Limario tersenyum ketika Jennie masuk kedalam mobilnya dengan wajah cemberut karna beberapa hari ini Limario benar-benar sibuk mengurus perusahaannya sendiri.
"Dih, jelek banget cemberut gitu" Ujar Limario terkekeh karna Jennie justru memalingkan wajahnya.
"Pake seatbeltnya mandu" Ujar Limario menarik seatbelt milik Jennie untuk dipakaikan pada Jennie yang masih dalam mode ngambek.
"Marah-marah mulu nih" Ujar Limario mencium pipi Jennie kemudian memilih menjalankan mobilnya.
"Kenapa jalan sama aku? Jalan aja sana sama berkas-berkasmu" Ujar Jennie akhirnya membuka suara setelah diam beberapa saat.
"Lucu banget sih? Pacar siapa ini?" Tanya Limario menggelitik bawah dagu Jennie yang kemudian ditepis oleh Jennie.
"Aku nggak bercanda ya, lagi marah nih" Ujar Jennie memperlihatkan wajah marahnya pada Limario tapi Limario justru tertawa melihatnya.
"Makin lucu, kayak kucing" Ujar Limario justru mencubit dengan pelan pipi Jennie, Jennie sontak kembali mengerucut bibirnya karna Limario justru tak mengidahkan marahnya.
"Bodoamatlah, aku males" Ujar Jennie kembali memalingkan wajahnya dari Limario yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan Jennie.
"Gimana progres gaun nikahan Solar? Udah?" Tanya Limario tapi Jennie hanya diam saja, Limario sontak mengambil satu tangan Jennie kemudian menggenggamnya.
"Iya sayang, aku minta maaf ya? Beberapa hari ini suka sibuk sama kerjaan aku, tapi kamu tau kan alasan kenapa aku kerja terus menerus?" Tanya Limario yang membuat Jennie diam saja.
"Aku pengen cepet-cepet ngumpulin uang biar kita bisa nikah, kamu lupa sama tujuan aku kerja?" Tanya Limario yang membuat Jennie menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Aku pengen kita nikah pakai uang dari aku, bukan dari orang tua kita atau bahkan kamu. Aku pengen bener-bener bisa dipercaya sama papa biar nikah sama kamu" Sambung Limario yang membuat Jennie perlahan melunak dengan ucapan Limario.
"Tapi kamu juga harus jaga kesehatan kamu, kamu beberapa hari ini begadang dan lembur terus. Aku khawatir sayang" Ujar Jennie akhirnya mau menoleh kearah Limario.
"Aku janji, aku janji bakalan baik-baik aja" Ujar Limario mencium sebelah tangan Jennie, Jennie akhirnya hanya bisa menghela nafasnya.
"Kalau capek, kamu harus istirahat. Janji sama aku?" Tanya Jennie memberikan jari kelingkingnya didepan Limario, Limario sontak menganggukkan kepalanya dan mengaitkan jari kelingkingnya pada Jennie.
"Kita makan dimana ini?" Tanya Limario akhirnya setelah dirasa mood Jennie telah kembali.
"Restoran Paris please, aku lagi pengen makan makanan Paris" Jawab Jennie yang membuat Limario mengangguk dan kembali fokus pada jalanan yang ada didepannya, tapi tangannya masih menggenggam tangan Jennie.
"Vitamin yang kemarin aku kasih, kamu minum kan? Jangan sampai kamu malah harus masuk rumah sakit ya" Peringat Jennie karna Limario sering sekali enggan meminum vitamin atau obat-obatan yang lainnya.
"Iya sayangku, aku sering minum kok" Ujar Limario masih fokus pada jalanan yang ada didepannya.
"Oh iya, mommy sama daddy udah di Australia?" Tanya Jennie penasaran apakah kedua orang tua Limario sudah berada di Australia atau belum.
"Udah sayang, semalem nyampe katanya" Jawab Limario kemudian membelokkan mobilnya menuju kearah salah satu restoran dengan makanan khas Paris.
"Ayo tuan putri" Ajak Limario sembari melepaskan seatbeltnya begitupun dengan Jennie.
