Bab LXXXIX

439 45 3
                                    

Harap bijak dalam membaca





























Hari yang telah dinati-nantipun tiba. Semua masyarakat dan bangsawan berkumpul diarena gladiator untuk menyaksikan para kesatria berlomba memburu moster.

Disis sebelak kiri arena ada wonyoung dan juga junkyu yang duduk dibangku mereka masing-masing.

"Sebenarnya aku tidak ingin mempermasalahkan ini, tapi bukankah ini aneh rasanya. Lihatlah ke arah sana wonyoung" junkyu menunjuk kesebelah kanan arena. Dimana jeongwoo dna jaehyuk duduk diam dibangku mereka.

"Bukahkah dia seharusnya berada disini?, tapi dia malah duduk disamping cardinal jaehyuk. Apakah rumor itu benar, hey wonyoung apa kau mendengar sesuatu, kenapa mereka......" sebelum junkyu menyelesaikan perkataanya, wonyoung sudah terlebih dulu menatapnya dan memotong perkataanya.

"Junkyu ini bukanlah masalah yang harus kau pikirkan" wonyoung menatap junkyu dengan tatapan dingin.

"Wonyoung bukankah kau terlalu kasar?. Apakah aku telah menyingungmu?" Junkyu.

"Kau juga seharusnya tidak tertarik pada hubungan atau masalah dari keluarga lain. Dan juga jeongwoo itu keluargaku....." mendengar itu junkyu langsung mematung sembari mengenggam kipasnya dengan kuat.

"Jadi jangan katakan hal seperti itu lagi dihadapanku" lanjut wonyoung.

Bukanya meminta maaf, junkyu malah memalingkan wajahnya dan membuat alasan.

"Aku hanya bertanya saja, soalnya smua orang membahas tentang hal itu" junkyu.

"Hah" wonyoung membuang nafasnya kasar, lalu melihat ke arah lapangan lagi.

"Banyak sekali hal yang ingin kutanyakan pada junkyu. Tapi jika kutanyaakan sekarang, dia akan mencoba mengambil keuntungan dari pertanyaanku. Jadi aku akan bertanya padanya setelah fertival ini berakhir. Untuk sekarang aku harus fokus kearah sana" wonyoung menatap ke arah bangku jeongwoo dan jaehyuk.






Disisi lain jaehyuk selesai membaca kitabnya dan mulai melirik ke arah jeongwoo.

"Apa kau kedinginan?" Jaehyuk.

"Aku baik-baik saja" jawab jeongwoo seadanya.

"Katakan padaku jika kau merasa tidak nyaman" jaehyuk.

"Haha tidak ada yang perlu dipermasalahkan, aku baik-baik saja" jeongwoo berusaha untuk tersenyum seperti biasanya.

"Tapi aku sedikit takut orang-orang akan mengkritiku karna aku melanggar protokol" lanjut jeongwoo.

"Tidak ada celah untuk menemukan kesalahan kan?, adik iparku itu bukan satu-satunya audien disini" jaehyuk.

Jeongwoo menatap ke arah depan dimana terdapat bangku raja dan juga ayah haruto.

"Bahkan ayah mertuaku yang menguasai kepemimpinan dikeluarga ini tidak bisa mengatakan apapun tentang permintaan jaehyuk yang menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Ini bukan hal yang terlalu besar, tapi alasan mengapa ia tidak mempermasalahkan hal ini karna dia belum sepenuhnya menganggapku bagian dari keluarga omerta bukan?" Jeongwoo menundukan wajahnya dan memasang ekpresi murung.

"Ha akhirnya adik iparku keluar juga" jaehyuk.

Saat gerbang dibuka sorak-sorai langsung memenuhi lapangan gladiator. Haruto masuk dengan zirah gagahnya dan juga kuda kesayanganya, setelah haruto keluar kesatria yang lainya juga ikut keluar.

"Haru..." jeongwoo yang semula murung langsung bangkit dari kursinya dengan ekpresi senang.

Semua kesatria langsung menghampiri istri atau kekasih mereka masing-masing untuk meminta simbol keberuntungan.

"Apakah ini saatnya untuk memberikan saputangan?" Batin jeongwoo.

Kuda haruto semakin mendekat ke arah kursi jeongwoo.

"Aku lega karna aku masih mengingat detail dari sulaman dicetita aslinya. Aku sudah menyiapkanya untuk haruto" batin jeongwoo gembira.

"Jeongwoo" haruto.

"H-haru...".

"Bagaimana perasaanmu?, apa kau baik-baik saja?" Haruto.

"Ya terimakasih karenamu aku bisa tidur nyenyak. Apakah kau mau menerima ini haru" jeongwoo menunjukan saputangan yang ia buat.

Haruto terkejut karna ia tidak menyangka jeongwoo akan menyiapkan sapu tangan untuk mendoakan keberuntunganya. Ia menerima saputangan itu dengan pipi yang merona.

"Semoga kau kembali dengan selamat dan tidak terkena luka apapun" jeongwoo.

Haruto tersenyum, setelah itu dia langsung meraih tangan jeongwoo.

Cup....

Pipi jeongwoo merona saat merasakan bibir haruto menyentuh tanganya.

"Terimakasih jeongwoo" haruto.

Setelah itu haruto berpamitan dan langsung melenggang pergi mengunakan kudanya. Setelah kepergian haruto, jeongwoo kembali duduk ke kursi miliknya.

"Apa kalian berdua biasanya juga seperti itu?" Tanya jaehyuk dengan nada dingin.

"Huh?" Jeongwoo.

"Seperti kemarin, katakan padaku apa kalian biasanya memang seperti itu?" Jeongwoo hanya bisa tersenyum dan menyembunyikan ketakutanya saat mendengar pertanyaan jaehyuk.

"Baiklah kalau begitu kita akan mulai membuat area pelindung dan berdoa untuk berkat dari tuhan" seluruh pendeta mulai berdiri, doa kali ini dipimpin oleh jaehyuk.

Jeongwoo duduk dan mulai mengepalkan tanganya untuk berdoa. Tapi ia tidak bisa menyembunyikan raut kekawatiranya.

"Kali ini hal apa yang membuatnya tidak puas?, bukankah seharusnya dia merasa bahagia karna aku duduk di sampingnya?" Batin jeongwoo cemas.

Seluruh pendeta mulai berdoa sembari membuat pagar pelindung untuk seluruh arena gladiator.

Jeongwoo melihat ke arah atas dimana pagar pelindung suci mulai terlihat.

"Pagar pelindung dibuat agar para penonton tidak mendapatkan serangan dari para monster. Pagar besar ini diperlukan sampai pertandingan usai. Jadi semua orang perlu bantuan cardinal untuk mempertahankan pagar pelindung ini" batin jeongwoo.

"Amen" semua orang memejamkan matanya dan menundukan kepalanya.

"Amen......" jeongwoo.

"Terdapat dua pertandingan disini. Apapun itu aku berharap festival sialan ini cepat berakhir. Agar jaehyuk cepat segera kembali ke romagna" batin jeongwoo sembari memejamkan matanya.























Bersambung................

Kerja keras bagai kuda~, sampai lupa upload cerita~😭😭







How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang