Bab LXXV

500 66 10
                                    

Harap bijak dalam membaca


















Wonyoung membawa marta masuk ke dalam kamarnya.

"Apa-apaan ini?" Wonyoung bertanya dengan nada yang mengintimidasi, ia berbalik membelakangi marta.

"N-nona...s-saya-saya hanya takut anda akan terluka lagi" marta hendak mendekat ke arah wonyoung namun suara wonyoung terlebih dulu menghentikan pergerakan marta.

"Apa maksudnya itu kau peduli padaku?. JIKA KAU MEMANG BENAR-BENAR PEDULU PADAKU........TIDAK JIKA KAU BENAR-BENAR PEDULI PADAKU DAN JEONGWOO!!. ITU BUKAN HAL YANG BENAR MENGOLOK-OLOK ALMARHUM IBUKU SEPERTI ITU" wonyoung berbalik menatap marta sambil menangis.

"Kenapa kau berbohong?" Lanjut wonyoung.

Melihat wonyoung menangis marta langsung berlutut dihadapan woonyoung.

"Ini salah saya nona....saya mohon maafkan saya. Saya salah" marta.

"Keluar dari castel ini!" perintah wonyoung terdengar mutlak, wonyoung langsung membalikan badanya setelah mengatakan hal itu.

"Tidak nona, saya akan melakukan semua yang anda minta jadi....".

"Jangan pernah berfikir untuk menginjakan kakimu di kediaman omerta lagi" wonyoung melemparkan koper marta ke arahnya.

Dengan cepat marta langsung merangkak dan menyentuh kaki wonyoung sambil menangis.

"Anda tidak bisa melakukan ini pada saya nona. Saya mohon......tolong pikirkanlah tentang hal ini lagi" marta.

"Jika anda membeeikan kesempatan lain, saya akan membuktikan semuanya pada anda" wajah wonyoung terlihat datar, dengan cepat ia menghempaskan kakinya sehinga tangan marta terlepas dari kakinya.

"Nona...".

Tap tap tap tap, wonyoung berjalan keluar dari kamar marta.

"NONA!!.......".

brak......

Kamar marta tertutup sepenuhnya.

"Jika aku tidak melakukan ini maka marta bisa saja mati di depan orang banyak. T-tapi aku tidak mau marta mati...." wonyoung menangis mengenang kebersamaanya bersama marta dari kecil sampai ia dewasa.

Marta meringkuk menangis membereskan kopernya dikamar, ia mengambil salah satu foto wonyoung sambil menangis.

"Jadi ini adalah keputusan yang paling benar, untuk kebaikan semua orang. Terlebih lagi untuk jeongwoo" wonyoung berjalan menjauhi lorong ruangan pembantu.











Beberapa saat kemudian wonyoung dapat melihat marta meninggalkan kediaman omarta. Ia melihat dari balik jendela kamarnya.

Kreak........

Saat wonyoung sedang melamun haruto langsung masuk ke kamar wonyoung. Ia duduk di sofa yang ada di kamar wonyoung.

"Aku tidak bisa merasa tenang, jika saja aku tau hal apa yang menimpamu...." haruto.

"Kita masih sangat kecil saat itu" wonyoung.

"Wonyoung jika mungkin tolong ceritakan apa yang telah kau alami saat bersama ibu" haruto.

"Ibu memiliki penyakit yang membuatnya memuntahkan semua makanna yang ia makan. Biasanya dia sangat pemilih makanan, tapi suatu hari dia makan dengan rakus. Aku mendatanginya karna kawatir padanya. Saat aku aku baru mengetahuinya, dia memuntahkan semua makanan yang telah ia makan".

"Tiba-tiba dia melihat ke arahku dan langsung mencekik leherku. Dia bilang dia ingin membunuhku di depan semua orang" wonyoung.

Haruto mengerutkan dahinya dan langsung mengusap kasar wajahnya.

"Setelah dia meninggal..." haruto.

"Itu sudah menjadi masa lalu, aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman dengan apa yang telah terjadi. Tidak peduli apapun yang kau katakan hasilnya tetap akan sama saja.

Haruto terdiam kehabisan kata-kata.

"Tapi itu bukan berarti aku membenci ibu. Saat ini, saat aku sudah dewasa. Setiap kali aku berfikir tentangnya....tatapan kosongnya dan keadaanya yang kesusahan karna sakit terus kembali ke dalam otak ku" wonyoung.

"Sialan!, apa ayah tau tentang hal ini?" Haruto.

"Aku tidak yakin, soalnya dulu aku jarang sekali melihat ayah secara langsung" wonyoung melirik ke arah haruto.

"Ya ngomong-ngomong menegenai pasangan suami istri. Mereka tidak akan berhasil menemukan jalan keluar jika salah satu dari mereka masih menyembunyikanya. Sama seperti sekarang" wonyoung.

"Sekarang?" Haruto bingung dengan maksud wonyoung.

"Aku melihat jeongwoo.......dia seperti ibu yang tidak bisa makan dengan normal".

Keheningan langsung menerpa kedua saudara itu.




















































Bersambung...........

Satu-persatu rasa sakit jeongwoo yang dipendam bakalan kebongkar sama haruto.

Edit: sorry guys telat up, saya habais pindahan😆

How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang