Bab XXXIX

707 66 8
                                    

Harap bijak dalam membaca















"Jeongwoo" jeongwoo merasa ada yang mengusap-usap keningnya.

"Tangan yang begitu familiar. Suara yang selalu perhatian padaku disaat aku sakit. Siapa itu?" Perlahan jeongwoo membuka matanya.

"Kakak?" Jeongwoo kaget melihat kakaknya yang telah tiada ada dihadapanya. Saat ia melihat sekitar hanya ada ruangan putih yang begitu bercahaya.

"Kenapa kau duduk disana?, bagaimana jika disini kau tetap merasakan sakit?".

"Kakak aku..." jeongwoo merasa sangat bahagia, ia menggengam tangan kakaknya dengan erat.

Melihat itu kakak jeongwoo tersenyum dan dengan perlahan melepaskan tautan jari mereka.

"Ah" saat tangan mereka sudah terlepas sepenuhnya, kakak jeongwoo mulai menghilang bagaikan cahaya.

"Aku benar-benar tidak tau apapun. Jika saja kakaku dapat mengatakanya padaku walau hanya sekali, akankah semuanya akan jadi berbeda jika kita menyapa dan berbicara pada orang yang ada disini?. Bagaimana caranya aku harus bahagia?".















Jeongwoo perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya. Ternyata pertemuan tadi hanyalah mimpi semata. Ia menatap tanganya yang ia gunakan untuk menyentuh tangan kakak tercintanya.

"Apa kau benar-benar tidak akan membiarkanku pergi?" Jeongwoo kembali mengingat saat ia dibawa keluar oleh haruto dari hutan.

"Bahkan jika kau berada diasini.....".

"Jeongwoo!" Wonyoung.

Lamunan jeongwoo terpecah akibat teriakan wonyoung.

"Apa kau baik-baik saja?" Wonyoung hendak menyentuh kening jeongwoo. Namun jeongwoo segera berdiri dari tidurnya sebelum wonyoung berhasil menyentuhnya.

"Iya" jeongwoo.

"............." entah kenapa suasana diantara mereka berdua sangatlah canggung.

"Aku minta maaf" jeongwoo merasa heran, kenapa wonyoung tiba-tiba minta maaf?.

"Hari itu aku tidak bermaksud memojokan jeongwoo seperti itu" wonyoung.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Semua itu hanyalah masa lalu, kau tidak perlu merasa kawatir" jeongwoo jadi bingung sendiri sekarang.

Wonyoung melirik sebentar ke arah jeongwoo.

"Dan juga kau tidak bertanya apapun padaku. Sebenarnya ibuku juga memiliki luka yang sama seperti milikmu sebelum dia mati, ditahun terakhirnya" wonyoung.

Wonyoung kembali mengingat kenangan pahitnya. Ibunya yang begitu cantik terlihat menyedihkan dengan badan yang kurus kering seperti bunga yang layu. Wonyoung kecil hanya bisa menangis dan menciumi tangan ibunya, berharap ibunya akan kembali sehat.

"Dengan perlahan dia menjadi kering. Itulah yang terjadi, ibuku memiliki masalah gangguan kecemasan pada hatinya. Karna semua itu dia menjadi terobsesi dengan pandangan orang lain terhadap dirinya".

Flasback

Wonyoung kecil membuka kamar ibunya dengan perlahan. Bisa ia lihat ruangan itu sangat kacau dan gelap.

"Momy?" Wonyoung.

Duces omerta yang sedari tadi menangis langsung menoleh ke arah wonyoung.

"Wonyoung?".

"Katakan wonyoung, apakah momy ini terlihat jelek bahkan dimata wonyoung?" Duces omerta menangkup wajah wonyoung dan menyatukan kedua wajah mereka.

"O-oh tidak..." wonyoung yang ketakutan membuatnya berbicara secara terbata-bata.

"BOHONG!!, MOMY TELAH SALAH MENILAIMU. oh wonyoung bayiku yang malang. Bagaimana bisa kau memilih momy yang jelek seperti ini!!" Wonyoung sangat ketakutan sekarang, ia hanya bisa menahan airmatanya.

Duces omerta menatap wonyoung sambil meneteskan airmata dan tersenyum.

"Ingat wonyoung, kau tidak boleh mengatakan apapun yang kau lihat pada orang lain. Jika kau melakukanya aku akan mati di depan semua orang".

End of flasback

Wonyoung menggigiti bibirnya sendiri mengingat kenangan pahit dihidupnya.

"Hanya sedikit orang yang mengetahui gangguan yang dimiliki ibuku, termasuk aku" wonyoung.

"Tiba-tiba aku jadi mengingat kakak perempuanku. Satu-satunya orang yang bersikap baik padaku dikehidupan pertamaku yang memuakan. Kakak perempuanku yang mengalami hal serupa seperti yang dialami oleh ibu wonyoung. Tumbuh dengan melihat kakaku yang seperti itu membuatku jadi mirip sepertinya" batin jeongwoo.

"Dan untuk suamimu...".

"Tolong jangan katakan wony" jeongwoo.

"Baiklah, tapi jeongwoo apakah kau pernah memiliki kakak perempuan?" wonyoung.

"Huh apa?, kakak perempuan?" Jeongwoo panik kenapa wonyoung bisa tau. Itukan kehidupanya dimasalalu.

"Tidak, tidak apa-apa" wonyoung.

"Apakah aku tadi mengigau" panik jeongwoo.

"Ada yang lebih penting, sang naga yang tertidur telah bangun. Seluruh erendil berada dalam keadaan kacau sekarang. Tentu saja semua orang telah mempersiapkan jika hal seperti ini terjadi, jadi mungkin semuanya akan baik-baik saja" wonyoung.

"Apa?" Jeongwoo merasa kebingungan.

"Jadi tidak ada yang perlu ditakutkan. Untuk kedepanya kau tidak boleh pergi sendirian lagi" wonyoung.

"Apa aku membangunkan si naga?, tapi haruto tidak mengatakan apapun tentang itu" batin jeongwoo.

"Jeongwoo yang tertidur ditengah perbatasan hutan. Para perampok yang menemukan jeongwoo, kakaku sedang mendiskusikan imbalan apa yang akan mereka terima karna telah menemukan jeongwoo" wonyoung.

"Hey apa ini?, sebenarnya kau sedang membicarakan apa??".


























Bersambung.............

Ruto be like: inituh punya gweh😌.

Ruto be like: inituh punya gweh😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang