Bab LV

525 66 37
                                    

Harap bijak dalam membaca

























"Kau tidak perlu merasakan sakit lagi".

Jeongwoo tertegun mendengar kalimat itu.

"A-ahaha aku sangat pandai menerima rasa sakit" jeongwoo.

"............" haruto tak menganggap kalimat itu lucu sama sekali.

"Ahaha aku akan melakukan hal yang kau katakan mulai sekarang. Maaf sudah membuatmu kawatir" jeongwoo memainkan kukunya karna merasa gugup.

"Jangan minta maaf" haruto.

"Oke" jeongwoo lalu menutup mulutnya.

"Kenapa orang ini selalu saja komplain" batin jeongwoo.

"Ngomong-ngomong tentang keluargamu mereka itu orang yang seperti apa?" Haruto.

"Kenapa kau tiba-tiba peduli pada hal itu?" Jeongwoo.

"Apakah itu hal yang aneh jika seorang suami peduli pada keluarga istrinya?. Terlebih lagi kita akan segera bertemu dengan duke valentino (jaehyuk). Jika aku tau dia orang yang seperti apa aku bisa menyiapkanya dengan baik" Haruto.

Setelah itu jeongwoo termenung sebentar, wajahnya kembali murung.

"Bukan hal yang aneh jika dia bertanya tentang hal itu, walaupun begitu alasan kenapa aku menolak untuk membahas hal ini adalah setiap kali aku membicarakan tentang keluargaku aku tidak pernah mendapatkan ending yang baik. Aku berfikir darimana mereka mendengar rumor itu?, mereka bertetiak padaku. Mereka selalu akan menanyakan tentang hubunganku dan jaehyuk yang sebenarnya. Walaupun itu hanya tebakanku saja, orang yang menyebarkan berita menjijikan itu adalah jaehyuk sendiri. Dia bahkan tidak bisa melihat hubungan baik diantara aku dan pengantinku. tatapan kotornya seolah mengatakan bahwa dia akan membawaku kembali bersamanya".

(Jadi jeongwoo ini udah sering banget dijodohin bahkan udah sampek tunangan. Tapi ya semua orang yang dijodohin sama jeongwoo selalu aja dirusuhin sama jaehyuk. Ujung-ujungnya jeongwoo jadi batal nikah).

"Walaupun dia dipanggil sebagai 'penerus paus suci'. Tapi dia bukanlah pria yang baik. Umm jika dibandingkan dengan jihoon, dia (jihoon) lebih memilih untuk menjadi seorang kesatria" jeongwoo.

"Hmm jadi begitu, apa kau tidak teringat keluargamu?" Haruto.

"Apa?, emm hal itu sedikit...." raut wajah jeongwoo berubah sendu, hal itu membuat haruto bingung.

"Apa aku mengatakan hal yang jahat?" Haruto.

"Ah tidak-tidak" jeongwoo.

"Sepertinya aku tidak bisa mengkontrol ekspresiku lagi ya" cemas jeongwoo.

"Sekarang semua orang yang ada disini adalah keluargaku kan?. Cerita mengenai keluargaku tidak boleh menjadi subjek untuk gosip" jeongwoo.

"Siapa yang kau maksud dengan 'semua yang ada disini'. Apakah itu aku?" Haruto.

Karna memang benar ditaman itu hanya ada mereka berdua.

"Ah t-tidak, oh iya kita belum melihat sangkar burungnya kan?!!. Aku tidak memintamu untuk membawaku kesana, itu hanya karna aku sedikit penasaran" paniknya.

"Tunggu sebentar, berikan aku tanganmu" haruto.

Jeongwoo mengulurkan tanganya yang langsung disambut oleh genggaman tangan haruto.

"Kenapa dia tiba-tiba meminta gandengan tangan?" Bingung jeongwoo.

"Huh!".

Dengan telaten haruto memasangkan gelang pada tangan jeongwoo.

"Mereka bilang gelang ini baik untuk kesehatanmu dan juga ambil ini" haruto menaruh sesuatu ditelapak tangan jeongwoo.

"Sebuah kunci?".

"Itu adalah kunci berangkas harta milik keluargaku" dengan santainya haruto berucap.

"B-BE-BERANGKAS HARTA?!!" jeongwoo.

"Ambil saja apapun yang kau mau" haruto.

"Y-yaampun bagaimana bisa aku melakukan hal itu" paniknya.

"Kau bisa melakukanya semaumu" pipi haruto tampak sedikit memerah.

"Disetiap brangkas harta keluarga terdapat banyak kertas bersejarah dan hadiah yang diwariskan turun-temurun. Tapi pria ini malah memberikan itu padaku?. Kenapa dia memperlakukanku sebaik ini?" Jeongwoo merasa tak layak diperlakukan sebaik ini.

"Apa kau kecewa karna hadiah itu bukan sangkar burung?" Haruto.

"Tidak hanya saja aku merasa sangat berterimakasih padamu, aku sangat menyukainya" perlahan tubuh jeongwoo mulai mendekat ke arah haruto.

Cup

Jantung haruto berdetak tak karuan saat bibir merah jeongwoo menyentuh pipinya.

Menyadari apa yang telah ia perbuat jeongwoo langsung berdiri dengan cepat.

"Ahaha benar juga aku mau menunjukan sesuatu yang menarik padamu" muka jeongwoo semerah kepiting rebus sekarang, dengan cepat jeongwoo berjalan meninggalkan haruto.

"Jangan berlarian seperti itu" haruto.

"Aku baik-baik saja, kakiku sudah lebih baik sekarang" haruto tidak tau saja rasa malu jeongwoo itu lebih menyakitkan daripada rasa sakit dikakinya.

"Apa?" Bingung haruto, tidak mungkin kaki jeongwoo yang bengkak bisa sembuh dengan sangat cepat.

"Lihatlah ini".

Untuk membuktikan dirinya sudah baik-baik saja, jeongwoo kembali menunjukan tarian memukaunya pada haruto.

"Lihatlah aku, bukankah aku sudah kelihatan baik-baik saja?" Jeongwoo mengatakan hal itu sembari tersenyum ke arah haruto.

"Tapi..".

"Akh!" Karna terlalu bersemangat jeongwoo tak sadar jika dia menumpu mengunakan kakinya yang cedera.

Dengan cepat haruto berlari untuk menangkap tubuh jeongwoo.

"Ah!" Jeongwoo tersentak saat pinggang rampingnya berada dirangkulan lengan haruto.

"Bukankah sudah kubilang padamu untuk berhati-hati".

























































































Bersambung.........

Cie yang penasaran🤣.





How To Make My Husband On My Side | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang