Bola Suci (2)

1 0 0
                                    

Manusia? Jangan bilang itu kau lagi?

Cheong-ryeong, yang mengulurkan tangannya meminta bola suci yang retak, mendecak lidahnya karena tidak percaya.

Saat dia menyentuh bola suci itu, matanya berkaca-kaca.

Dia jelas telah jatuh ke dalam kondisi mata pikiran.

Dia tidak dapat memahami kekuatan misterius apa yang dimiliki bola suci itu, sehingga seseorang dengan tekad yang tidak lemah dapat terus menerus jatuh ke dalam kondisi konsentrasi tinggi seperti ini.

Biasanya hal itu tidak menjadi masalah, tetapi tidak ada waktu untuk itu sekarang.

Cheong-ryeong, yang telah muncul untuk membangunkan Mok Gyeong-un, hendak mengulurkan tangannya…..

'……Ekspresi ini baru lagi.'

Itu adalah wajah yang jarang terlihat padanya.

Cheong-ryeong, yang telah menatap Mok Gyeong-un yang bermata linglung, menggelengkan kepalanya dan buru-buru mencoba membangunkannya.

Tapi pada saat itu juga.

-Hwareureuk!

Tiba-tiba, api berkelebat dan berkobar dari tangan Mok Gyeong-un yang memegang bola suci itu.

Melihat ini, mata Cheong-ryeong melebar.

Itu bukan api biasa.

Api itu begitu hitam hingga mengingatkan kita pada jurang.

Melihat hal itu, wajahnya dipenuhi keterkejutan.

'Api hitam? Ini... Apa-apaan ini?'

-Hwareureureuk!

Pada saat itu, api hitam yang berkobar dari tangan yang memegang bola suci mencoba menyebar ke seluruh tubuhnya.

Namun, api hitam yang hendak menyebar tiba-tiba mereda.

Lalu mereka menghilang seolah-olah mereka tidak pernah ada di sana.

Api hanya muncul sebentar saja.

'Apa?'

Apa-apaan ini barusan?

***

-Aku hanyalah pecahan inti. Hanya sebagian dari dirimu.

'Sebuah fragmen inti?'

Apa artinya ini?

Ketika ia tengah bertanya-tanya, api yang menyelimuti makhluk yang menyerupai dirinya itu mulai berpindah ke tubuhnya melalui kedua tangan makhluk itu.

Melihat fenomena aneh nan janggal ini, Mok Gyeong-un berusaha menggerakkan badannya namun tidak bisa bergerak sedikitpun.

Sebaliknya, saat api hitam itu menyentuhnya, dia merasakan sensasi aneh.

Rasanya bagai jurang dan kegelapan tak berujung, dan meski berupa api, tidak panas melainkan sangat dingin.

Tetapi yang lebih aneh lagi adalah sensasi ini tidak terasa seperti pertama kali.

Saat api menyebar ke sekujur tubuhnya, dia merasakan sesuatu yang samar-samar familiar namun mengingatkannya pada sesuatu yang nostalgia.

-Hwareureuk!

Saat api hitam menyebar ke seluruh tubuhnya seperti itu, sesuatu membuncah di dalam dirinya disertai rasa gembira.

Tepat saat dia hendak menikmati api hitam ini sepenuhnya.

-Sseuk!

Seseorang menaruh tangannya di bahunya.

-Saya akan simpan ini untuk saat ini.

Kisah Cheon Ma [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang