62 (kelucuan mereka)

796 97 14
                                    

Satu minggu kemudian kemudian. Dikarenakan kejadian tentang musuh yang mengincar Argo jadi Stevan memutuskan untuk segera kembali ke rumah.

Saat ini di kamar sang sulung keringat bercucuran di dahi Argo. Tubuh Argo miring ke kanan dan kiri tak lama suara teriakan amat keras Argo membangunkan kedua orangtuanya.

Tak lama Stevan dan Lusi datang ke kamar sang sulung. Stevan berusaha membangunkan Argo tapi tidak berhasil. Bahkan Argo tetap berteriak walaupun mata dia tertutup.

Lusi mendekat perlahan agar bisa membisikkan sesuatu ke telinga sang anak. Cara Lusi berhasil tak lama Argo terbangun. Dia langsung merentangkan tangan meminta gendong.

Tentu saja Stevan menggendong sang sulung. Lusi mengkode Stevan agar duduk. Stevan mengerti dia duduk sementara Argo tetap diam dalam gendongan sang ayah.

"Abang ganti baju ya," ujar Lusi.

"Baju saja," ujar Argo.

"Iya," sahut Lusi.

Stevan memposisikan Argo agar duduk di depan sang istri. Lusi melepaskan baju yang digunakan sang anak. Memang benar bahwa baju yang digunakan Argo sekarang sangat basah sekali.

Sebelum memakai baju Lusi mengoleskan minyak kayu putih di perut sang anak. Tindakan Lusi membuat sang anak memerah malu.

"Biar abang tidak masuk angin," ujar Lusi.

"Tahu kok," ujar Argo.

Ibu tiga anak tersebut mengambil baju sang sulung. Pilihan dia jatuh kepada baju berwarna kuning. Lebih tepatnya sebuah jumpsuit karakter.

"Mau makan!" pekik Argo.

"Biar papa pesankan," ujar Stevan.

"Abang mau buat sendiri!" pekik Argo.

"Ya sudah," ujar Lusi.

Argo turun dari pangkuan sang ayah dan langsung berlari menuju ke dapur. Kedua orangtua hanya mampu melihat saja apa yang akan dilakukan oleh sang sulung.

Di dapur Argo sibuk sendiri dengan segala macam hal. Saat Lusi akan mendekat dicengah oleh Stevan.

"Biarkan abang mandiri. Kita perlu mendidik anak menjadi pribadi serba bisa," ujar Stevan.

Disana Argo asyik sendiri dengan dunia dia sendiri. Terlihat Argo sedang membuat pastel sendiri. Mengenai bahan isian telah dia haluskan sebelumnya.

Wajah serius Argo saat membuat makanan membuat kedua orangtuanya tertawa. Lihat saja bagaimana sosok tegas Argo memakai jumpsuit berwarna kuning.

 Lihat saja bagaimana sosok tegas Argo memakai jumpsuit berwarna kuning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Argo)

Suara teriakan seorang balita menyadarkan Argo. Dia tersenyum kearah sang bungsu tak lama ada langkah kaki lain ternyata itu Rimba.

Save My Brothers (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang