11. LELAKI DI LIFT

3 0 0
                                    

"LO NGAPAIN DI SINI?" tanya Gaby pada Gibran dengan intonasi suara yang meninggi. Dia berdiri di sisi ranjang tempat di mana Gibran berada.

Ini seperti mimpi, Gaby benar-benar tak percaya jika kini Gibran ada di hadapannya.

Di sini! Di Seoul!

Bagaimana bisa?

Gibran menutup buku bacaannya dan mendongak menatap wajah Gaby. Dia tersenyum miring. Gibran bahkan sudah bisa menebak dengan apa yang akan terjadi setelah ini.

Awalnya Gibran tenang-tenang saja ketika Gaby tetap bersikekeuh untuk berangkat ke Maldives meski tanpa dirinya, dikarenakan dia sudah membatalkan perjalanan itu. Gibran pikir, Gaby akan pulang ke rumah yang memang akan mereka huni berdua. Rumah peninggalan Kakek dan Nenek Gibran di Raffles.

Sayangnya, perkiraan Gibran meleset. Dia sudah menunggu kepulangan Gaby di rumahnya, tapi sampai sore Gaby tak juga pulang. Makanya dia langsung menghubungi Gaby.

Dan betapa terkejutnya Gibran ketika dia mendapat kabar kalau Gaby hendak berangkat ke Korea.

Gaby memang nekat.

Sore itu, begitu tahu kalau Gaby hendak pergi ke Seoul, Gibran pun ambil langkah seribu. Dia langsung mengemas cepat barang-barangnya. Meminta Edward memesankan tiket ke Seoul saat itu juga.

Dan menjadi kebetulan yang sangat menguntungkan ketika ternyata keberangkatan pesawat Gibran sama persis dengan pesawat yang ditumpangi oleh Gaby.

Edward bilang, tersisa satu kursi kosong di pesawat itu.

Atau memang, semesta tengah berkonspirasi untuk membuat Gibran dan Gaby tetap melangsungkan bulan madu mereka yang sempat terancam gagal.

Meski harus dengan lokasi yang berbeda dan semuanya benar-benar di luar rencana semula.

Kini, mau tidak mau, suka tidak suka, Gibran terpaksa harus menghabiskan waktunya bersama Gaby di Seoul selama satu minggu ke depan.

Sungguh, Gibran benar-benar menyesali keputusannya membatalkan kepergian mereka ke Maldives. Mungkin, seandainya Gibran tidak membatalkan rencana bulan madunya ke Maldives, dia tidak perlu terjebak di Korea bersama Gaby, saat ini.

"Kenapa? Ini kamar istri gue dan nggak ada yang aneh kalo gue ada di sini, kan?" Ucap Gibran dengan santainya. Gibran menurunkan kakinya yang tadi selonjoran di ranjang. Dia duduk menghadap Gaby. Tatapannya saat itu sempat tertuju ke belahan d4d4 Gaby yang sedikit terbuka.

Gaby yang memakai asal jubah mandinya tanpa menyadari bahwa belahan buah d4d4nya kini terekspos jelas di hadapan Gibran, langsung merapikan pakaiannya. Dia berdehem sambil bersidekap. Wajahnya merona setelah dia mengingat kalau tadi dia sempat membuka pakaiannya dan hanya berbikini ria di dalam kamar hotel ini.

Pasti Gibran sudah melihat tubuhnya! Dasar lelaki mesvm!

Maki Gaby dalam hati, tidak ikhlas!

"Lo nguntit gue?" tanya Gaby saat itu. Masih dengan tatapannya yang tertuju lurus ke wajah Gibran yang menurutnya sangat menyebalkan itu.

Gibran tertawa renyah. "Nggak usah kegeeran lo!" Balas lelaki itu sambil berdiri. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang