37. MARI KITA MENIKAH...

2 0 0
                                    

"Apa tawaranmu untuk menikah denganku dahulu masih berlaku? Aku sudah cantik sekarang. Aku tidak perduli dengan semua kekurangan yang kamu miliki. Yang aku tahu, aku mencintaimu... Sejak dulu..."

Gibran sempat tertegun beberapa saat sampai akhirnya lelaki itu berkata, "kalau memang kamu mencintaiku, kenapa kamu terus menghindariku kemarin-kemarin?" balas Gibran cepat.

Kali ini gantian Mirella yang terdiam.

"Jawab Mimi!" ucap Gibran tidak sabaran.

Kepala Mirella yang tadinya tertunduk perlahan mendongak, menatap lurus bola mata Gibran.

"Sejak berita mengenai pernikahanmu dengan Gaby tersiar di berbagai media massa dan aku mengetahuinya, aku sadar, detik itu juga semua harapanku pupus. Hancur berkeping-keping. Lagi pula, siapa aku ini? Aku hanya seorang wanita hina yang kotor. Tidak seharusnya aku bermimpi terlalu tinggi."

*

Hari sudah gelap dan Gibran masih saja asik bergulat dengan lamunannya di teras belakang Villa.

Saat itu Gibran hanya sendirian.

Sebab, sejak percakapannya yang begitu sensitif dengan Mirella tadi pagi, Mirella mengaku ingin dibiarkan sendiri di kamar.

Perkataan terakhir Mirella dalam percakapan mereka terus saja terngiang di telinga Gibran. Membuat perasaannya jadi serba salah.

Gibran tau, pasti Mirella kecewa padanya saat ini. Kecewa karena tak mendapat sambutan positif dari Gibran melainkan hanya kebekuan yang tercipta di antara mereka setelahnya.

Itulah sebabnya, Mirella langsung izin pamit ke kamar dan tidak keluar bahkan untuk makan siang dan makan malam.

Berulang kali Gibran bulak balik mengetuk pintu tapi Mirella tak menyahut.

Pintu itu di kunci dari dalam, itulah hal yang menyebabkan Gibran tidak bisa masuk.

Sebelumnya, Gibran memang begitu menggebu-gebu saat mengejar Mirella sewaktu Mirella terus menerus menghindarinya. Gibran begitu penasaran kenapa Mirella tak mau mengaku bahwa dia adalah Mimi sampai-sampai kalimat yang seharusnya tidak Gibran lontarkan terucap begitu saja dari mulutnya.

"Setelah gue bercerai sama Gaby, gue akan menikahi lo, MIMI!"

Gibran mengutuk kebodohannya. Kenapa bisa-bisanya dia berkata demikian tanpa berpikir panjang?

Kenapa semua ini terasa begitu rumit baginya?

Dia belum bisa memberi Mirella kepastian apapun untuk saat ini. Itulah yang menyebabkan Gibran hanya membisu seribu bahasa ketika Mirella membahas tentang masalah pernikahan dengannya.

Sesungguhnya hadir sebuah keinginan besar dari sudut hatinya untuk mengabulkan permintaan Mirella jika memang pada kenyataannya, Mirella sanggup menerima keadaan Gibran apa adanya. Namun, di sisi lain hatinya Gibran masih merasa ragu.

Terlebih dengan statusnya sebagai suami Gaby saat ini.

Atau mungkin, Gibran perlu membicarakan masalah ini dengan Gaby terlebih dahulu?

Agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari?

Untuk sejenak Gibran berpikir, hingga setelahnya lelaki berkaus hitam itu menggeleng cepat.

Buat apa juga dia harus meminta persetujuan Gaby untuk menikahi Mirella?

Bukankah Gaby sendiri yang mengatakan bahwa Gibran berhak menjalin hubungan dengan siapapun tanpa harus meminta persetujuan Gaby terlebih dahulu?

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang