58. PENGAKUAN FREDDY

2 0 0
                                    

Malam tadi Mirella tidak pulang.

Ada kemungkinan wanita itu bersama Gibran.

Seorang lelaki terduduk gelisah sejak tadi di depan teras rumahnya bergegas masuk ke dalam rumah dan menuju paviliun belakang rumah.

Membuka pintu paviliun dengan tergesa lalu masuk ke dalam sebuah ruangan rahasia di sana.

Sebuah ruangan tempat dirinya mengkoleksi puluhan bahkan ratusan foto-foto lelaki yang telah menjadi korban kebrutalannya selama ini.

Berkat kepintaran, kecerdikan dan reputasinya yang baik di umum, Reno sukses menutupi sisi gelap dalam dirinya sebagai seorang guy alias h0m0s*ksu4l akut. Parahnya, lelaki itu tak segan-segan melenyapkan nyawa orang lain yang hendak menghalangi rencananya.

Bahkan kekejaman seorang Reno tidak terhenti sampai di situ. Sebab, siapapun lelaki yang menjadi incarannya akan dipastikan berakhir dalam keadaan tragis setelah Reno berhasil menyalurkan h4sr4t terpendamnya terhadap lelaki yang menjadi incarannya itu, dimana salah satu korban sebelumnya adalah Erga.

Entah sudah berapa lelaki yang menjadi korban kegilaannya, Reno sendiri tak dapat menghitungnya.

Selama ini, Reno selalu berhasil memperoleh apa yang dia inginkan, termasuk mengelabui para lelaki bodoh yang menjadi incarannya.

Dan kali ini, saat dirinya begitu terobsesi pada Gibran, Reno akui dirinya begitu mengalami kesulitan dikarenakan keberadaan orang-orang di sekitar Gibran yang jelas tidak bisa dia remehkan.

Hubungan yang terjalin antara Gibran dengan Gaby membuat semua rencananya menjadi lebih sulit. Terlebih saat Reno mengetahui siapa sebenarnya Gaby?

Siapa sebenarnya Theo?

Dan siapa sebenarnya Mirella?

Seketika percakapan antara dirinya dengan Freddy di lapas beberapa waktu lalu kembali merasuk dalam memori ingatannya.

Membuat seorang Reno semakin dilanda kegelisahan.

*

"Seandainya, aku mengatakan hal yang sebenarnya, apa Anda akan mempercayaiku?" ucap Freddy lagi.

"Tergantung," kata Reno sambil mengedikkan bahu. "Aku akan percaya jika memang Anda bisa menunjukkan bukti akurat mengenai apa yang Anda katakan."

"Kalau begitu, mari kita buat kesepakatan," balas Freddy cepat.

"Kesepakatan?" kedua alis tebal milik Reno bertaut.

Freddy mengangguk. "Ya sebuah kesepakatan, karena kenyataannya, bukan aku yang telah membunuh Yogi! Aku tidak bodoh. Mana mungkin aku meninggalkan jejak atas kejahatan yang telah aku lakukan dengan begitu jelas?" Freddy menyeringai sebelum akhirnya dia kembali melanjutkan perkataannya.

"Pembunuh Yogi yang sebenarnya adalah Mirella..."

Reno jelas terkejut. Namun ekspresinya tetap tenang.

"Mirella divonis Dokter mengidap post traumatic stress disorder atau PTSD akibat kekerasan fisik yang dideritanya semasa kecil. Seiring waktu, hal ini berkembang ketika Mirella mengalami penyiksaan s*ksual yang cukup ekstreem sewaktu dirinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Shang Hai. Aku menemukan Mirella dalam kondisi yang begitu mengenaskan, dia diikat di sebuah kandang anjing dan diperlakukan layaknya binatang oleh majikannya yang merupakan rekan bisnisku. Aku membeli Mirella dari sang majikan lalu membawanya ke Indonesia setelah sebelumnya aku membiayai operasi plastik di wajahnya dan beberapa bagian tubuhnya yang cacat. Di Indonesia, aku memberikan dia kehidupan yang layak dengan syarat dia bersedia menjadi selirku dan tidak lagi berbuat aneh-aneh. Aku selalu mengancamnya jika dia sampai melakukan hal berbahaya baik terhadap orang lain mau pun terhadap dirinya sendiri, aku akan mengembalikannya pada majikannya di Shang Hai. Mendengar hal itu Mirella takut dan dia selalu mematuhi semua perintahku sampai akhirnya aku menemukan Mirella membunuh bodyguard yang telah aku perintahkan untuk menjaganya sebelum aku memperkerjakan Jimmy dan Alan."

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang