Jennie tersenyum ketika melihat Tiffany datang menghampirinya yang telah selesai make-up.
"Mama" Panggil Jennie sembari menoleh kearah belakang untuk melihat Tiffany yang sudah mengenakan baju yang warnanya senada dengannya.
"Gugup nggak?" Tanya Tiffany sembari duduk didepan Jennie, Jennie sontak menganggukkan kepalanya.
"Gugup sama takut, Nini takut salah ngucap" Jawab Jennie tersenyum tatkala Tiffany mengenggam tangannya dengan erat.
"Gapapa, kan ada mama sama papa yang selalu dampingin Nini" Ujar Tiffany tersenyum melihat Jennie.
"Eh, mama nangis?" Panik Jennie ketika melihat setetes air mata mulai mengalir melalui mata Tiffany.
"I am okay, honey" Jawab Tiffany menerima tisu yang diambil oleh Jennie, Tiffany meraih tangan Jennie.
"Maafin mama ya" Ujar Tiffany yang membuat Jennie terdiam mendengar permintaan maaf dari Tiffany.
"Mama belum bisa jadi mama yang baik selama ini, mama kadang nggak peduli sama Nini, mama belum jadi mama yang bisa Nini andelin" Ujar Tiffany sembari menundukkan kepalanya merasa sangat bersalah.
"Mama nyesel sayang, mama nggak ada banyak waktu selama ini untuk Nini, dan sekarang. Nini bakalan pindah tanggungjawab, Nini bakalan jadi tanggungjawab suami Nini" Ujar Tiffany lagi yang membuat kedua mata Jennie berkaca-kaca.
"Maafin mama, Nini. Mama egois, mama selalu mentingin diri mama sendiri" Ujar Tiffany akhirnya mengeluarkan air matanya karna tak tahan lagi.
"Mah" Panggil Jennie yang membuat Tiffany mendongkak ketika Tiffany mengusap perlahan tangan Tiffany.
"Awalnya Nini mikir gitu. Tapi mama tau nggak? Selama ini yang ciptain kebahagiaan buat Nini, Nini nggak pernah kekurangan apapun, itu semua karna siapa? Ya, mama sama papa" Ujar Jennie tersenyum mengingat beberapa nasehat Limario padanya.
"Nini bisa tidur dengan nyaman, Nini berkecukupan untuk segala hal. Itu semua dijamin langsung sama mama papa. Dan yeah, i am very lucky, Nini beneran beruntung banget punya mama sama papa" Sambung Jennie tersenyum melihat Tiffany mulai tersenyum meskipun simpul.
"Udah dong nangisnya, bentar lagi acaranya bakalan dimulai loh. Masa pendampingnya Nini malah bengkak matanya" Ujar Jennie membantu mengelap air mata Tiffany menggunakan tisu.
"Makasih ya sayang, udah mau ngertiin mama sama papa" Ujar Tiffany sembari tersenyum melihat wajah fokus Jennie.
"Iya mah, Nini baik-baik aja kok. Selagi kalian nggak bener-bener ninggalin Nini" Ujar Jennie lagi kemudian tersenyum ketika air mata Tiffany telah hilang sepenuhnya.
"Mama kayaknya perlu perbaikin make-upnya sedikit, sebentar ya" Ujar Tiffany yang membuat Jennie mengangguk.
"Cie, nikah" Ujar Joy yang datang bersama dengan Irene, Solar, dan juga Rose.
"Iya dong, kapan nyusulnya?" Tanya Jennie yang membuat Joy menghela nafasnya sejenak.
"Ya, habis lo lah. Yakali langsung nikah gitu aja" Jawab Joy sembari duduk di tempat duduk yang telah disediakan.
"Wih, bagus banget ruang tunggunya Jen" Puji Irene ikut duduk didekat Solar karna tau mau jika Joy dan Solar duduk bersama.
"Iya Ren, Lim yang nyuruh biar ini juga ikut di design. Biar kita bisa foto-foto disini juga" Jawab Jennie tersenyum karna Irene telah kembali lagi.
"Kakak cantik banget" Puji Rose yang sejak tadi fokus melihat Jennie, Jennie sontak tersenyum melihat Rose yang masih ikut bersamanya, padahal harusnya anak ini harus bersama dengan Alice.
