISAKAH KAU MENINGGALKANKU SENDIRI. AKU INI BUKAN BONEKA!!" marah jeongwoo pada jaehyuk.
"Saat itu aku tidak ingin kehilangan keluarga baruku untuk seseorang yang akan berada di belakang kepemimpinan keluargaku. Jadi aku menolak rencana itu dengan keras".
Jeongwoo marah meninggalkan jaehyuk sendirian di dalam kamarnya.
"Aku tidak akan pernah mererima hal itu!" Jeongwoo.
BRAK.....
Jaehyuk hanya terdiam sembari mengepalkan jari tanganya. Kemudian ia melirik ke arah burung peliharaan jeongwoo.
"Betapa bodohnya aku".
Sore harinya jeongwoo hendak kembali ke dalam kamarnya, ia merasa bersalah karna telah membentak-bentak jaehyuk.
"Aku harus mengatakanya pada ayah terlebih dahulu. Jadi dia tidak akan memarahi jaehyuk nantinya".
Tok tok tok....
"Aku harus memintamaaf...." mata jeongwoo langsung melebar melihat kejadian mengerikan dihadapanya.
"Jeongwoo~ kau sudah disini rupanya, aku sudah lama menunggumu" jaehyuk tersenyum sambil meremas sayap peliharaan jeongwoo.
Tangan dan baju jaheyuk terkena cipratan darah dari sayap burung itu yang sudah remuk.
"K-kruug" tubuh burung itu bergetar menahan rasa takut dan sakit.
"I-ini APA YANG TELAH KAU LAKUKAN?!!" Saat jeongwoo hendak mendekat tubuhnya langsung ditahan oleh kedua pelayan yang telah jaehyuk perintah.
"Kumohon lepaskan dia, KAU AKAN MELEPASKAN DIA KAN!!" Jeongwoo begitu marah sekarang.
Jaehyuk tersenyum sembari berjalan ke arah akuarium yang berisi kura-kura predator yang ia pelihara.
"TIDAKK!!" jaehyuk tersenyum lalu memasukan burung itu ke dalam akuariun.
"Lihat jeongwoo ini adalah hadiah yang kau terima jika brani menolaku" jaehyuk.
Crak....cratak
"Burung yang malang ini telah mati karnamu" tubuh jeongwoo bergetar.
"Tidak, kumohon....".
Jeongwoo teringat saat pertamakali jihoon memberikan burung itu untuknya. Ia begitu senang karna akhirnya ada seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya.
"Itu adalah hadiah pertama yang kudapatkan didunia ini. Seekor mahluk hidup yang begitu kusayangi sekarang mati ditanganku?. Dia mati karna aku....".
End of flasback.
"Sejak saat itu aku membenci semua benda bahkan replika yang berhubungan denga kura-kura. Karna hal itu dapat mengingatkanku tentang kejadian dihari itu. Biasanya aku dapat mengendalikanya, tapi sepertinya emosiku jadi sering meluap setelah aku tinggal disini. Aku tidak mungkin menceritakan semua itu pada haruto" batin jeongwoo.
"Ah itu hanya karna aku pernah digigit oleh kura-kura" jeongwoo.
"Jika kau memberitahuku tentang hal itu aku akan langsung menyingkirkan mereka semua" haruto.
"Ya?" Bingung jeongwoo.
Haruto menatap kedua mata jeongwoo.
"Semuanya akan baik-baik saja disini. Jadi kau tidak perlu merasakan sakit lagi mulai sekarang".
Bersambung.........
Halo😆.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Make My Husband On My Side | Hajeongwoo
Romancecerita ini diambil dari manga yang berjudul sama "how to make my husband on my side". Dalam novel asli aku adalah penjahat yang digunakan sebagai alat politik oleh ayah dan kakaku. yang pada akhirnya aku akan mati ditangan suamiku sendiri. suamiku a...