13. MABUK

1 0 0
                                    

Seorang lelaki turun dari mobil sambil memapah seorang wanita mabuk.

Susah payah dia membawa wanita itu kembali ke kamar hotelnya setelah mereka cukup bersenang-senang sepanjang hari ini.

"Kita mau kemana sih? Gue ngantuk... Gue haus..." gumam si wanita dalam keadaannya yang setengah sadar.

"Ya, sesampainya di kamar kamu bisa langsung tidur, oke?" ucap si lelaki.

Si lelaki memasuki lift menuju lantai sepuluh hotel tempat dia menyewa kamar.

Dia benar-benar harus menuntaskan semuanya dengan wanita di pelukannya itu malam ini. Tak cukup baginya hanya sekedar cumbu4n biasa. Dia menginginkan lebih.

Pintu lift terbuka di lantai sepuluh, si pria hendak melangkah keluar, tapi seorang pria lain yang berdiri di balik lift hendak memasuki lift tampak mengurungkan niatnya begitu melihat si lelaki yang memapah wanita tadi.

Wanita yang tak lain adalah istrinya.

Dia Gaby.

Gibran yang saat itu hendak menuju lobi untuk menanyakan kepergian Gaby jadi urung melakukan niatnya.

Gaby sudah ada di depan mata kepalanya, meski bersama lelaki lain.

"Excuse me, Sir," sapa Gibran seraya menyentuh bahu Jerry, lelaki yang kini tengah memapah Gaby.

Jerry menghentikan langkahnya, dia menoleh.

"Ya, ada apa?" tanyanya dengan nada tidak suka karena merasa terganggu, padahal dia sedang buru-buru.

"Wanita yang sedang bersama Anda sekarang, dia istri ku," jelas Gibran dengan santainya.

Wajah Jerry kian melunak. Percaya tidak percaya, namun Jerry berusaha menampakkan wajah bersahabat.

"Oh, maaf. Aku tidak tahu. Aku pikir..." kalimat Jerry menggantung saat tiba-tiba Gibran memotongnya.

"Ya tidak apa-apa. Ini memang sudah sering terjadi jika kami sedang bertengkar," jawab Gibran lagi, disertai dengan sebuah senyuman tipis.

Jerry pun memberikan Gaby pada Gibran setelah lelaki itu kembali meminta maaf. Terbersit rasa kecewa dalam benak Jerry. Seharusnya tadi dia menuntaskan semuanya di mobil. Jadi dia tidak perlu menahan rasa penasarannya pada Gaby. Si4l! Jerry terus mengutuk dalam hati.

Sementara itu, Gibran memapah Gaby ke dalam kamar hotel mereka dan membaringkan Gaby di ranjang.

"Haus..." gumam Gaby dengan matanya yang terpejam.

Gibran menghela napas kasar. Beberapa kissm4rk di bagian leher Gaby menjadi perhatian Gibran saat itu.

Pastinya itu ulah lelaki yang tadi memapah Gaby di lift. Gibran bahkan sudah bisa menebaknya.

Lelaki itu mengambilkan segelas air bening hangat untuk Gaby dan membantu Gaby meminumnya. Setelah selesai dia menaruh gelas itu di nakas dan kembali membaringkan Gaby. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh Gaby yang terbuka.

Entah apa yang sudah Gaby lakukan dengan lelaki tadi, Gibran tak ingin menebak lebih jauh.

Itu bukan urusannya.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang