Pengguna blade itu membuka mulutnya dengan ekspresi sangat gembira.
“Cheonma!”
Mendengar suaranya, tidak dapat menahan kegembiraannya, Mok Gyeong-un membuka bibirnya dengan pandangan tertarik.
“Aku hendak membunuhnya, tapi kau menghalanginya?”
Pada saat pengguna blade hendak membunuh Ji-oe.
Mok Gyeong-un bermaksud menusuk leher pria itu dengan menargetkan celah yang terungkap pada saat itu.
Namun dia menghentikan kekuatan yang diayunkannya dalam sekejap, lalu membalikkannya untuk menangkis serangan pedang dengan bilah pedangnya.
Pandangan Mok Gyeong-un secara alami tertuju ke pergelangan tangan dan pinggangnya.
Otot-ototnya yang luar biasa berkembang cukup kentara hingga dapat dilihat melalui lekuk pakaiannya.
'...Seratnya berbeda.'
Otot yang paling berkembang dalam ingatan Mok Gyeong-un adalah otot Yoo Moo-jin.
Jika otot Yoo Moo-jin adalah otot yang sangat keras bagaikan sebuah batu, mamun otot pengguna blade ini tidak hanya kuat, tapi pada saat yang sama juga sangat lentur. Otot tersebut dirancang agar dapat meregang hingga ke titik extreme tanpa menyebabkan cedera pada tubuh.
Sementara itu, Ji-oe, yang hidupnya terselamatkan berkat Mok Gyeong-un, berkata:
"Siapa kamu?"
“Itu tidak penting, mundur saja.”
“……..”
Meskipun dia merasa sedikit tidak senang seolah-olah dia diabaikan, dia segera menekan emosi ini sebagai rasa terima kasih karena hidupnya diselamatkan, dan berkata:
“Aku tidak tahu siapa dirimu, tetapi orang itu bukanlah seseorang yang dapat kau hadapi sendirian. Jadi jangan sombong dan mari kita serang bersama-sama……”
-Paang!
Pada saat itu, Ji-oe terlempar ke belakang oleh gaya tolak yang mendorongnya menjauh.
"Apa yang sedang kamu lakukan……"
-Chaeaaang!
Pada saat itulah, blade pusaka milik pengguna blade itu dan pedang berharga milik Mok Gyeong-un, Pedang Perintah Jahat saling beradu.
Lalu, diiringi suara udara terkoyak, tekanan angin dahsyat muncul di sekitar mereka berdua, dan tanah tebing terbelah.
Melihat ini, Ji-oe tanpa sadar menelan ludah kering.
-Kkulkkeok!
Kalau saja dia terlambat sedikit saja, dia akan terjebak dalam kekacauan itu.
'……Siapa orang ini lagi?'
Ia mengira satu-satunya lawan yang mampu menghadapi pengguna pedang mengerikan itu adalah Ou Cheonmu, salah satu dari Enam Dewa Langit dan penguasa Tempat Suci Pedang Spiritual.
Tetapi jika melihat pada serangan pedang dan blade yang saling beradu, hasilnya hampir berimbang.
Berarti pemuda tak dikenal ini juga monster yang sepadan dengannya.
'Dari mana sebenarnya monster-monster ini tiba-tiba muncul?'
Itu benar-benar membingungkan.
Demikian pula para pendekar pedang yang masih hidup di dekatnya dan Jeong Myeong Sa-tae, sesepuh Sekte Hangshan, tidak dapat menyembunyikan keterkejutan mereka atas kemunculan ahli baru yang tak tertandingi ini.