Bab XVIII

621 69 10
                                    

Harap bijak dalam membaca














"Uhh" perlahan jeongwoo membuka matanya.

"Ini?, dimana aku?!!".

Srek.........

Jeongwoo seketika merinding saat mendenar suara di belakangnya.

"Hah seekor rakun?" Bingung jeongwoo, tapi kalau untuk ukuran rakun itu terlalu besar. Apa dia ini salah satu jenis monster yang ada di utara?.

"Yaampun bagaimana caranya aku keluar dari situasi ini?!!. Tunggu apakah dia seekor kelinci raksaksa?".

Jeongwoo masih terdiam menatap hewan di depanya ini, sampai seketika hewan itu membuka mulutnya.

"WAAAAA!!".

"Hah tunggu, apakah itu tengkorak??. Di dalam mulutnya terdapat banyak tengkorak".

"!*$##".

"Po...po".

"Jangan mendekat ke arahku" jeongwoo ingin berlari tapi tubuhnya saat ini rasanya sakit semua.

"Po?" Hewan itu nampak kebingungan.

"T-tolong tinggalkan aku sendirian, kumohon jangan mendekat!!!" Jeongwoo.

Tiba-tiba saja monster itu malah membawa jeongwoo naik ke punggungnya dan membawanya lari menjauh dari sana.

"Yaampun!!" jeongwoo.

"Huaa aku akan dibawa kemana?" Batin jeongwoo cemas.

"PO!!".

"Menjauh dariku!" Jeongwoo terus memberontak. Walaupun sudah dipukul-pukul monster itu tetap saja tidak melepaskanya.

"Pergi dariku, menjauhlah. Kumohon turunkan aku" jeongwoo.

"Aku sudah berjanji pada suamiku bahwa aku tidak akan mati karna kecerobohanku. Aku tidak menyangka akan berakhir menjadi makanan rakun hitam ini!!".

Srekk.......

Tak tok tak tok

Mosnter itu langsung mengajak jeongwoo bersembunyi sambil menutup mulut jeongwoo. Terlihat dari wajah monster itu sangat ketakutan pada satu hal.

"Suara apa lagi ini" bisik jeongwoo.

Melihat jeongwoo yang mencoba berdiri membuat monster itu langsung menarik jeongwoo kembali untuk bersembunyi.

"Ackk" monster itu menyuruh jwongwoo untuk menutup mulutnya.

"Suara apa lagi ini?, bersembunyi seperti ini tidak akan merubah nasibku" Bingung jeongwoo.

"Hukk" tenggorokan jeongwoo rasanya seperti tercekik sekarang, ia sangat ketakutan dengan monster dihadapanya ini.

Ternyata sedari tadi monster rakun itu ingin menyelamatkan jeongwoo dari monster yang lebih berbahaya. Wujud monster yang satu ini sangat mengerikan monster kesatria tanpa kepala yang menaiki kuda hitam dan sedang menenteng kepalanya sendiri. Hal itu berhasil membuat jeongwoo mual dan merinding.

"Monster macam apa ini?" Batin jeongwoo.

Crakk.....

Disaat situasi seperti ini jeongwoo malah tidak sengaja menginjak ranting kayu.

Mendengar suara monster itu langsung menoleh ke arah persembunyian jeongwoo.

Jeongwoo dan mosnter rakun yang ada disebelahnya berusaha menahan nafas sekuat mungkin.

Tak tok tak tok

Karna tak merasakan ada hawa apapun, akhirnya monster itu berlalu pergi meninggalkan jeongwoo.

"Apakah dia pergi?".

"Hah"

Srek srek......

Jeongwoo melihat mosnter yang menculiknya ini sedang sibuk dengan sesuatu. Tapi tunggu, saat ia melihat kesamping ada sebuah bayangan hitam yang sangat mirip dengan bayangan yang menariknya sampai terjatuh dari kuda.

"Huh?, itukan?".

Pluk...

"Po" monster rakun itu menaruh daun dikening jeongwoo yang berdarah karna terbentur saat jatuh tadi.

"??, apakah kau berusaha menyelamatkanku dari mahluk itu?" Jeongwoo.

"Po" monster itu mengangguk.

"HAH APAKAH KAU BENAR-BENAR BISA MENGERTI APA YANG KUKATAKAN?!" Jeongwoo.

"Po" ia mengangguk sekali lagi.

"Jadi kau bisa mengerti bahasa manusia?" Jeongwoo.

Kali ini monster itu menggelengkan kepalanya.

"Ah berarti dia hanya bisa mengerti apa yang kuucapkan" batin jeongwoo.

"Hey apakah tidak apa-apa jika aku meminta bantuanmu lagi?" Jeongwoo.

"Po?".

"Aku harus pulang tapi aku tidak tau jalanya" seketika kuping monster itu tertunduk lesu.

"Hmm?, apa dia sedang ngambek sekarang?. Ngambek dengan mulut penuh dengan tengkorak?".

"Po!!" Mosnter itu menepuk-nepuk punggungnya.

"Hah apa kau memintaku untuk naik?" Jeongwoo.

"Po".

"Yaampun ini sangat lembut" jeongwoo menyentuh telinga monster itu sebagai pegangan.

"Kita akan..WAHHHHH" ia kaget karna tiba-tiba diajak berlari sangat kencang.

"Po!".














Sementara itu pasukan haruto sedang sibuk mencari keberadaan jeongwoo dihutan.

"Nyonya jeongwoo".

"Nyonya".

"Halo, dimana anda nyonya" yoshi.

Srek...

"Huh apakah ada sesuatu disini?" Yoshi.

Yoshi mendengar suara ribut di belakangnya. Dengan berhati-hati ia mulai membuka semak-semak itu dan betapa terkejutnya ia dengan penemuanya.

"Yaampun nyonya!!" Terlihat jeongwoo yang sedang ketakuta.

"Yoshi" panggil jeongwoo.

"AMBIL SELIMUT!!, NYONYA SUDAH DITEMUKAN DALAM KEAADAAN AMAN!!" Yoshi.

Mendengar itu haruto langsung berbalik arah dan segera menuju tempat yoshi.

"Hey teman-teman aku sudah menemukan nyonya" yoshi.

Junghwan dan pasukan lain segera membantu jeongwoo.

"Yaampun kau tidak bercandakan?" Junghwan.

"Apa anda terluka nyonya?" Yoshi.

"Sepertinya lebih baik aku dibawa mosnter itu saja. Disini lebih menakutkan" jeongwoo sudah was-was akan dimarahi oleh haruto.

"Benda apa ini?" Yoshi mengangkat daun yang menempel didahi jeongwoo.

"Y-yaampun nyonya anda berdarah!!" panik yoshi.

"Mundurlah yoshi, mari jalan kesebelah sini nyonya" junghwan.

"Hah aku harus kembali dan aku akan baik-baik saja, aku akan baik-baik saja" itulah yang jeongwoo kira, tapi....

"Nyonya kau pasti merasa bosan kalau tidak membuat masalah setiap harinya ya?!" Suara dingin haruto membuat tubuh jeongwoo merinding seketika.

Brukk......

Tubuh jeongwoo langsung ambruk setelah melihat tatapan marah haruto.

"??" Haruto.

"Nyonya!" Junghwan.

"Nyonya apa anda baik-baik saja?" Yoshi.

"Tidak boleh".

"Nyonya?!" Yoshi kawatir karna daritadi jeongwoo hanya diam saja.

"Dia pasti akan membunuhku!".
















Bersambung.............



How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang