Bab LXXII

457 58 8
                                    

Harap bijak dalam membaca

















"Jika, j-jika begitu maka akan terjadi masalah besar. K-kau tidak harus melakukan semua itu untuku" panik jeongwoo.

"Bukankah seorang suami harus bertindak untuk istrinya?" Setelah mengatakan itu haruto langsung berdiri.

"T-tapi nanti keadaan antara clan akan memburuk dan akan muncul pepecahan perang dikota ini" jeongwoo benar-benar takut semua keadaan akan kacau karnanya.

"Aku tidak peduli. Orang yang berkata hal jahat padamu tidak pantas untuk hidup" oh tidak sepertinya haruto serius, lihatlah tatapan matanya yang mengerikan itu.

"Aku akan berusaha melakukan apapun untukmu asalkan kau merasa baikan" haruto kembali berlutut dan mengusap tangan jeongwoo lembut.

"Haru...".

"Jadi katakanlah padaku, apa yang harus kulakukan agar kau tidak bersembunyi dan menangis sendirian lagi" haruto.

Jeongwoo terdiam bimbang apakah harus berkata jujur.

"I-itu adalah masalahku" genggaman haruto pada tangan jeongwoo jadi melemah.

"Terimakasih telah memberikan kehidupan yang bahagia bagaikan mimpi padaku. Aku lebih kawatir kalau suatu saat nanti aku akan menghilang. Aku minta maaf karna menunjukan sisiku yang lemah ini padamu" jeongwoo.

Sekali lagi, sekali lagi hati haruto rasanya sangat sakit melihat jeongwoo yang belum bisa percaya sepenuhnya padanya. Sepertinya sikapnya dimasalalu yang membuat jeongwoo jadi meragukanya.

"Aku bahkan tidak berani memikirkan bagaimana cerahnya sinar sore pada musim semi akan menyinariku. Aku ditelantarkan oleh orangtua yang melahirkanku, aku adalah jiwa terkutuk yang tidak diterima dimanapun".

"Tetap saja alasan kenapa aku menolak kematian adalah didunia yang tidak kuketahui aku jadi tersadar bahwa aku ini tidak berhak untuk hidup bahkan dari semenjak aku lahir. Aku masih ingin terus hidup untuk membuktikan alasanku berada didunia ini. Kukira takdir akan diserahkan padaku, hal itu rasanya sangat sulit. Aku harus membuang air mataku dan sebagai gantinya aku mengeluarkan darahku".

Jeongwoo lalu mengenggam tangan haruto dan menempelkanya pada pipinya.

"Saat aku bersamanya, hatiku yang penuh dengan kesedihan mulai terisi dengan harapan".

"Jeongwoo....".

"Kau hik...kau adalah satu-satunya orang yang memperlakukanku seperti ini. Hiks...terimakasih karna telah mempercayaiku. Aku benar-benar sangat berterimakasih" jeongwoo kembali menangis ditangan haruto.

"Bahkan jika suatu saat dia tidak menginginkanku lagi, lalu memutuskan untuk meninggalkanku. Dan jika dia mengambil kembali kehangatan yang ia berikan padaku, aku tidak akan pernah melukapakan momen kebersamaan kita untuk selamanya" batin jeongwoo.

"Bukankah itu adalah hal yang wajar, aku akan selalu berada disisimu" haruto.

"Pria yang berdiri di depanku ini, aku bertanya-tanya apa yang membuatnya sampai menatapku dengan padangan penuh kasih seperti itu?".

"Apa kau akan tetap berada disisiku jika aku membuat kesalahan besar?" Jeongwoo.

Tap, haruto berdiri lallu mendekatkan dirinya pada jeongwoo.

"Kalau begitu aku akan menjadi penyelesai maslahmu. Aku inikan suamimu jadi aku akan mendukung apa yang istriku lakukan" haruto tersenyum lembut sembari menempelkan dahinya pada dahi jeongwoo.

"Haha bagaimana jika aku mendapatkan kebiasaan buruk?" Jeongwoo.

"Kalau begitu aku akan menjadi lebih buruk darimu agar kau tidak merendahkan dirimu sendiri" haruto.

"Apakah boleh semuanya jadi seperti ini?. Aku heran kenapa dia tidak curiga sama sekali padaku?. Saat ini, dimomen ini aku hanya ingin fokus pada tatapanya padaku" Batin jeongwoo senang.

Cup

Haruto terkejut saat jeongwoo menciumnya tanpa aba-aba. Tapi didetik selanjutnya ia tersenyum dan membalas ciuman yang jeongwoo berikan.

"Akau akan menutup mataku dengan ilusi manis darimu" jeongwoo.

"Mnhh".

"Buat aku percaya kalau sihir itu nyata".

























Disisi lain wonyoung sedang merenung dikamarnya, melihat pemandangan penuh salju di luar jendela dengan hati yang gusar.

Flasback.....

Wonyoung langsung bertanya pada junkyu apa yang terjadi sampai-samapi badanya basah kuyup.

"Aku hanya mengatakan apa yang biasa kita lakukan saat masih kecil. Tapi sepertinya nyonya jadi salah paham. Dia tiba-tiba jadi marah dan menyiramkan teh itu padaku" junkyu.

End of flasback...

"Kesalahpahaman macam apa itu?. Junkyu teman yang bisa mengatakan apapun padaku, ini adalah hal yang wajar jika aku lebih mempercayainya. Tapi apa yang membuatku merasa sangat terganggu saat ini?. Hatiku rasanya tidak tenang, aku bertanya apa yang membuat jeongwoo takut?. Tidak ada yang perlu ia takutkan disini, tapi kenapa tiba-tiba junkyu bertindak semaunya untuku?. Junkyu yang aku tau akan menyelesaikan semua masalah dengan hati-hati".

"Aku merasa ada hal yang janggal. Rasanya seperti gir pada mesin yang tidak berjalan dengan semestinya".

Wonyoung menatap pantulan wajahnya sendiri pada kaca.

"Jeongwoo dan ibuku, mereka berdua punya kesulitan pada makanan dan mereka banyak sekali memiliki kemiripan. Tapi tidak peduli seberapa mirip mereka aku tetap saja tidak bisa melihat mereka secara mendalam".

"Aku mencoba untuk mengetahui apapun tentangnya pada saat kami pertama bertemu. Jika bukan karna dia aku akan terjebak disebuah daerah dengan orang asing, karna pernikahan paksa itu. Aku hanya sedikit merasa lega dan berterimakasih, tetap saja dia adalah anak dari seornag paus. Kukira dia akan segera pergi dari tempat ini".

Cklak....., wonyoung keluar dari kamarnya menuju balkon.

"Tapi sekarang.....".

Tok tok tok

"Nona.." butler.

"Butler?, ini masih tengah malam. Ada apa?" Wonyoung.

Butler tampak memasang wajah kawatir.

"Tolong izinkan saya nona, ini bukan apa-apa. T-tapi saat ini tuan muda....".





Brak...........

Wonyoung berlari sekencang mungkin.

"Hah hah hah" saat sampai diaula pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah haruto yang tengah mengarahkan pedangnya pada seorang pelayan.

"Hey?" Haruto terkejut saat mendengar suara wonyoung, tapi ia tak gentar dan terus mengacungkan pedang miliknya.

"Hah marta?!".






























Bersambung.....

Wayolo ngamukan suaminya.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang