"Kalau lo nggak mau direndahkan, belajar lebih dulu untuk nggak merendahkan orang lain! Nggak semua kekurangan seseorang itu membuat dia terlihat lemah. Bisa jadi, melalui banyaknya kekurangan pada diri seseorang, dari situlah seseorang itu belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih sempurna dari orang yang menganggap dirinya tidak sempurna! Paham kan maksud gue?" Jelas Gibran dengan kalimatnya yang penuh penekanan.
Tatapan Gaby masih tertuju pada Gibran. Meski setelahnya, wanita cantik itu menundukkan kepalanya dan kembali terduduk lunglai di atas kursi kafe.
Mungkinkah dia menyesal?
Pikir Gibran membatin. Meski dia tak cukup yakin akan hal itu.
Siapa yang tidak mengenal Gabriella Aulia Fahrani?
Satu-satunya wanita paling populer semasa perkuliahan mereka dulu di Amerika.
Gaby itu wanita berdarah campuran Amerika dan Korea. Ayahnya Michael William adalah seorang lelaki berkebangsaan Amerika yang menikah dengan seorang perempuan bernama Jeon Nara yang berasal dari Seoul, Korea Selatan.
Setelah Michael wafat sementara Ibunda Gaby yang memang sudah lebih dulu berpulang bahkan saat usia Gaby masih sangat kecil, Gaby tinggal bersama Om dan Tantenya yang sekarang menetap di Indonesia.
Gibran dan Gaby dipertemukan di Amerika karena mereka adalah tetangga dekat karena kebetulan Michael adalah dokter spesialis yang menangani pengobatan Gibran semasa lelaki itu tinggal di Amerika bersama kedua orang tuanya dahulu.
Keluarga Gibran pada awalnya broken home. Ibunya membesarkan dirinya seorang diri. Sampai akhirnya, Gibran dipertemukan dengan ayah kandungnya dan mereka pun kembali berkumpul dalam sebuah keluarga yang sangat bahagia.
Gibran dan sang Ayah yang merupakan seorang pengusaha besar sempat tinggal di Amerika untuk beberapa waktu lamanya. Dan di sanalah dia mengenal Gaby pun keluarga Gaby sendiri. Hanya saja, Gaby tak pernah mengetahui perihal penyakit yang diderita oleh Gibran sejak perkenalan pertama mereka dahulu.
Gaby baru tahu hal itu di saat dia telah menyetujui perjodohannya dengan Gibran beberapa waktu yang lalu.
"Jadi, sekarang lo maunya gimana?" tanya Gibran dengan suaranya yang terdengar lebih pelan.
Gaby tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia masih terus diam dan menunduk. Hal itu membuat jiwa kelelakian Gibran terpanggil. Sejak dulu Gibran sebenarnya paling tidak tahan melihat seorang wanita menangis di hadapannya.
Gibran mengambil posisi duduk di sebelah Gaby. Bagaimana pun, almarhum Om Michael, ayah Gaby telah berjasa besar terhadap Gibran selama ini. Berkat Om Michael, Gibran bisa bertahan dari penyakitnya hingga sekarang. Dan kini, Gibran hanya perlu meminum obat secara teratur untuk menjaga stabilitas fisiknya agar tetap terjaga dan terkontrol dengan baik.
"Apapun keputusan lo, gue akan ikutin Gab. Kalau memang itu yang terbaik buat lo," ucap Gibran. Dia meremas kuat jemari Gaby.
Semenyebalkan apapun sikap Gaby terhadapnya, Gibran sudah menganggap Gaby seperti keluarganya sendiri, adiknya sendiri.
Entahlah, Gibran sendiri masih belum paham betul apa sebenarnya yang dia rasakan pada Gaby selama ini. Perasaan di hatinya masih Abu-abu.
Padahal awalnya, Gibran berpikir bahwa dirinya mencintai Gaby. Namun sejak sikap Gaby berubah pasca wanita itu tahu mengenai penyakit yang Gibran derita, perasaan cinta yang pada awalnya sudah tumbuh di hati Gibran perlahan menyusut. Sejak hari itu, Gibran seolah merasa asing dengan Gaby.
Sejak dulu, sifat Gaby memang angkuh dan egois. Tapi dia tak pernah menunjukkan semua itu jika dirinya sudah bersama Gibran. Bahkan Gaby yang dulu dikenal Gibran adalah sosok Gaby yang manis dan ceria. Tidak seperti saat ini, Gaby yang menyebalkan dengan segala perkataan pedas yang sukses membuat Gibran selalu dilanda emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romansa"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...