🍒60

959 34 24
                                        

Karena tahun baru aku up double🤭

Happy new year🧡

Di kamar yang temaram, Beomgyu baru saja selesai mandi. Rambut basahnya masih meneteskan air, membuat handuk yang melilit lehernya sedikit basah. Sion sedang berada di kamar Sungchan, tadi sungchan mengambil alih tugasnya untuk sementara, memberi Beomgyu sedikit waktu untuk beristirahat.

Ia melangkah ke arah lemari, membuka pintunya perlahan sambil mencari baju tidur yang nyaman. Pandangannya langsung tertuju pada setelan tidur berwarna pink dan putih dengan gambar alpaka lucu yang sudah lama jadi favoritnya. Tangannya terulur hendak mengambil baju itu, tapi gerakannya terhenti ketika matanya menangkap sesuatu di sebelahnya.

Sebuah dress pendek berwarna cream tergantung dengan anggun di sana, membuatnya terpaku sejenak. Dress itu… hadiah dari Yeonjun beberapa bulan yang lalu. Beomgyu mengingat betul bagaimana Yeonjun memaksanya menerima dress itu, meski saat itu ia merasa tak mungkin memakainya.

Tapi sekarang, rasa penasaran perlahan menyusup ke pikirannya. Ia meraih dress itu, menimangnya di tangan, memperhatikan setiap detailnya.
“Kependekan nggak, sih?” gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan kamar. Matanya menyisir bagian bawah dress yang hanya setengah menutupi paha atasnya.

“Punggungnya juga kebuka banget…” tambahnya lagi, alisnya sedikit terangkat. Namun, rasa penasaran itu tak bisa ia lawan. Ia berdiri di depan cermin besar, perlahan melepas handuknya, lalu mulai mencoba dress tersebut.

Bahan dress itu terasa lembut di kulitnya, hampir seperti sutra. Dengan hati-hati, ia mengikat pita yang menutupi bagian dadanya sebagai sentuhan terakhir. Kini ia berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri. Dress itu memang memeluk tubuhnya dengan sempurna, tapi jelas terlalu terbuka untuk dikenakan di luar kamar.

“Kalo pake baju ini keluar… udah pasti Kak Jeno bakal ngamuk besar,” ucapnya polos, membayangkan reaksi suaminya yang protektif. Namun, bibirnya tak bisa menahan senyum kecil.

Beomgyu memiringkan kepala, memutar tubuhnya sedikit ke kanan dan kiri, memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Dress itu menonjolkan sisi dirinya yang jarang ia lihat sedikit berani, sedikit manis. Ia tertawa kecil, menggerakkan tubuhnya dengan penuh rasa ingin tahu, mencoba berdamai dengan gaun yang dulu sempat ia tolak.

Namun, di sudut pikirannya, Beomgyu tahu ia harus melepasnya sebelum ada yang mengetuk pintu dan menemukan pemandangan ini.

Namun, Beomgyu terlambat. Sebelum sempat melepas dress itu, pintu kamarnya terbuka tanpa suara. Jeno masuk dengan langkah santai seperti biasanya tanpa mengetuk pintu. Sepertinya Beomgyu lupa menguncinya.

Langkah Jeno terhenti begitu pandangannya tertuju pada sosok Beomgyu di depan cermin. Seketika ia mematung, napasnya tertahan. Bahkan rasa lelahnya seharian di kantor yang menguras energinya lenyap begitu saja. Beomgyu berdiri di sana, gelisah, mengenakan dress pendek berwarna cream yang tak dapat menutupi tubuh beomgyu, dengan tali tipis yang terlihat terlalu… berani.

Jeno merasakan darahnya berdesir aneh, antara marah, bingung, dan sesuatu yang sulit ia ungkapkan. Namun, tak ada waktu untuk mencerna semuanya. Matanya menangkap gerakan Beomgyu yang hendak melepas dress itu, menarik tali di pundaknya dengan ragu-ragu.

Tanpa berpikir panjang, Jeno melangkah cepat ke arahnya, nyaris tergesa-gesa. Tangannya menangkap pergelangan Beomgyu sebelum tali itu sempat terlepas.

Jung BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang