"Maaf Mba, perjalanan ke Maldives hari ini ditunda sampai besok, sebab ada kerusakan pesawat secara tiba-tiba. Kami sudah menghubungi semua pihak terkait atas kejadian ini, untuk perjalanan atas nama Bapak Gibran, sudah dibatalkan oleh beliau saat tadi pagi pihak kami mengkonfirmasi adanya rencana penundaan ini, memangnya Bapak Gibran tidak memberi tahu Anda tentang masalah ini?" jelas seorang petugas bandara ketika Gaby hendak check in.
"Kalo saya tahu, saya nggak bakal ada di sini sekarang! Gimana sih!" omel Gaby saat itu. Raut wajahnya terlihat murka.
Gibran bener-bener sialan! Seneng banget dia ngerjain gue! Awas aja!
Rutuknya dalam hati.
Menahan malu dan amarah yang luar biasa, akhirnya Gaby pun kembali ke arah lobi bandara. Dia duduk di salah satu bangku tunggu di sana.
Gaby mencak-mencak sendiri di Bandara ketika tahu bahwa perjalanannya ke Maldives benar-benar sudah dibatalkan oleh Gibran.
Beberapa kali dia mencoba menghubungi Gibran tapi sialnya ponsel lelaki itu tidak aktif.
Gaby memutar otak.
Masih tetap bertahan di Bandara beberapa jam sampai akhirnya dia memutuskan untuk membeli tiket pesawat menuju tempat lain pada hari ini.
Entahlah, Gaby sudah buntu. Dia tidak ingin pulang apalagi harus bertemu dengan Gibran. Kalau pun dia harus menginap di hotel, dia hanya akan membuang-buang u4ng tanpa bisa menikmati liburan yang sesungguhnya.
So, pada akhirnya Gaby pun membeli tiket lain dan mencari penerbangan tercepat hari ini.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya dia mendapat kabar dari petugas Bandara bahwa ada dua kursi kosong untuk penerbangan menuju Seoul hari ini.
Tanpa pikir panjang Gaby pun menerima tawaran itu.
Setelah melakukan transaksi, Gaby pun check in kembali. Dia mendapat boarding passnya dan menunggu lagi di lounge boarding sebelum keberangkatan pesawatnya.
Saat Gaby menunggu, tiba-tiba ponselnya berbunyi, Gibran meneleponnya.
Gaby langsung mereject panggilan itu. Dia benar-benar kesal pada Gibran.
Gibran sempat meneleponnya beberapa kali tapi Gaby tetap tak menjawabnya. Sampai akhirnya lelaki yang berstatus suaminya itu mengirim sebuah pesan singkat pada Gaby.
Gibran
Lo masih di Bandara?
Pulang, gue jemput ya?
Gaby terdiam sejenak.
Perhatian kecil yang ditunjukkan Gibran membuat hatinya sedikit luluh. Meski sedetik setelahnya Gaby langsung geleng-geleng kepala. Dia tidak selemah dan sebodoh itu.
Gaby pun berniat untul membalas pesan itu.
Gaby
Ya gue masih di bandara.
Gue mau ke Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romance"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...