36. PERTANYAAN MIMI

1 0 0
                                    

"Gibran?" pekik Mirella kaget. Perempuan itu bangkit dari posisinya. Duduk di atas ranjang. Dari ekspresi wajahnya, dia kelihatan bingung. "Pakaianku?" gumamnya lagi begitu dilihatnya pakaian yang dia kenakan saat ini bukanlah pakaian miliknya yang dia pakai tadi malam.


Gibran masih bertahan pada posisinya, dia tersenyum melihat ekspresi Mirella.

"Aku suruh Bi Murni mencuci pakaianmu karena kotor," jawab Gibran dengan santainya.

"Kamu yang sudah mengganti pakaianku?" tanya Mirella kemudian.

Gibran menggangguk dan mengiyakan, membuat wajah Mirella kian merona.

"Sebelumnya, Aku bahkan sudah melihat semuanya, jadi aku pikir nggak ada masalah kalau aku yang menggantikan pakaianmu. Kamu tenang aja, kamu tahu aku, kan? Aku bukan tipe lelaki yang suka mencuri kesempatan dalam kesempitan," ucap Gibran dengan senyuman mempesonanya.

Mirella jadi cemberut. Dia memukul wajah Gibran dengan bantal. "Mana aku tau kalau kamu masih Gibran yang aku kenal dulu! Siapa tau, kamu itu sekarang sudah menjelma menjadi seorang playboy yang suka tebar pesona dan menggombali perempuan! Buktinya, dengan statusmu sekarang, kamu bisa-bisanya tidur di sampingku!" sindir Mirella ketus. Dia terduduk di sisi Gibran sambil bersidekap.

Gibran jadi tertawa. "Aku masih Gibran yang dulu, tenang saja," katanya seraya mencuil ujung hidung Mirella yang mancung dan menggemaskan.

Mirella menepis tangan Gibran dari wajahnya. Bibirnya masih mengerucut. Hingga setelahnya, wanita berkemeja putih itu kembali berkata, "tidak menutup kemungkinan bahwa semua orang bisa saja berubah, kan?"


Tawa di bibir Gibran surut tatkala dia mendapati sorot aneh di mata Mirella saat itu. Sorot mata yang tak pernah Gibran lihat sebelumnya.


Hening sempat tercipta sejenak di antara keduanya hingga tawa Mirella pun pecah membahana.

Tawa yang terdengar begitu geli.

Dia menepuk-nepuk bahu Gibran dengan sebelah tangannya.

"Kamu kenapa? Serius sekali? Aku kan cuma bercanda, iya-iya, aku percaya, kamu masih Gibran yang dulu. Gibran yang pemberani dan selalu jadi pelindungnya Mimi," kata Mirella setelahnya.

Perasaan aneh yang sempat hinggap dalam benak Gibran pun menghilang begitu saja. Lelaki itu jadi ikutan tertawa karena sudah terlalu menanggapi serius perubahan ekspresi yang ditunjukkan Mirella tadi.

"Sejak kapan kamu pintar berakting?" tanya Gibran.

Mirella mendekat. Dia membungkuk di sisi Gibran, hendak membisikkan sesuatu dengan posisi bibir yang nyaris mencium pipi Gibran.

"Sejak Freddy mengajariku begitu banyak hal tentang cara memuaskan lelaki."

Gibran menoleh hingga bibir merekalah yang nyaris beradu saat ini. Tatapan keduanya saling mengunci satu sama lain.


"Apa saja yang sudah dilakukan Freddy padamu?" tanya Gibran dengan wajah serius. Tatapannya tajam dan dingin. Mendengar ucapan Mirella, entah kenapa Gibran merasa begitu marah.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang